Angkatan

6 5 0
                                    

Hari minggu adalah hari yang paling dinanti-nantikan oleh setiap banyak orang. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari libur internasional yang biasa dipakai untuk menjadi kaum rebahan.

Kecuali, Raka Denandra. Ia mengisi waktu liburnya dengan nge-Gym, lari pagi dan hal yang berbau olahraga. Itu semua adalah hal terfavorit setelah bersenang-senang dengan perempuan.

Julukan playboy-nya tidak ada bandingannya jika kaum hawa dengan mata terbuka melihat betapa tampannya raka saat lari pagi dan setetes keringat turun menerpa kulitnya.

Pagi hari ini raka sedang lari pagi mengelilingi perumahannya. Walau perumahan identik dengan kata sepi, itu tidak berlaku jika melihat perumahan yang ditempati raka.

Di perumahan ini saat pagi hari, banyak sekali tukang jajanan yang lewat dan menetap. Mereka dikasih izin oleh masing-masing pemilik rumah untuk berjualan disetiap pinggir jalan untuk membangun rasa rukun tetangga.

Saat raka sedang asik-asiknya berlari, raka tidak sengaja melihat tukang cilok. cilok adalah aci dicolok yang berbentuk seperti bakso dan termasuk jajanan favorite raka yang tak pernah terlewatkan.

Raka menepi sebentar ketukang cilok untuk membelinya. "Pakde, ciloknya 10 ribu gak pedes."

"Siaap raka ganteng atuh"

"Pakde, saya disitu ya" raka menunjuk bebatuan yang didekan rumput hijau, untuk singgah sebentar.

Tetapi, saat ia berbalik tak sengaja ia menabrak seseorang. "Eh sorry, sorry gue gak sengaja"

Saat seseorang itu mengangkat kepalanya, ternyata itu adalah..

"Ayesha"

"Raka"

Ucap mereka bersamaan. Ya, raka menabrak ayesha dan cilok yang dipegang ayesha jatuh kebawah.

Ayesha membuka mulutnya lebar membentuk huruf "O" terkejut karna ia bertemu dengan kakel gadir-nya ini. (Gadir-gatau diri)

"Kompak banget atuh neng geulis dan raka ganteng." Goda pakde penjual cilok "jangan-jangan jodoh atuh"

Sontak ayesha merinding mendengar tutur pakde. jangankan jodoh, ketemu dia aja muak.

"Amit-amit" ayesha mendengus sambil melirik sinis kearah raka.

Ayesha melanjutkan jalan paginya, dia bukan tipikal cewe yang suka olahraga. Tetapi dia tipikal cewe yang suka kuliner, dia keluar rumah hanya karna ingin mencicipi jajanan perumahan yang selalu ramai dihari minggu pagi.

Tetapi, cowok ganjen itu malah menjatuhkan jajanannya.

Dan bukan raka namanya jika diam melihat ayesha meninggalkannya. Sontak raka berjalan tepat dibelakang ayesha dan membawa 2 bungkus cilok yang akan diberikan 1 bungkusnya untuk ayesha.

Ayesha berjalan selangkah lagi dan tak sengaja ia menginjak tali sepatunya yang copot tanpa disadari.

Hampir saja ayesha terjungkal kedepan jika raka tidak sigap menahan lengan ayesha.

Tanpa disadari raka melihat mata ayesha yang berwarna hitam pekat dan wajah natural tanpa polesan bedak. Ayesha yang menyadari lengannya yang dipegang oleh raka, ia langsung menghempaskan lengannya dari pegangan raka.

Ayesha menarik sudut bibirnya kesamping, "lo pikir gue bakalan kaya di drama-drama alay lo itu? Yang jatoh langsung tatapan manja? Sorry, mending kalo nyari yang kaya gitu jangan tangkep gue." Kesal ayesha

"Dasar cewek galak, bukannya terimakasih malah ngomelin gue. Mending tadi gue biarin aja lo jatoh."

Ayesha menyingkap tangannya didepan dada, "apa lo bilang, cewek galak? Mending galak ketauan mahal dari pada lo ganjen" ayesha menghembuskan nafasnya perlahan dan melanjutkan kalimat berikutnya. "Lagian gue gak butuh tuh pertolongan lo, mendingan gue nyungsep kedepan dari pada lengan gue kotor karena disentuh sama cowok ganjen kaya lo"

Tahan raka, tahan..

"Udah ngomongnya? Gue perjelas disini ya, cewe galak. Gue juga gak mau nangkep alay tubuh lo, dan yang kedua gue rileks narik lengan lo karena jelas- jelas lo jatoh didepan mata gue, oke? Dan yang ketiga kalo lo gak mau terimakasih juga gak papa, tapi gue bakalan tunggu terimakasih lo sampe besok di sekolah"

Kenapa seakan-akan gue yang keganjenan disini? Dasar raka somplak -- (batin ayesha)

*****

Saat raka sudah ingin memasuki gerbang rumahnya, dia teringat bahwa tadi niatnya ingin menggantikan cilok ayesha yang terjatuh malah failed karna perang dingin yang tercipta.

Akhirnya raka memutuskan ingin mengunjungi rumah ayesha untuk sekedar memberikan cilok ini. Karena tak mungkin baginya untuk memakan banyak cilok saat dia sudah bersusah payah gym di pagi hari.

Tapi dimana rumah cewek galak itu? Bahkan raka saja tidak tahu. Raka berjalan mengelilingi perumahan dan sesekali menanyakan dimana letak rumah ayesha.

Saat sudah mengikuti petunjuk warga, dia nyakin bahwa ini rumah ayesha.

Jujur saja, raka seperti pernah kesini tapi kapan?, rumah ini tak asing baginya. Ah persetan dengan ingatannya dia sudah tak mengingat apapun. Tujuannya kesini hanyalah memberi cilok.

Raka menghampiri satpam rumah ayesha dan memanggilnya. "Maaf Pak, ini rumahnya ayesha bukan?" Tanya raka kepada si penjaga

Bapak itu sempat berfikir. "Ayesha? Non sasa yang dimaksud aden?"

"Saya nanya-nya ayesha pak bukan sasa. Ah iya, nama panjangnya ayesha alma"

"Oh iya atuh, den. Disini mah dia dipanggilnya sasa, ada perlu apa emangnya sama non sasa? Pacarnya ya, den?" Tebak pak bujang (satpam rumah ayesha)

"Oh bukan- bukan pak, saya temennya. Pengen ngasih cilok buat dia, nih pak. Saya langsung pamit ya pak." Raka langsung melenggang pergi untuk pulang karna terik matahari sudah keluar dengan sempurna.

"Orang mah bawa bunga atau coklat gitu. Ini mah bawa cilok, aya aya wae atuh (ada-ada saja)." Gumam pak bujang

.
.
.
.
.
➡ Budidayakan vote&koment yaaa,,😍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AngkatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang