Delapanbelas~

1.5K 174 7
                                    

"dek bangun" winwin mengguncang-guncangkan tubuh adiknya itu.

"duh apa sih kak? masih ngantuk"

"kamu ga bakal sekolah? udah telat ini"

dengan mata yang masih terpejam, begitu mendengar bahwa ia sudah telat. jisung melebarkan matanya.

"lah iya anjir" ucapnya.

winwin hanya menggelengkan kepalanya begitu melihat adiknya tengah panik karena ulahnya, ia melenggang dari kamar jisung menuju lantai 1.

"bentar ya jae, jisung kalo siap-siap emang suka lama"

jaemin hanya tersenyum mendengar hal itu, ia hanya sedang membayangkan bagaimana wajah panik kekasih pura-puranya itu.

"nak jaemin udah sarapan?" tanya sang bunda

"u, udah kok tante" sang bunda hanya menganggukkan kepalanya.

30 menit berlalu, jisung sudah selesai dengan siap-siapnya. kini ia tengah menuruni tangga menghampiri kakaknya untuk mengantarkan ia ke sekolah.

"kak win aku udah siap nih, yu berangkat"

"sarapan dulu dek" teriak sang bunda.

jisung menggeleng, "ngga bun, udah telat aku"

"masih jam setengah 7 dek, apanya yang telat?" ucap winwin.

"kamu berangkat sama jaemin" lanjutnya.

jisung melebarkan matanya, "APAAN? OGAH AH" teriaknya.

"eh ngga boleh gitu sayang" ucap sang bunda.

"tapi bun aku ngga mau" ucapnya sambil merajuk.

"eh, udah ah itu kasian jaemin udah nunggu kamu daritadi"

dengan langkah malas jisung menghampiri kakak tingkatnya itu. bukan, dia bukan tidak mau karna benci pada jaemin, dia hanya tidak siap jika nanti suara jantungnya terdengar oleh jaemin. jisung pasti akan malu.

jaemin memasang senyum terbaiknya, ia merangkul bahu jisung dan berjalan beriringan keluar rumah setelah berpamitan dengan sang bunda dan kak winwin.

"udah siap?" tanyanya, jisung hanya mengangguk. dan mereka pun masuk ke mobil.

tanpa mereka sadari, ada seseorang yang terus saja memperhatikan mereka sedari tadi.

.

.

"jisung"

jisung menoleh ke sumber suara, itu chenle. sahabatnya.

"hoi chen"

"lah lo ga jadi di anter kak jaemin?"

"jadi"

"terus?"

"gue jalan duluan, dia masih diparkiran" chenle menganggukkan kepalanya.

"sambil jalan ke kelas yu chen" ia mengangguk lagi.

"eh sung, liat"

chenle memperlihatkan ponselnya, jisung yakin itu baru.

"ganti ponsel lagi?"

"iya, bosen gue sama ponsel yang kemarin"

"lo? bisa-bisa tiap detik ganti ponsel dah chen" chenle hanya nyengir.

.

"sung istirahat yok"

"bentar" ucap jisung sambil merapihkan buku-bukunya ke dalam tasnya.

"jisung-ah"

jisung memejamkan matanya, ia hafal suara ini dan ia sama sekali tak mau mengubris atau pun melihat wajahnya.

"apa anjir pergi lo"

"eh kalo ke pacar tuh baik-baik napa"

"MANA ADA PACAR, GILA!" teriaknya, dan untungnya kelas saat itu tengah kosong.

kini entah kenapa wajahnya memerah.

chenle hanya tersenyum ketika melihat wajah sahabatnya yang kusut, kini mereka bertiga-jisung, jaemin, chenle-tengah berjalan menuju kantin. jisung kesal, karena kakak tingkatnya ini tidak mau menjauh darinya, ia sudah beberapa kali mengomel disepanjang jalan menuju kantin hanya untuk menyuruhnya pergi. tapi namanya juga jaemin, ia takkan mau.

"kenapa sih jae lo ngikutin gue terus?"

"aku kan pacar kamu sekarang, jadi wajar kalo aku ngikutin kemanapun kamu pergi" jawabnya.

jisung merotasikan bola matanya, "terserah, yu chen"

chenle kebingungan ketika lengannya ditarik oleh jisung, "eh? d, duluan kak"

jaemin menghela nafas pelan, lalu tersenyum. berlari kecil menyusul kekasihnya itu.

.

halo:)
setuju ga kalau aku up book baru?

MOVE ON | JAESUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang