Kanae dan Shinobu memandang jijik sebuah kain berwarna hitam yang diberikan seorang kakushi pada mereka berdua. Tanpa ampun keduanya segera menyalakan api di dalam tungku dan melempar kain yang merupakan seragam pemburu iblis itu kedalam kobaran api. Kanae tersenyum miring sementara Shinobu tengah melemaskan jemari tangannya sambil menatap kakushi yang lari ketakutan.
"Semua laki-laki itu sama saja. Suka sekali melihat perempuan menebar kemolekannya." Gerutu Shinobu sembari duduk di sisi pekarangan kediaman kupu-kupu yang berdekatan dengan dapur. Di sana, banyak kupu-kupu yang mengitari mereka berdua.
Kanae pun tertawa lembut dan menyentuh pundak sang adik pelan, "aku tidak sabar bertugas."
Shinobu menatap lamat-lamat Kanae, "Kak, jawablah yang jujur. Kakak ingin segera bertugas, apa keluar dari sini agar bisa mencari Kanao-nee?"
Kanae tertawa malu-malu. Tidak memberi jawaban yang sudah jelas kepastiannya.
"Tapi aku sependapat denganmu kak. Meski teknik seranganku tidak mematikan secara langsung, tapi setidaknya kita bisa membantu warga menyediakan ekstrak bunga wisteria untuk penjagaan sewaktu-waktu kita datang sedikit terlambat." Racau Shinobu yang kemudian melanjutkan, "hanya saja! Seragamnya. S E R A G A M N Y A! Ya ampun. Memangnya kita mau peragaan busana?"
Kanae menghela napas, "mau bagaimana lagi? Mereka pikir karena pilar cinta menyukainya, kita akan sependapat dengannya. Heh."
Keduanya menghela napas pasrah dan kembali ke dapur begitu mereka ingat harus menyiapkan air hangat untuk mandi para penghuni kediaman kupu-kupu.
Di kediaman Shinazugawa, Sanemi berlatih seperti orang kesetanan. Lawannya yang merupakan teman seperguruannya itu banyak yang tumbang tak berdaya menghadapi tenaga remaja berumur 16 tahun itu.
"Shinazugawa. Sebaiknya kita hentikan latihan ini. Sudah petang." Ujar salah seorang pemburu iblis.
Sanemi hendak memarahi orang yang berani menghentikannya, namun segera ia tahan begitu tahu bahwa Masachika-lah yang melakukannya. Mendengus kesal, Sanemi pun melempar pedang kayu untuk berlatih itu kelantai begitu saja.
"Shinazugawa, tunggu!" Pekik Masachika begitu melihat Sanemi pergi begitu saja meninggalkan mereka. Sementara yang lainnya pun tanpa aba-aba segera pergi menuju rumah masing-masing dengan tubuh yang lelah serta bermandikan peluh.
"Pergilah. Aku sedang tak ingin diganggu." Ujar Sanemi sembari mempercepat langkahnya keluar dari dojo menuju kediamannya bersama sang kakak.
Masachika pun menghentikan langkahnya dan tersenyum sedih melihat punggung sahabatnya menghilang di balik pintu dojo.
'Kau selalu berlatih keras ketika sesuatu mengganjal pikiranmu.'
.
.
.Tengen keluar dari kediamannya dan berlari menuju kediaman pilar matahari. Suasana sepi di sana benar-benar mencekiknya. Sebenarnya tidak benar-benar sepi. Ada pengurus rumah yang baru bernama Masaki-basan yang menemaninya. Namun suasana di sana benar-benar terasa hampa hingga membuat Tengen memilih pergi bertemu Rengoku dan lainnya.
"Selamat malam!" Pekik Tengen semangat.
Pintu dibuka, dan Kyojuro menjawab sapaan Tengen tak kalah semangat.
"Apakah kau akan menginap lagi di sini?" Tanya Kyojuro mempersilakan Tengen masuk.
"Tidak tahu. Tapi kalau begitu, Masaki-bachan seorang diri di sana untuk kesekian kalinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEARCH! - REVERSE [ SEASON 2 ]
Aktuelle LiteraturMereka tak lagi terjangkau, tak lagi terdengar kabarnya. Mungkin kata pepatah itu benar, kau harus berlinang darah dan air mata untuk mendapatkan sesuatu yang sangat berharga. S E K U E L DARI KISATSUTAI! - REVERSE STILL FULL OF OOC