1 | Skandal?

1.2K 135 7
                                    

Seulgi menghempaskan tubuhnya di atas kasur setelah membersihkan tubuhnya, matanya menatap langit-langit sambil tersenyum semringah. Pikirannya terbang ke beberapa saat lalu, saat berjalan pulang bersama Taehyung.

"Tunggu dulu." Seulgi langsung merubah posisinya menjadi duduk, ekspresinya menunjukkan bahwa dia baru saja menyadari sesuatu. "Apa tadi Taehyung baru saja melamarku?"

"Apa-apaan! Itu sangat tidak romantis!" Seulgi langsung merogoh ponselnya di saku celana. "Aku harus protes!"

Seulgi langsung menelepon Taehyung, menunggu panggilan itu diangkat sambil terus tersenyum semringah. Jujur saja, walaupun itu tidak romantis, Seulgi tetap menyukainya.

"Tidak diangkat." Seulgi menutup panggilan itu dengan santai, pasalnya bukan sekali dua kali Taehyung tidak menjawab teleponnya, dan Seulgi sudah terbiasa dengan kesibukan laki-laki itu. Maka dia putuskan untuk mengirim pesan.

Untuk: Taeger🐯
Kim Taehyung, jangan bilang yang tadi itu kau melamarku?

Untuk: Taeger🐯
Curang! Tidak ada romantisnya sama sekali!

Untuk: Taeger🐯
Kalau tahu begitu, seharusnya tadi aku jawab tidak saja

Untuk: Taeger🐯
Tapi kalau diingat-ingat, sepertinya kau tidak ada bertanya

Untuk: Taeger🐯
Tunggu dulu, itu sebenarnya kau melamarku atau tidak sih?

Untuk: Taeger🐯
Kalau itu benar lamaran, aku ingin diulang!

Seulgi mengunci layar ponselnya, meletakkannya ke sembarangan arah sambil menghempaskan kembali tubuhnya ke kasur. Lagi-lagi Seulgi tersenyum. Mau itu lamaran atau bukan, hanya dengan mendengar bahwa Taehyung ingin menikahinya saja sudah mampu membuat Seulgi senang setengah mati.

Tok..tok..

"Seulgi-ah?"

Senyuman Seulgi langsung lenyap seketika. Itu suara ayahnya. Hampir saja Seulgi lupa, dia tak bisa tenang dalam bahagianya, mengingat keluarganya dan keluarga Taehyung tidak sepenuhnya mendukung hubungan mereka. Seulgi langsung bangkit, membukakan pintu untuk sang ayah.

"Ya, Appa?"

"Makan malam sudah siap, ayo turun, kita makan."

Seulgi mengangguk, kemudian pergi menuju dapur bersama ayahnya setelah menutup pintu kamar.

"Bagaimana naskahmu? Sudah selesai?" Tanya Ayah Kang.

"Masih kukerjakan."

"Semuanya berjalan lancar?"

Seulgi mengangguk sambil tersenyum. "Syukurnya, lancar-lancar saja."

"Bagaimana dengan pekerjaan Appa?" Seulgi balik bertanya. "Lancar?"

"Biasa, urusan kantor, banyak rapat dan pertemuan yang melelahkan."

Seulgi mendengus. "Dan acara makan malam yang membosankan."

Ayah Kang terbahak. "Benar, dan acara makan malam."

"Iyakan? Seolah itu juga menjadi bagian dari pekerjaan ayah sekarang." Seulgi menatap ayahnya dengan tatapan yang dibuat kesal. "Setiap bulan ada saja acara makan malam yang mengharuskan aku untuk mengosongkan jadwal, menyebalkan."

Disapproval Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang