Chapter 5
Louis mendengarkan Mike yang terus berceloteh tentang ibunya yang terus memaksanya menikah.Sesekali ia terkekeh mendengar pertanyaan ibu Mike tentang orientasi sexsualnya saking frustasinya putranya tak kunjung menikah.Mendengar keluhan Mike,ia sedikit iri.Ia tak punya seseorang yang menanyakan dan memaksanya segera menikah.
"Apa Nattalie begitu membuatmu patah hati?"
Mike mendengus"Apa aku terlihat patah hati?"
"Terkadang,Ya"
"Aku tak patah hati sama sekali.Malah merasa lega"
"Kau benar-benar anak mami"
"Shut up your mouth...! Saat itu yang kupikirkan hanya meberikan menantu untuk mom.Dan kupikir Nattalie cukup pantas"
"Dan ternyata ia memang pantas untuk menjadi menantu.Bukan untuk ibumu.Tapi,untuk ibuku"ungkap Louis diakhiri tawa yang lebih terdengar ringkikan rusa terluka.
Mike tidak tertawa,ia hanya tersenyum miris mendengarkan tawa Louis.Bukan rahasiah lagi jika keluarga Louis adalah contoh terburuk dari sebuah keluarga.Mike bersyukur walaupun hanya ibu yang ia milki,setidaknya ia memilki ibu yang baik.
Percakapan mereka terhenti saat Regan datang dengan muka pucat dan ketakutan.Tubuhnya bergetar dengan bibir yang hampir berdarah karena ia gigit sekuat tenaga.Sontak membuat Mike dan Louis khawatir.
"Ada apa?" suara Mike terdengar khawatir.
"Bi-bisakah ss-saya pulang sir?"
"Ada apa Regan?"
"K-kumohon sir! Biarkan aku pulang?"suara Regan bergetar dengan bulir air mata yang mulai jatuh.Ia menggenggam tangan Mike dengan tangannya yang masih bergetar hebat.
"Baikalah aku akan mengantarmu"
Mike membawa Regan kepelukannya dan Regan tak menolaknya.Yang ia butuhkan saat ini memang sebuah pelukan.Tubuh besar Mike yang hangat membuatnya merasa nyaman dan terlindungi.
"Lou aku akan mengantarkan Regan"yang dijawab Louis dengan anggukan kepala.
Mike memapah Regan dengan tangan yang mengelus punggung Regan dengan lembut.Berusaha membuat Regan lebih tenang.Ada perasaan khawatir yang sangat ia rasakan saat melihat wajah pucat Regan.Ia ingin sekali tau apa yang membuat Regan ketakutan.Tapi,sekeras apapun ia mencoba bertanya Regan tak akan menjawabnya justru akan membuatnya lebih ketakutan.Mike mencoba mengontrol emosinya sebelum memaksa Regan mengatakan apa yang membuatnya pucat bagai mayat.
Damn!!! Ia ingin membunuh siapapun yang membuat Regan gemetar dan menangis. Ada perasaan posessif dan protectif yang ia rasakan terhadap Regan yang tak bisa ia sangkal.
Dalam mobilpun Mike tak melepaskan genggaman tangan Regan.Sejujurnya ia ingin sekali memeluk Regan.Sial!.Ia menyesal tak memakai supir jika tau kejadiannya akan seperti ini.
Mobil Audi Mike telah sampai di depan bangunan apertemen yang terlihat jelek di mata Mike membuat keningnya mengernyit.Terlebih saat Mike masuk kedalamnya.Hanya ada sebuah kamar tidur,ruang tengah serbaguna dengan sofa berwarna biru langit.
Mike membawa Regan duduk di sofa tanpa melepaskan genggaman tangan dan pelukannya.
"Kau ingin minum?"
Regan menggelengkan kepalanya pelan"Tidak! Kumohon,tetap di sini" ketakutannya membuatnya lupa siapa Mike sebenarnya.
"Baiklah,aku tidak akan pergi.Tidurlah!"
Mike membiarkan Regan tidur di pelukannya.Sejujurnya ia merasa sedang memeluk seorang gadis kecil yang ketakutan.Tapi,nyatanya ia sedang memeluk seorang pria dewasa yang terlalu cantik bahkan mampu membangkitkan gairahnya.Menghela nafas kasar,Mike menutup matanya berusaha mengistirahatkan tubuh dan pikirannya.
****
Mike bangun dengan tangan kebas dan leher pegal.Regan sudah tak ada di sampingnya.Ia mendengar suara benturan sendok dan piring dari arah dapur.Ia melihat jam menunjukan pukul 10 malam.Meregangkan tubuhnya,Mike berjalan ke arah dapur dan menemukan Regan dengan piama bergambar pororo yang membuatnya terlihat 10 kali lebih manis tengah menyeruput mie.Tanpa Regan sadari,Mike memandangi setiap gerakan Regan.
Tanpa suara Mike berjalan dan berdiri di hadapannya membuat Regan terkujut dan hampir menjatuhkan sumpit di tangannya.Wajah terkejut Regan membuat Mike harus menahan tawanya.Namun tak menyembunyikan senyum gelinya.
"Ma-maaf sir! Apa saya membangunkan anda?"
Regan memaki dirinya atas semua kecerobohan dirinya.Dimulai saat pertemuannya dengan Carmen,tangisan histeris seorang wanita hingga piyama yang ia gunakan saat ini.Tak ada pria dewasa yang menggunakan piayama bergambar pororo.Tapi,mau bagaimana lagi.Semua baju tidurnya memang bergambar pororo.
"Apa yang kau makan?"
"Ramen.Anda mau?"
"Boleh"
Setelah itu tak ada lagi percakapan yang terjadi hanya suara dentingan sumpit dan sendok.Sejujurnya Regan merasa canggung dengan situasinya sekarang.Sesekali Regan mencuri pandang kearah Mike yang dengan lahap memakan Ramennya.Wajahnya merona semerah tomat saa ia tertangkap basah tengah memandang Mike penuh minat.
Tak pernah sekalipun dalam hidupnya ia membayangkan duduk dan makan bersama seorang pria yang hanya dengan tatapan matanya membuat kakinya lemas.Ia memang pernah memiliki kekasih yang tampan dan sexy.Pertama dan ia harap yang terakhir.Pria pertamanya yang telah membuatnya enggan memulai hubungan lagi.Pria pertamanya yang membuatnya enggan percaya pada pria lagi.Perasaanya terlalu complicated.
Setelah makan ramen instan Mike duduk kembali ke sofa sambil memperhatikan Regan yang tampak nyaman dengan piyama pinguinnya sedang mencuci mangkuk.Entah mengapa ia menyukai Regan yang tengah mencuci piring.Inginnya ia memeluk Regan dari belakang dan menghirup wangi rambut Regan yang beraroma vanila.Manis dan menenangkan.
Merasakan ketertarikannya terhadap Regan.Mike mulai mempertimbangkan ucapan Louis tentang orientasi seksualnya.Selama ini memang tak ada seorangpun wanita yang membuatnya tertarik seperti ketertarikannya pada Regan.Bahkan Nattalie pun tidak.Tapi,jika memang ia seoarang gay.Bagaimana mungkin ia masih bernafsu untuk bercinta dengan wanita bertubuh indah.Apa ia seorang bisexual?.Tapi,egonya masih enggan mengakui bahwa ia tertarik pada seorang pria.
"Sir!"
Suara lembuat Regan menariknya kembali.shit!!! Bahkan hanya mendengar suaranya ia merinding.Regan begitu mempengaruhinya.
"Ehmmm... Terima kasih karna sudah mengantar saya pulang dan maaf merepotkan anda"Regan berbicara dengan kepala menunduk saking malunya.Inginnya ia berlari dan mengganti kembali pakaiannya dengan pakaian kerjanya sekalipun membuatnya tak nyaman.Ia sungguh terganggu dengan tatapan Mike yang terasa menelanjanginya.
"Tak masalah"
Regan mengangguk gugup tanpa berniat duduk di samping Mike.
Setelah beberapa menit tak ada seorangpun yang berbicara.Mike bangkit dari duduknya membuat Regan menatapnya.
"Aku pulang,besok kau tak perlu ke kantor! Istirahatlah!"
Regan menggeleng"Tidak Mr.Vladimir,saya akan kekantor.Saya baik-baik saja" Regan tak mungkin bolos saat ia belum genap seminggu bekerja.
Mike memandang Regan tajam.Setelah melihat mata Regan yang terlihat memohon,Mike menghembuskan nafas dan mengangguk membuat Regan tersenyum lebar.
Regan mengantar Mike sampai ke pintu.Sekali lagi Regan mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf yang di balas anggukan oleh Mike.
Namun,tiba-tiba Regan kembali terkejut dengan sikap Mike yang mengecup sudut bibirnya sebelum meninggalkannya diam membatu di depan puntu.
Mike menyetir dengan kecepatan yang membuatnya terlihat seperti buronan yang di kejar polisi.Ia medesah kesal pada dirinya sendiri.Merasa bodoh karena tak bisa menahan keinginannya untuk mencium Regan.Ia butuh mandi air dingin lagi dan lagi-lagi ini karena orang yang sama Regan Kennedy.
****
Sorry readers kalo update nya SUPER telat.
Tak ada alasan lain selain "males"
Kalo ada yang nanya cerita ini di lanjutkan atau enggak?
Dilanjutkan....
Tapi,Roxy gak nida update cepet-cepet.Oke Vomment..... o_O
