Pagi ini cuaca kota Medan sangat cerah namun sedikit panas. Untung saja, ruang kelas dilengkapi AC dan ditutup rapat. Bu Anita baru saja mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III-A. Di akhir pelajaran, Bu Anita memberikan PR untuk membuat karangan bebas mengenai cita-cita para peserta didiknya itu.
Dilanjutkan dengan Pak Rudi yang membawakan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang peta geografi dalam atlas. Beliau juga bercerita tentang bagaimana Indonesia berkembang dari 8 provinsi menjadi 34 provinsi. Satu per satu murid diminta maju ke depan kelas sambil menyebutkan nama-nama ibukota beserta provinsinya. Tak lama, bel istirahat berbunyi.
Seperti biasa, Mutia, Arkan, Bima, dan Kirana membentuk forum diskusi mereka setiap kali istirahat tiba. Kali ini, Bima memulai pembicaraan.
"Coba deh, dari semua kota-kota tadi, kalian suka kota apa?" Tanya Bima
"Aku sih suka kota Yogyakarta. Katanya itu kota pelajar. Tempat pendidikan berkembang pesat. Nanti kalau aku jadi dosen nanti, aku pingin ngajar di Yogyakarta" sahut Mutia
"Kalau aku, Medan tetap nomor satu. Aku lahir di sini, sekolah di sini, besar pun di sini. Ayah sama ibuku juga tinggal di sini sejak menikah. Aku suka kota ini" jawab Arkan mantap
"Bah! Anak Medan dia rupanya. Keren Arkan ah! Aku sih pingin ke Bandung. Soalnya kemarin, abangku pulang dari Bandung bawa banyak baju dan jaket Naruto buat aku. Katanya di sana banyak baju dan harganya murah-murah. Kau, Na, kota apa?" Tanya Bima kepada Kirana yang belum memilih kota.
"Aku sebenarnya kurang suka kota di Indonesia. Aku lebih suka kota Seoul di Korea. Biar bisa jumpa sama Oppa-Oppa ganteng. Aku juga mau kuliah di sana. Jadi dokter di sana. Pasti seru deh! Tapi kalo kalian maksa di Indo, aku pilih kota Jakarta aja. Katanya pesawat sebelum ke Korea bakal ke Jakarta dulu kan? Hehehe" Kirana pun menjawab apa adanya sambil terkekeh.
"Ngomong-ngomong, berarti kalian udah ada rencana mau bikin karangan cita-cita apa dari Bu walikelas kita?" Tanya Mutia sambil mengunyah biskuit di tangannya dan menawarkannya pada teman-teman di depannya.
"Bu Anita, Mut. Ibu itu ada namanya" celoteh Arkan
"Iya, tahu. Itu maksudnya, Bu Anita. Guru kesayangan Arkan" sinis Mutia
"Kalian ini berantem mulu, nanti jodoh lho" sahut Bima yang langsung mencomot biskuit tawaran Mutia.
"Ih, nggaklah. Ogah. Arkan tuh cocoknya sama si cantik Aura tuh, atau si Kirana nih." Tuduh Mutia
"Lho? Kok jadi aku?" protes Kirana saat tahu namanya dibawa-bawa.
"Tenang aja.. Aku juga gak mau sama kalian kok. Aku kan bakal jadi ilmuwan jenius dan terkenal kayak Albert Einstein. Lihat aja kamu Mut, nanti kalau udah besar, kamu yang ngejar-ngejar aku" kata Arkan penuh kebanggaan
"Wah. Hebat kamu, Kan! Aku jadi asistenmu aja deh kalau gitu" sahut Bima sambil menepuk pundak Arkan tanda mendukung sahabatnya itu.
"Pede banget sih Arkan! Berlagak Albert Einstein segala. Belum juga jadi.." jawab Mutia dengan nada kesal
"Ih, sewot! Lihat aja nanti!" Sinis Arkan.
Tak terasa bel berbunyi tanda istirahat berakhir. Para siswa dan siswi kelas III-A berhamburan masuk dan kembali ke tempat duduk masing-masing. Kali ini mereka masuk mata pelajaran kesukaan Arkan dan Kirana. Yap. Matematika.
Sementara Mutia dan Bima tidak terlalu bersemangat karena mereka merasa matematika adalah pelajaran yang membosankan. Mutia sebenarnya lebih suka yang berbau sastra. Sementara Bima, dia mungkin lebih suka pelajaran olahraga yang benar-benar bermain di lapangan. Ya. Cita-cita Bima adalah menjadi seorang atlet. Namun, Bima jarang mengungkapkan cita-cita itu. Entahlah, Bima merasa takut jika cita-citanya itu diejek oleh teman-temannya. Walau Bima tahu, tidak mungkin demikian. Ia hanya malu memberi tahu.
Mutia, Arkan, Bima, dan Kirana memang terkenal sebagai 4 Serangkai. Mereka akrab sejak duduk berdekatan. Mutia dan Kirana ditempatkan sebangku. Di depan mereka ada Arkan dan Bima. Bu Anita lah yang memilihkan tempat duduk itu dan mereka dianggap 1 kelompok untuk setiap mata pelajaran selama kelas III. Arkan memang terkenal sangat pintar dan cerdas. Jago segala mata pelajaran dan selalu menduduki peringkat 1 kelas. Sementara Kirana, selalu masuk peringkat 3 besar. Terkadang peringkat 2 atau 3. Bima dan Mutia? Mereka juga pintar. Tak jarang mereka masuk 10 besar. Mereka memang punya bakat terpendam yang sampai di masa depan nanti akan sangat berguna bagi orang banyak.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN FILOSOFINYA
Romance"Ku dengar, cinta sejati selalu sederhana. Itulah sebabnya, aku ingin mencintaimu dengan sederhana" -Mutia "Jika kau tak temukan cintamu, biarkan cinta yang menemukanmu" -Arkan "Cinta adalah persahabatan. Kau sahabatku, cinta terbaik bagiku" -Kirana...