Lampu kamar sudah gelap, saat aku mulai menulis bagian pertama novel ini.
Layar ponsel menyinari wajahku di tengah kegelapan kamar.
Namaku Safira
Sekarang aku sedang gelisah jika kedua orang tuaku terbangun lalu memarahiku karena menulis selarut ini.
Tanpa menimbulkan suara jemariku menari di atas layar ponsel, menuangkan ide yang baru saja terpintas dalam benakku.
Entah apa yang ku pikirkan, tiba-tiba ide itu muncul.
Hingga aku memutuskan untuk menulis.
Dengan alur yang tak matang.
Namun gairah menulis mengalahkan konteks cerita yang harusnya aku buat dari awal.
Jemariku lancang sekali menulis tiap kata yang terpintas begitu saja.
Ah, tidak tidak!
Bukan lancang.
Ia hanya mengikuti naluriku saja untuk terus menulis.
Baiklah! Sepertinya aku terlalu banyak menulis bagian permulaan.
Ngomong-ngomong,
Selamat datang ya!
Semoga cerita ini dapat membuat kalian lupa sejenak akan kesibukan di dunia fana.
Dan semoga membekas di hati kalian
Selamat membaca!
Yogjakarta
Senin, 23 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandawa Millenial [HIATUS]
Teen FictionSatu atap berisi lima orang laki-laki bukanlah berita buruk jika saja orang-orang itu penurut, mudah diatur, dan kalem. Tapi kalau sifat mereka sebaliknya, maka itu adalah berita buruknya. Yudhistira, kakak tertua sekaligus pemimpin komplotan. Dibaw...