1

68 19 13
                                    

Malam Minggu waktunya turu,

Begitulah kalau kata Lura. Gadis dengan ramput sepunggung ini menganggap malam Minggu atau satnight bahasa kerennya adalah waktu yang sangat cocok untuk memanjakan tubuhnya dengan kasur.

Apalagi jika posisinya tidak punya gandengan seperti Lura, malam Minggu cocoknya ya hanya turu.

Tapi untuk setahun belakangan ini malam Minggu Lura lebih berfaedah, tidak hanya untuk malas-malasan saja.

'Kumpul with cowok handsome.'

Rutinitas malam Minggunya saat ini.

Empat anak laki-laki yang sudah menduduki bangku perkuliahan, berbekal paras menawan, dengan otak encer mengalahkan es teler, tidak tahu bagaimana ceritanya bisa menjadi sohib Lura yang tidak bisa dikatakan wah. Lura cuma gadis biasa, tidak ada yang mencolok dari dirinya. Mungkin karena doa nya supaya bisa mendapatkan teman cowok diluar lingkungan sekolahan dikabulkan, ia jadi dipertemukan dengan empat sekawan tersebut.

'Kaya mimpi, tapi nyata.' Pikirnya waktu itu.

***

"Nambah satu mangkok lo yang bayar ya, Bang?"

Cowok kaos hitam lengan panjang, dengan jam hitam bermerek yang melingkari pergelangan tangannya hanya mendengkuskan hidungnya. Gadis dengan satu kepangan merayap di kepalanya ini tidak berhenti membujuknya untuk mendapatkan gratisan. Ia malah memamerkan senyum genit kepadanya yang ia balas tatapan sinis.

"Bang!"

Oh, nampaknya gadis ini mulai emosi. Cowok berkaos hitam tadi menahan tawanya. Ia menepuk-nepuk pelan kepala gadis berkepang tadi sebelum melayangkan jitakan keras kepadanya. Setelah itu ia langsung melesat pergi menghindari amukan gadis tersebut.

"Dasar, Abang jadi-jadian!"

Gelak tawa langsung terdengar dari dua pria berhoodie sama.

"Sakit kagak, Neng?" Tanya Farhan yang duduk di samping kanannya jahil. Bahkan ia mengulang adegan bujuk-membujuknya tadi dengan Reon yang berada di depannya. Lalu tertawa lagi sampai menggebrak-gebrak meja. Walaupun terpisahkan oleh meja, aksi mereka tetap lancar. Karena bagi mereka, 'Lura menderita, kita bahagia.'

Mereka tahu bahwa jitakan Alan tidak ada duanya. Sekali jitak bisa langsung kejang-kejang. Makanya jika salah satu dari mereka terkena jitakan maut Alan, yang lain langsung tertawa ngakak sambil membatin 'Mampus lu. Sakit kan?'

Lura menatap sinis kedua cowok itu. Tangannya terus mengusap-usap kepalanya yang terasa perih. Bibirnya terus menekuk, sekali-kali mengeluarkan umpatan untuk Alan.

"Bang Kevin, kepalaku perih. Usapin dong,"

"Ogah."

Gelak tawa lagi langsung menguar mengiringi penderitaan Lura. Ia mengerucutkan bibirnya menatap Kevin kesal. Lalu dengan kilat tangannya ia gunakan untuk menggeplak kuat mulut dua cecunguk yang terus menguarkan tawa untuknya.

"BANJIR! SAKIT OGEB!"

***
120120

Bantu vote, komen dan share. Lanjut terus bacanya!
Coker  bakalan nemenin kalian di sini!! Kyakyakyak

turu = tidur
coker = cowok keren

My Gopu GopuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang