"Jess." Panggilan Jack membuat Jessica tersadar. Ia menyadari jika wanita bernama Clara itu sudah menghilang entah sejak kapan.
"Aku pikir aku akan pergi." Jessica berjongkok, membersihkan makanan yang terjatuh.
"Kau bilang, kau membawakan makan untukku," ujar Jack menaikkan sebelah alisnya.
Jessica menunjukkan box makanan yang terjatuh. "Sudah jatuh. Kupikir, ini sudah tidak layak untuk dimakan."
"Makanannya masih berada di dalam box, kan? Belum sama sekali menyentuh lantai. Jadi kupikir kita masih bisa memakannya."
"Tapi-"
Jack berjongkok, meraih tangan Jessica menuntunnya untuk ikut berdiri, membawa wanita itu ke sofa. Lalu meletakkan box makanan di atas meja. "Tolong gulungkan lengan kemejaku," ujar Jack memberikan lengannya tepat di depan Jessica.
Tanpa banyak bicara, Jessica melakukan apa yang sesuai diperintahkan Jack kepadanya. Melinting lengan kemeja pria itu secara bergantian, tanpa banyak berbicara. Setelah itu, Jessica mulai membuka penutup box, menyediakan semua makanan yang ia bawa disusun di atas meja.
Jack mulai mengambil potongan
ayam, lalu dicelupkan ke dalam saus dan mayonaise itu tidak luput dari pandangan Jessica. "Kenapa kau melihatku saja, makanlah," ujar Jack tanpa melihat Jessica dan itu membuatnya benar-benar salah tingkah sekarang.Karena Jack mengetahui jika dirinya sejak tadi terus mencuri pandang ke arahnya. Jessica berdehem, lalu mulai melakukan seperti ketika Jack melakukannya tadi. Seketika keadaan menjadi hening, mereka makan dalam diam, tanpa ada yang berbicara.
Tak terasa, makanan yang tadi dibawa oleh Jessica kini habis. Hanya tersisa remahan-remahan dari tepung ayam. "Aku sangat kenyang," gumam Jack menyandarkan tubuhnya.
Ketika mengetahui kebiasaan Jack bagaimana pria itu sudah kenyang, Jessica langsung berdiri menarik tangan Jack. "Berdiri, cucilah tanganmu baru setelahnya kau bisa tidur."
"Tapi Jess aku sangat mengantuk," gumam Jack yang akan menutup matanya.
"Kebiasaan jelekmu harus diubah, kak!" geram Jessica, menarik tangan Jack. "Cepat buka matamu! Dan aku akan mengantarmu cuci tangan."
Jack membuka matanya, mendengus. Lalu berdiri dengan menggerutu, membuat Jessica terkekeh geli. "Bahkan aku bukan bocah lagi," gerutu Jack yang masih bisa di dengar Jessica.
Selepas Jessica cuci tangan, ia membersihkan meja. Bersiap untuk pulang. "Kak, aku pulang," ujar Jessica, menatap Jack yang memejamkan matanya.
Jessica menghampiri Jack, menendang pelan kaki kakaknya hingga pria itu membuka mata. "Aku pulang dulu."
Jack mengangguk pelan. "hati-hati. Selepas dari kantor aku akan ke apartemenmu," gumamnya membalas.
Jessica mengangguk menaggapi.
***
Butiknya sebentar lagi akan selesai, karena ini sudah dalam tahap mendekorasi. Ah, Jessica tidak sabar untuk segera meluncurkan desain pertamanya. Karena ini bertepatan dengan musim semi, Jessica sudah menyiapkan semuanya. Entah itu dari bahan kain, hingga pernak-pernik lainnya.
Jessica menatap buku desain yang berada di pangkuannya. Sedikit lagi, ia akan menyelesaikan entah karya keberapanya ini. Desain sebuah gaun pernikahan yang sangat diimpikan Jessica. Mungkin ini akan ia simpan. Lalu, ia akan membuatnya menjadi nyata nanti ketika dirinya sudah menemukan seseorang yang dicintai dan mencintainya sepenuh hati.
Gaun indah yang menjuntai ke bawah berbentuk mekar dengan memiliki ekor yang lebar dan memanjang, tanpa lengan. Lalu, ada sedikit hiasan di bagian bawahnya. Mungkin nanti, Jessica akan memberikan sentuhan-sentuhan terakhir untuk klimaksnya. Jessica menatap hasil desainnya dengan sangat puas, nanti ia akan menjadikan gaun pernikahannya ini berwarna putih tulang bercorak emas.
"Jess, kupikir kau tidak ada di sini." Suara sahabatnya terdengar membuat Jessica membereskan buku desain serta mejanya yang berantakan.
