BAB I

6.2K 417 17
                                    



Semua kehidupan pasti akan berakhir, entah dalam waktu lama ataupun singkat. Namun, kehidupan seorang Kim Taehyung secara tiba-tiba runtuh saat saudara kembarnya meninggal. Meninggalkannya untuk terjatuh dalam lubang nestapa yang tak seharusnya dia terima. Menikah dengan lelaki yang begitu dia hormati sebagai tunangan kakaknya. Kakak kembarnya, Kim Seokjin.

Pemuda berambut pirang itu menguap malas melihat kakaknya mondar-mandir tak jelas dengan telepon bertengger ditelinganya. Dari tempatnya duduk dia masih bisa mendengar kakaknya berbicara manja dengan seseorang. Seseorang yang tinggal menunggu hitungan jam akan segera berubah status menjadi kakak iparnya.

"Kau menyebalkan Kim Namjoon!!"

Begitulah teriakan itu memekik, dalam duduk cantiknya Taehyung hanya menatap sang saudara kembar―prihatin- lantas menghela nafas saat matanya bersibobrok dengannya. Seokjin.

"Kalau kau mau membatalkan pernikahanmu katakan sekarang, aku akan segera memberi tahu Ibu dan Ayah."

Mata yang serupa dengan milik Taehyung itu memicing tajam lalu mendengus.

"Ck. Seandainya semudah itu aku pasti sudah membatalkannya sejak dulu bodoh."

"Dan semua itu menjadi tidak mudah karena kau terlalu tergila-gila pada Namjoon Hyung."

Taehyung bisa mendengar desahan nafas Seokjin lalu mata yang begitu serupa itu berubah sendu.

"Bukan tergila-gila.." kalimat itu menggantung sepihak menunggu terucap, Seokjin dengan perlahan menghempaskan tubuhnya disamping Taehyung lantas menangkup kedua pipi Taehyung sayang. "Aku tidak tergila-gila padanya Taehyung, aku hanya mencintainya.. Terlalu mencintainya hingga nyaris gila."

Mencintai hingga nyaris gila, begitulah yang selalu diucapkan Seokjin jika menyangkut pautkan perasaannya pada lelaki bermarga Kim itu. Taehyung sendiri hanya akan tersenyum melihat senyum Seokjin merekah. Kakaknya yang begitu dia sayangi ini harus bahagia, dan jika dengan bersama Kim Namjoon dia bisa selalu melihat senyum kakaknya itu merekah setiap saat. Maka dia hanya bisa berdoa semoga senyum itu untuk selamanya.

[][][]

Semua orang tengah sibuk pagi ini, Seokjin yang gelisah memandang cemas jam yang berdetak tak tahu malu dengan begitu pamrih tanpa menghiraukan orang-orang yang kini tampak sibuk mengatur ini itu untuk upacara pernikahan Seokjin dan Namjoon.

"Apa kau sudah mengambil cincinnya?" suara yang tampak gelisah itu tersisip diantara kegaduhan rumah keluarga Kim. Seokjin sang pemilik suara mengernyit saat suara disebrang terdengar di telinganya.

"Aku masih di bandara, satu jam lagi aku akan segera mengambil―"

"KAU BERCANDA KIM NAMJOON! ENAM JAM LAGI KITA NENIKAH DAN KAU BELUM MENGAMBIL CINCINNYA!!"

"Hei. Tenanglah, aku akan mengambilnya segera."

"Ck. Tidak tidak.. Biar aku saja yang mengambil cincinnya. Kau akan menghabiskan dua jam perjalanan untuk sampai ke tokonya dan satu jam tambahan untuk menuju rumahku. Belum lagi semua keadaan tak terduga seperti macet dan sebangsanya. Lebih baik aku yang mengambilnya."

"Tapi―"

"Tidak ada tapi, yang ada sekarang cepatlah bersiap dan jemput aku dirumah dengan mobil putihmu tiga jam lagi. Sampai jumpa dirumah, suamiku. Muach!"

Taehyung dengan curiga menghampiri Seokjin yang kini tengah memakai sepatu sembari mengorek-ngorek tas jinjingnya keruh. Dengan satu tepukan ringan dibahu, Taehyung menegur Seokjin lalu bertanya.

BLUE [NamV | KookV] PDF✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang