#16 "SARAH'S BLESSING"

298 40 4
                                    

Chapter edited!

Wendy memperhatikan senyuman Sarah yang selebar jajanan pinggir jalan -tteopeokki itu. Merasa takjub dengan kehadiran seorang lelaki foreigner yang bisa meluluhkan adiknya yang selalu over takut kepada orang baru.

Wendy memperhatikan bagaimana jemari Sarah menjulur duluan ke atas, lalu tanpa ragu digenggam si foreigner tersebut.

Smooth. Sangat mustahil.

Seakan dengan mantra zimzalabim, mereka berdua berjalan bersebelahan sambil menebar senyum ke lingkungan sekitar. Meninggalkan Wendy yang masih berjalan di pikirannya saja. Sibuk untuk iri dengki.

Mungkin karena lapar, adiknya jadi mau-mau bak pudel.

"Eh!" Kaki Wendy akhirnya melangkah untuk mengejar. Takut saja adiknya diculik, dan dia akan merasa bersalah seumur hidupnya akibat kenakalan remaja sesaatnya.

"Sarah! Sini sama kakak ngambil es k-limnya~" Kedua orang itu berhenti. Si lelaki asing terkekeh karena pengucapan lucu huruf L dari Wendy. Sarah berbalik seraya melepaskan tangannya dari lelaki tersebut. "Aaakhhh!! Kkaaa!! Hushh~" Wendy tersedak ludah karena jeritan si berang-berang kecil. Membuat seseorang lainnya terkekeh- orang yang sekarang belum mampu menarik perhatian Wendy, karena sang adik adalah prioritas penuhnya.

"Nona, tidak apa. Biar saya temani adikmu, saya tidak akan kabur. Kamu bisa menyimpan tanda pengenal saya jika perlu." -atau melihat wajah saya, maka kau akan langsung percaya saya orang baik. Ke-narsis-an tiada tara si foreigner.

Wendy bergulat dengan pikiran lagi, saat lengan-lengan kokoh di depannya itu bergerak meraba-raba kantong jaket, mungkin mencari tanda pengenal yang dimaksud tadi. "Oh! Tidak perlu!" Lelaki itu berhenti, lalu memandang manik mata yang tidak pernah melihatnya itu, pandangannya masih turun di rerumputan.

"A-aku lihat seseorang melihat ke kamu seperti ingin marah padamu. Aku yakin kamu bagian dari sukarelawan itu." Hubungan sebab-akibat yang bagus. Agak menyakitkan. Tapi dia gadis manis. Tidak apa.

Lelaki itu berbalik untuk memastikan ucapan Wendy, dan mendapat serangan mata elang dari- "Irene sialan," gumamnya. "Aku percaya padamu." Kata Wendy lagi. Lelaki itu meregangkan hati karena ucapan lembutnya.

Dan akhirnya lelaki itu, si Yoongi, mendapatkan highlight dari manik gadis tersebut. Indah, cemerlang, menyilaukan, seperti milik si berang-berang kecil.

Dia jadi gugup karena manik itu terus melihatnya, "A-ah baiklah, adikmu sudah marah, kami harus cepat." Yoongi menggendong Sarah karena merasa tak ada waktu lagi untuk terperosok ke kubangan mata coklat gadis di hadapannya.

Masa baru menapaki tempat baru, sudah baper. Malu sama harga diri selangitnya.

*****

Sarah duduk di meja sambil memakan es krim dan menatap kakaknya yang sedang duduk di rerumputan pinggir sungai. Sesekali kakak cantiknya itu akan berbalik dari pandangannya ke air sungai hanya untuk tersenyum kepada Sarah. Hati kecilnya jadi tak enak sudah membentaki kakaknya. Tipikal anak berang-berang kecil yang labil.

"Kenapa?" Yoongi sedang ngalus, saat Bobby mendekat dengan ember cucian gelas.

"Hah Suga malas-malasan saja dapat anak kecil disini. Aku yang rajin begini kayaknya masih antre dipilihkan Tuhan yang terbaik." Dengan muka kecewa dramatisnya, sarkasme Bobby ikut pergi dengan fisiknya masuk ke dalam tenda, membawa baskom berisi gelas basah.

Sarah tak paham ucapan orang dewasa itu, hanya terus menyuapi mulutnya dengan es krim lagi dan balik menatap Yoongi. "Kacian ya akak." "Saya?" -kalau iya, dia mau melemparnya. Anak kecil itu menghinanya karena mulut biadab Bobby?

Yoongi hanya tersenyum, membelai rambut Sarah. "Bukan~ kacian akak Wendy, tuuu~" Sarah menunjuk ke seseorang di dekat sungai. Oh~ tidak jadi lempar orang deh. Lempar panah cint-ekhem.

"Kenapa dimarahin tadi?" "Akak kabul dali lumah. Kan tidak bahik. Mama pasti cedih. Ajak Salah lagi ih, kan salah pengen cucu." Yoongi masih mengelusnya, "Bukan kabur sayang. Dia tak bawa apa-apa. Nanti pasti kembali ke rumah. Lihat? Dia tersenyum, sayang sekali sama kamu. Khawatir, karena kamu bersama kakak."

Sarah menggeleng, "Kakkak bahik kok~" Yoongi mencubit pelan pipi si berang-berang manis. Dengan cepat, sebelum dipergoki kakaknya. Nanti dia deg-degan lagi kalau dipelototi si gadis manis.

"Terimakasih pujiannya. Eh, kita belum kenalan. Namaku Yoongi, kamu?" "Salahhh!!" Sarah memeluk lengan Yoongi yang terulur ke depan. Minta jabatan tangan kecilnya, tapi diberikan tingkah keimutannya. Ia ingin menangis gemas, dengan kakak si Sarah. "L nya tapi bukan l itu. Salah lom bica omongnya ihh~" "Kakak paham kok. Sarah kan?" Dan Sarah hanya tertawa riang setelah itu.

"Kakkak Yoong~" Begitu melepaskan lengan, Sarah menatap serius ke Yoongi. Ada-ada saja, pikir lelaki itu. "Kenapa Sarah?" "Akakku manish ya?" Yoongi mengangguk tanpa berpikir. Eh! Apakah dia ketahuan? Pipinya panas.

"Kenapa Rah? Boleh kakak bawa?" Pertanyaannya itu asal-asalan. Tapi, Sarah?

Sarah terdiam. Melihat mata Yoongi.

Yoongi jadi salah tingkah. Apakah Sarah paham?











"Bolehhh ihhh!! Ambil jaaaaa!!" Sarah histeris, senang(?)

'bucet, lampu hijau cuma cetengah jam' -Yoongi speechless, ikutan bahasa Sarah

'ada yang menggosipkanku?' -Wendy kelilipan bulu mata sendiri

Fin

Created 15/01/20

Buntu gais buntuuuu

Yang tidak paham bahasa Sarah, sini bilang!!!!!!

BOY WITH LUV (WENGA/SEULMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang