Hari ini ayesha sedang diberi tugas untuk mencari buku sejarah diperpustakaan oleh bu cicih.
salah satu guru sejarah yang bisa dibilang terkenal kejam.Bisa dibayangkan, bu cicih selalu memberikan tugas kepada murid- murid berupa soal esai yang jumlahnya selalu lebih dari 25 soal pertanyaan, kejam bukan?
Tetapi apa boleh buat, menjadi cerdas itu kan tidak mudah. Terlebih ayesha adalah murid yang tidak terlalu cerdas dan tidak terlalu bodoh. Jadi dia harus menerima semua dan berusaha untuk menambahkan semua nilainya.
Langkah kaki ayesha kini sudah berdiri didepan pintu perpustakaan, membuka pintu yang menjadi penghalang. Dan meminta izin kepada petugas perpustakaan untuk mencari buku sejarah kelas 10.
Dia melangkah menuju rak buku yang bertuliskan 'Sejarah' mencari buku yang ia butuhkan saat ini.
Saat di rasa bukunya sudah ketemu, ia mengambil 6 buku tebal sejarah ia langsung pamit dan mengucapkan terimakasih kepada penjaga perpustakaan.
Bergegas keluar untuk kembali ke kelas-nya. Berjalan menelusuri koridor yang jarang dilalui oleh anak- anak, merupakan salah satu hal yang ekstream bagi para murid disini.
Tetapi tidak dengan ayesha, karna dirinya lebih menyukai yang ekstream dibandingkan hal yang datar- datar saja. Saat dia terus melangkah, tidak sengaja dirinya menabrak seseorang.
"Aaa.. brukk" jerit ayesha
Kini posisi mereka, ayesha yang terduduk dilantai dan seorang lelaki yang duduk hadapannya. Dengan setumpuk buku yang berantakan akibat jatuh.
dan ayesha yang baru menyadari jika tangannya kini ditindih oleh telapak tangan lelaki dihadapannya ini. "Iiiiih, jauhin tangan lo, kalo enggak gue putusin tuh tangan" perasaannya kesal setelah tahu jika tangannya sudah tak suci lagi.
Bukannya menjauhkan, lelaki itu kini terlebih menggenggam lengan ayesha. "Putusin aja kalo bisa" terseyum meremehkan
Ayesha membelakakan matanya hingga berbentuk bulat sempurna. "What the hell? You crazy" ucap ayesha dengan penuh penekanan
"Aku kan gila karna kamu beb"
Sudah cukup, lelaki dihadapannya ini memang harus diberi pelajaran. Ayesha bangun dan membereskan bukunya, menata satu persatu dan menggendong buku itu dengan kedua tangannya.
Saat ayesha melangkah untuk pergi, tiba- tiba saja pundaknya ditahan oleh lelaki yang sudah membuatnya kesal. "Lo kayanya beneran gila ya, gausah sentuh pundak gue. Paham?" Kesal ayesha
Kini lelaki itu tertawa melihat ayesha kesal. "Keliatannya lo anak baru ya disini?" Tanya raka, yup lelaki itu adalah raka denandra.
"Mau gue anak baru atau anak lama, itu semua gak ada urusannya sama lo. Jadi permisi gue mau cabut"
Bukan raka namanya jika melepaskan gadis yang sudah menarik dirinya untuk mengeluarkan sifat jahilnya. Kini raka berdiri untuk menghalangi langkah ayesha.
"Awas gue mau lewat"
Ayesha mengamati raka dari atas dengan tatapan mengintimidasi dan membaca name tag yang raka kenakan.
Kini dirinya baru menyadari bahwa lelaki ini adalah kakelnya, raka denandra salah satu lelaki yang kemarin diceritakan aurel. Sekaligus cowoknya yang dengan enaknya menyentuh wanita dan berduaan dipojok kantin. Ck. Sangat memalukan.
Raka yang menyadari dirinya kini ditatap sebegitu intim, ia terlebih tersenyum bangga. "Gue tau gue ganteng" celetuk raka
Tercengang mendengarkan penuturan cowok tidak waras ini membuat ayesha semakin menahan amarahnya. "Ganteng? Muka kaya aspal aja dibilang ganteng" cibir ayesha