"Kemarilah, Sky," ujar Jessica tanpa menoleh membuat Skyla mendengus.
Jessica sontak mendongak, tersenyum lebar memperlihatkan gigi rapinya. "Di mana Nathan dan Nathalie?" tanya Jessica mengalihkan.
"Di rumah bersama Daniel," balas Skyla menjatuhkan tubuhnya duduk di sofa.
Jessica mengangguk. "Tumben dia mau mengurus Nathan dan Nathalie tanpa dirimu."
"Karena di mansion ada dua curut yang selalu bersama-sama. Kau paham mereka bertiga tidak bisa dipisahkan."
"Oh ada kak Jack dan kak Njelo?"
Skyla mengangguk malas. "Maka dari itu aku kabur kemari."
"Dan membiarkan mereka merawat anakmu," sambung Jessica terkekeh.
"Sudah lama kita tidak memiliki waktu berempat," ujar Skyla. "Hubungi Laura dan Angela suruh mereka kemari."
"Siap Nyonya O'brien." Jessica membungkuk membuat Skyla mendengus kesal.
***
Semulanya apartemen Jessica yang rapi, bersih kini sudah menjadi kotor dan bungkus-bungkus berserakan di mana-mana. Hanya dalam beberapa detik begitu Laura dan Angela datang, maka semua akan berbentuk seperti kapal pecah.
Ya, Laura dan Angela adalah biangnya dari kerusuhan. Apalagi Angela, merasa paling muda di antara mereka membuatnya seenak jidat. Bukan berarti umur mereka terpaut jauh. Hanya saja, mereka lahir di tahun yang sama, untuk Angela lahir di penutup tahun.
"Kalian berdua! Awas saja jika nanti kabur pulang, tanpa membereskan kekacauan yang kalian buat. Aku tidak mengijinkan lagi kalian datang kemari!" teriak Jessica dari arah dapur.
Sekarang, Jessica dan Skyla sedang berkutat di dapur. Mereka berencana membuat cup cake dengan bermodalkan resep di buku panduan dan video dan mereka akan membuat dua rasa cup cake yang berbeda.
"Sky, kau buat yang stroberi dan aku yang oreo. Oke?"
Skyla mengangguk, mengacungkan jempolnya. "Semoga saja rasanya sesuai dengan yang kita bayangkan, Jess."
Jessica mengangguk setuju. "Jika rasanya hancur lebih baik kita memaksa mereka berdua yang menghabiskan," ujarnya terkekeh yang menular pada Skyla.
"Oh jadi kalian bermaksud membuatku dan Laura menjadi kelinci percobaan?" gerutu Angela terdengar membuat kedua orang yang sibuk membuat cup cake menoleh.
Jessica memutar bola matanya. "Kalian pergilah! Aku tidak yakin kalian di sini akan membantu."
Angela menjulurkan lidahnya. "Siapa juga yang ingin membantu kalian. Lebih baik aku menerima jadi."
"Aku heran kenapa Justin tergila-gila pada wanita sepertimu," celetuk Jessica.
Angela mengibaskan rambutnya sebelum melangkah. "Aku juga heran kenapa kak Jack menyukai adiknya."
Cup cake cantik yang sudah Jessica dan Skyla buat selama kurang lebih empat jam berkutat di dapur akhirnya selesai juga.
Jessica bersorak senang melihat hasil karyanya. Tidak sia-sia dirinya dan Skyla berkutat di dapur selama itu. Jessica mengambil cup cake stroberi dan melahapnya. Wanita itu memejamkan mata, menikmati kelembutan teksturnya. "Oh Sky, ini sungguh enak," ujarnya setelah selesai dengan suapan terakhir.
Skyla berbinar. "Sungguh?"
Jessica mengangguk bersemangat, Skyla ikut mengambil cup cakenya. Lalu melahap dalam sekali suapan, membuat pipinya menggembung. "Apakah semuanya sudah beres?" Suara Daniel terdengar membuat Skyla sontak menoleh.
"Kau kemari?"
Daniel mengangguk. "Ya, aku menyusulmu. Dengan Nathan dan Nathalie."
"Itu berarti Jack juga ada di sini?" Jessica menebak, Daniel tersenyum miring.
"Kalian, benar-benar menyebalkan! Tidak bisakah kau sehari saja tidak merecoki istrimu," gerutu Jessica menghentakkan kakinya.
"Bilang saja kau rindu dengan kakak sialanmu itu, Jess," ujar Daniel mengejek sembari memasukkan cup cake oreo ke dalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet Life Together: Jack and Jessica [Re-Publish]
Roman d'amour#Girls Love Series 2 Start: 03 September 2019 "Bitter Sweet Life Together." -Between lust and sin or love-