Danke

12 3 0
                                    

Aku adalah seorang ibu yang mengurus perkerjaan rumah dan juga berkerja untuk menambahkan kebutuhan.

"Ibu, kakak belum pulang?" ucap anak ke duaku.

"Belum, mungkin sebentar lagi dia akan pulang." jawabku sambil tersenyum ke arahnya.

Aku juga bingung dengan anak pertamaku itu akhir akhir ini dia jarang sekali berbicara, dan ketika di tanya dia akan terus jawab bahwa tidak tetjadi apa - apa.

"Aku pulang.." saat mendengar itu aku langsung berlari ke depan pintu.

"Selamat datang." setelah mengucapkan itu aku langsung menatapnya kaget, dia basah kuyup padahal cuaca hari ini cerah dan tidak menandakan adanya hujan.

"Kamu kenapa kok basah kuyup?" aku langsung memegang bahunya khawatir.

"Ah.. Itu tadi aku terjatuh tepat sekali dengan genangan air, jadi basah deh haha.." gadis itu tetsenyum hambar.

Aku tau dia berbohong. Jika yang dia katakan saat ini benar kepalanya tidak akan basah.

"Kalau begitu mandi lah, ibu akan membuatkan makan malam. "

>>>

"Pagi bu! Sepertinya kakak melewatkan sarapannya dia berangkat terlalu pagi." ucap anak ke dua ku.

"Katanya ada urusan di sekolah makanya dia berangkat pagi." jelasku kepadanya.

Jujur aku sangat khawatir, dia dalam masa remaja dia mungkin akan sering merasakan tertekan di umurnya yang sekarang.

"Kalau begitu ayo berangkat bu!" kata anak laki laki ku.

"Iya ayo.." balasku tersenyum.

>>>

Aku pulang malam, hari ini banyak kerjaan jadi pulang malam.

Pukul 22:13

Anak keduaku itu sedah tertidur, dia sangat mandiri buktinya dia membuatkan kare untuk makan malam.

Aku membuka kamar anak permepuan ku dia belum kembali.

Iya sekarang aku khawatir.

Aku menggigit kuku ibu jari ku berpikir, gelisah.

Hingga aku mendapatkan ide untuk menelepon wali kelasnya.

'Hari ini dia tidak hadir.' saat mendengar itu mata ku langsung membulat kaget.

"Tapi pak,  jelas jelas dia pergi ke sekolah tadi pagi." aku berusaha membenarkan kebenaran.

'Saya tau dia bukan anak yang akan berbuat se enaknya. Tapi saya katakan ibu untuk memerhatikan anak ibu dengan baik.' jelas ibu guru yang merupakan wali kelas anak pertamaku itu.

"Baik, maaf mengganggu waktu anda." ucapku pasrah.

>>>

Aku melihat televisi, dari kemarin malam anak perempuanku belum pualng. Aku khawatir dan pasrah.

Aku beranjak dari dudukku di sofa untuk ke dapur dan membuatkan sarapan.

Belum sampai dapur aku mendengar televisi yang masih ku biarkan menyala.

'telah di temukan seorang gadis SMA melakukan tindakan bunuh diri dengan terjun bebas dari lantai 5 gedung kosong. Jika anda merasa kenal dengannya silakan hubungi kami.' setelah mendengar itu aku langsung menghadap ke belakang  dan aku melihat kartu pelajar milik anakku di sana.

Dengan keadaan panik aku langsung mengambil handphone ku menekankan nomor yang tertera di televisi dan langsung meneleponnya.

"Gadis SMA itu adalah anak saya!" aku langsung berteriak dengan cepat.

"Sekarang dia ada di mana?" tanyaku spontan.

>>>

Aku kaget melihat tubuhnya yabg sekarang sudah menjadi jasad, sekarang aku benar benar pasrah.

"Ini silakan dilihat, kemungkinan ini adalah diary harian milik anak anda."

Aku mengambilnya menatap tampilan depan buku kecil tersebut, dan mendapatkan kertas kecil yang seperti membatas halaman.

Aku membuak halaman tersebut dan menarik kertas kecil itu dan mendapatkan kalimat,

'Ibu, terimakasih. Aku akan selalu mencintaimu.'

Dengan sebuah foto keluarga kita yang merupakan foto beberapa tahun lalu.

fin.

Danke (germany) = Thank you/Terima kasih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Life Goes OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang