Adapun yang Namjoon pahami dari segala sikapnya atas keputusan paling tidak masuk akal tetang pernikahan konyol ini hanyalah satu. Dia salah, dia salah namun tak pernah bisa kembali.. Dia salah namun dia tak mau membatalkan semua kesalahan itu. Dia salah, dan dia tak perduli. Ya, dia memang bersalah.
Dengan langkah gontai ia berjalan Melewati lorong menuju kantornya, ia berbohong pada keluarga Seokjin, ia berbohong pada Taehyung. Ia berbohong jika ia ada urusan mendesak dikantor. Ia berbohong, berbohong untuk menyelamatkan dirinya sendiri yang tak pernah bisa berhenti merasa bersalah pada Taehyung dan keluarganya.
Sialnya ia malah memilih kabur, bukankah ia pengecut?
Sesampainya Namjoon di ruangannya ia menghempaskan tubuh besarnya pada sofa, mengusap rambutnya kasar dan memejamkan mata. Seokjin ada dalam pikirannya, pemuda yang telah membawa seluruh hatinya itu selalu ada dipikirannya, tersenyum dengan cara yang sama yang selalu membuatnya tak berhenti mengingkari kenyataan yang ada.
Kenapa kau meninggalkanku?
Kenapa kau begitu tega padaku?
Kenapa?
Semua pertanyaan itu bergelayut dalam pikiran Namjoon, menggantung secara permanen sejak Seokjin di kebumikan dan selalu saja sama. Kenapa? Kenapa semua itu tak pernah bisa ia temukan jawabannya.
[][][]
Jika kau tak bisa menerima semua, tutuplah matamu.
Jika kau masih tidak bisa, tutup telingamu.
Jika masih saja sama, maka buka hatimu...
Buka hatimu dan tersenyumlah.Taehyung terbangun saat langit sudah menggelap, ia tertidur dikamar lamanya karena kelelahan dan dari kamarnya Taehyung bisa mendengar sayup pembicaraan kedua orang tuanya dengan seseorang.
"Sepertinya Taehyung kelelahan, ia tertidur dikamarnya." itu suara ibu Taehyung yang begitu halus. Suara lain yang tampak berat menyahuti.
"Kalau begitu biarkan saja Taehyung tidur disini hari ini." itu suara ayahnya.
"Kalau begitu aku pamit, Bu." dan yang terakhir itu, Taehyung tahu suara siapa itu... Itu suara Namjoon, yah Kim Namjoon. Suaminya?
Perlahan Taehyung berjalan menuju ketiganya berada, ia berjalan mendekati ibunya lalu bersuara. "Aku sudah bangun,"
Raut wajah Namjoon tetap datar, ibunya tersenyum sembari mengusap rambut Taehyung dan ayah Taehyung memilih berdeham lalu beranjak pergi dari sana menuju sofa kesayangannya.
"Apa kau sudah lama?" Taehyung mencoba berbasa-basi namun hanya dibalas singkat oleh Namjoon.
"Tidak."
Mendengar jawaban Namjoon, Taehyung kemudian memeluk ibunya. "Maaf, aku pulang dulu. Lain kali aku kemari lagi."
[][][]
Setelah berpamitan Taehyung dan Namjoon berjalan beriringan menuju mobil Namjoon yang terparkir tepat didepan rumah Taehyung. Seperti biasa keduanya hanya diam, Namjoon memilih fokus menyetir dan Taehyung memilih fokus kembali tertidur. Kedua orang yang sama-sama acuh itu memang konyol. Dua orang itu tak bisa keluar dari zona nyaman mereka masing-masing namun memilih melaksanakan semuanya. Meskipun semua itu mereka lakukan untuk orang yang sama-sama mereka sayangi, semua itu tidaklah benar. Memang, seperti itu... Namun, Tuhan melihat segalanya, bahkan yang tersembunyipun Ia tahu. Ia tak mungkin menciptakan kesakitan tanpa obat. Jadi, mungkin... Sebuah jalan masih coba Tuhan susun untuk keduanya, dengan pernikahan konyol ini sebagai perantara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE [NamV | KookV] PDF✅️
FanfictionBiarkan cinta itu larut bersama keheningan. [NamV - KookV - Yaoi - Married] Complete in PDF Version