STAGE 3C. "Jangan bilang kau mau meminta sesuatu."

1.7K 165 31
                                    

Kisah sebelumnya...
"Mau aku membantumu?"

"Mm..."

Aneh. Baru kali ini dia menawarkan bantuan. Biasanya saja dia tidak mau, cuek, sok jual mahal-dan sekarang? "Jangan bilang kau mau meminta sesuatu," tanyaku curiga.

Tidak langsung menjawab dia hanya menahan rasa tak sopannya, "Pfft- aku? Hahaha!! Yang benar saja!!"

Tuh 'kan, sudah kuduga.

"Cih," aku merebut paksa buku-buku yang dibawanya lalu meninggalkannya begitu saja. Dasar keparat!

***

Ku terduduk termenung sejenak sambil menyeruput pahitnya kopi. Tatapanku merayap kesana kemari sambil memperhatikan perdebatan antara bendahara osis dengan wakil ketua osis. Yang lain masih meributkan tentang bagaimana sistem yang akan digunakan ketika festival sekolah nanti.

"Bagaimana kalau kita tidak punya biaya?!" ucap wakil ketua osis.

"Aku tidak peduli! Rencanaku, seluruh perwakilan kelas wajib membuat kios makanan!" timpal bendahara berbadan gempal.

"Lalu, apa manfaatnya gopal?!" tanya si wakil tak terima.

Gopal hanya menampilkan cengiran swag nya, "Ya sudah pasti untuk tempat makanlah! Kalau tidak ada kios makanan, pengunjung tidak akan betah disini. Dan juga kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar."

Wakil ketua osis yang bernama Fang itu hanya melongo.

Dak!!

"Apa yang sebenarnya kalian ributkan, hah?" ucapku sambil menaruh gelas yang penuh dengan kepusingan, ketulian, kesetresan, dan penuh dengan rasa ingin me-mancal mereka dengan celurit.

"Lah, kita kan daritadi mendebatkan tentang biaya. Kenapa ketua malah bla bla bla-"

"Aku lebih setuju dengan ide gopal. Khusus untuk kelas 10 wajib membuat kelasnya menjadi kafe, tempat makan dan apapun itu yang berbau makanan. Dan untuk kelas 11 wajib membuat kelasnya menjadi tempat yang membuat mereka senang, seperti rumah hantu, ramalan, atau lain sebagainya."

"Nah, kelas 12 ngapa-" ucapan Fang kupotong dengan sengaja.

"Oh iya, kios dan wahana buka jam sembilan pagi sampai empat sore. Nah, untuk jam lima sampai jam tujuh sore pertunjukkan dari perwakilan setiap kelas. Lalu, istirahat jam delapan sore. Jam sembilan malam khusus kelas 11 akan diadakan jurit malam dengan mengelilingi gedung sekolah, dan hanya dua orang saja, wajib cewek-cowok. Khusus semua anggota osis tidak ikut dan hanya menjadi hantunya saja. Kemudian dilanjut dengan persiapan peluncuran kembang api, lalu selesai." Jelasku panjang lebar, yang kuberi arahan hanya tertidur tak berdosa. "Aku harap kalian tidak membuatku marah."

"SI-SIAP!!" dengan satu gertakkan mereka berdua langsung duduk tegak dengan keringat sebesar sebiji jagung jatuh dipelipisnya.

"Meeting selesai, terima kasih yang sudah datang dan jangan lupakan tugas kalian," ucapku menutup pertemuan yang ditanggapi dengan bungkukkan badan sebagai rasa hormat.

Aku, Gopal dan Fang berjalan beriringan dari koridor kekoridor lain demi mencari kelas nya masing-masing. Kebetulan saja kelas kami bertiga tidaklah jauh, dengan kata lain kelas kami bertetangga. Dan ya-sebentar lagi bel masuk berbunyi. Mungkin faktor karena mereka berdua berkelahi di meeting osis tadi.

"Psst! Fang! Gimana kalau nanti dipuncak festival kita usilin (Y/N)?"

"Hmm? Bagus juga!"

Entah kenapa kupingku terasa sangat panas. Seperti ada yang membicarakanku dari belakang. "Hey kalian berdua, apa yang sedang kalian-"

Brakk!

"Aduh!"

Hey! Siapa yang menabrakku tadi, HAH?!!

"Hish, siapa sih yang menabrak-"

Tunggu. Bukannya dia-

"Kamu?!" (ucapku serempak dengannya)

"Kenapa kamu disini lagi, hah?!" bocah keparat yang tiba-tiba menawari bantuan padaku tadi menabrakku sampai aku terjatuh dan sempat berbenturan kepala.

"Memangnya kenapa?! Aku kan hanya berjalan dijalan yang benar!" ucapnya tersulut emosi atas kalimat tak terimaku.

"Kalau begitu, jalan yang benar dong! Jalan pake kaki, liat pake mata!" timpalku emosi. Benar-benar membuatku tidak mood.

"Gopal, bukannya dia Blaze yang digosipkan dengan ketua?" bisik Fang pada Gopal yang masih terdengar oleh telingaku.

"Hei-hei! Tenanglah, Fang kau bawa Ketua kekelasnya." ucap Gopal memerintah.

Fang pun menarik kedua bahuku yang sudah ancang-ancang ingin memukul wajah menyebalkan bocah itu dengan melipat kedua lengan seragamku, "Ketua kita ke kelas yuk!"

"Ngapain ngajak aku? Kan kamu ngga sekelas sama aku!" bentakku kesal.

"Sudah! Diamlah! Syukur aku membantumu, kalau tidak mungkin pangkatmu sudah ada ditanganku." ucap Fang panjang lebar.

Aku mengindahkan pandangan malas, "Halu."

***

H-7 menuju Puncak Festival.

"Bagaimana dengan keuangannya? Apakah lancar?" Tanyaku ditengah-tengah kesibukan.

"Lancar ketua," jawab Gopal.

"Jangan kau pakai uangnya ya Gopal, aku akan mengawasimu."

Seketika Gopal keringat dingin mendengar perkataan mengerikan yang aku keluarkan, "I-iya ketua."

Lelah akan program festival ini, alangkah baiknya aku keluar dan menghirup udara segar. Aku berjalan dari lorong ke lorong, menatap keluar jendela. Tanpa sadar aku melihat makhluk menyebalkan sedang berbincang dengan dua orang. Tunggu-

"Itu kan Fang dan Gopal? Apa yang mereka bicarakan?" Ucapku sambil memantau mereka bertiga.

Rasa penasaranku membuncah. Tetapi, jika aku menghampiri mereka apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau menghampiri mereka karena penasaran, sok akrab gitu deh. Hmm...

.

Sepertinya kamu penasaran apa yang dibicarakan antara Fang, Gopal dan Blaze?

Apa yang akan kamu lakukan?

Silahkan pilih pilihan dibawah!

A. Menyelinap dan bersembunyi disemak-semak.

B. Mendengarkan percakapan mereka dibalik dinding perpustakaan.

C. Berjalan didepan mereka dengan santai dan pura-pura tidak tahu.

Selamat berpikir~

*****

Terima kasih kamu yang masih stay dan yang sudah dukung lapak ini!♡

Sebenernya kasian banget sama ini lapak, jadi aku berfikir untuk ngelanjutin lagi~

Maaf ya kalau lama baliknya:v

Semoga dari bahasa yg dulu sama sekarang masih nge-feel yah~

Stay healthy~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(Boboiboy x Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang