Chapter 4

3.1K 120 6
                                    

Di bawah selimut tubuh mereka masih telanjang bulat, keringat dan sisa sperma masih menempel di tubuh keduanya. Seokmin sudah tertidur, satu tangannya melingkar di tubuh Soonyoung. Bahkan dalam tidurnya, dia tidak sedikit pun mengendurkan pelukannya. Seokmin sangat menyukai aroma tubuh Soonyoung setelah mereka selesai berhubungan seks. Aroma keringat dan sperma mereka yang bercampur menjadi satu menempel di tubuh Soonyoung, selalu mengingatkan bahwa anak ini adalah miliknya.

Ingin selalu mendekapnya, tak ingin melepasnya. Ingin selalu membuatnya tersenyum dan bahagia, walaupun ia tak bisa menjanjikan masa depan dengan jalan yang mulus, namun ia akan selalu menggenggamnya. Kwon Soonyoung, miliknya.

Selama 16 tahun, Soonyoung tidak pernah tidur dengan lampu dimatikan. Boneka beruang kesayangannya selalu setia menemani, akan ia peluk erat setiap malam, namun malam ini, ia tidur dengan lampu dimatikan dan tanpa memeluk boneka kesayangannya. Mr. Snow duduk manis di atas meja belajar, mata hitamnya seolah-olah sedang menatap iri pada Tuanya yang memeluk erat pria yang tertidur di sebelahnya. Soonyoung dengan manja memeluk tubuh telanjang Seokmin, sisi kepalanya menempel di dada pria itu, mendengarkan detak jantung di bawah daging dan otot dada yang kencang.

Sepasang mata imut itu masih terbuka di tengah malam. Walaupun tampak lelah dan mengantuk, namun ia belum bisa tidur. Jari-jarinya yang menggemaskan tidak mau diam, berkeliaran nakal membelai otot perut dan dada bidang Seokmin. Soonyoung tidak pernah bosan untuk mengagumi tubuh indah pria ini-Ya, pria ini adalah kekasihnya.

Otot dada dan perutnya terasa keras saat disentuh, namun kulitnya sangat lembut dan halus, itu terlihat berkilauan saat dia berkeringat. Kulit gandumnya yang licin terlihat begitu seksi saat dia sedang terengah-engah, butiran keringat jatuh dari rambut hitamnya yang menjuntai saat dia dengan kuat mendorong pinggulnya; menusuk lubang ketat yang mencengkeram erat penisnya. Soonyoung sangat menyukai wajah tampan Seokmin yang berkeringat saat sedang menggagahinya; ia suka ketika Seokmin menjadi kasar di tempat tidur, menusuk lubangnya dengan kuat dan intens seolah-olah akan menghancurkan isi perutnya, membuatnya benar-benar hancur dan kacau.

Soonyoung terkekeh nakal. Tangannya diam-diam mengelus enam kotak di perut Seokmin, perlahan tangan halusnya bergerak ke bawah hingga jari-jarinya dapat merasakan rambut di bagian itu. Ujung jarinya mengelus penis lemas itu, dan seperti sebuah sulap, perlahan-lahan benda yang tidak bisa dibilang berukuran biasa itu mengeras. Ketika Soonyoung merentangkan jari-jarinya untuk menggenggam penis yang perlahan bangun itu, tiba-tiba telapak tangan besar meraih pergelangan tangannya; mencengkeram pergelangan tangannya dengan kuat, menarik tangan nakalnya dari tempat itu.

"Jangan main-main.... " ucap Seokmin. Suaranya serak dan terdengar mengantuk. Soonyoung yang tertangkap basah hanya bisa terkekeh, bersikap seolah tak bersalah.

Seokmin perlahan membuka matanya, yang bisa ia lihat hanya pucuk kepala Soonyoung di dadanya.

"Kenapa belum tidur?" Seokmin bertanya sembari mencium kepala anak itu. Menghirup aroma sampo yang sama dengan miliknya. Soonyoung lebih sering tidur di apartemennya, memakai produk yang sama, makan makanan yang sama, dan berbagi ranjang yang sama. Bahkan Soonyoung sudah tertular oleh sikap cabul Seokmin. Anak ini bukan lagi siswa SMA yang sombong dan suka berbicara kasar, dia sekarang bayi manja Seokmin yang selalu menempel padanya seperti bayi kanguru.

"Tidur. Besok kau masih harus kuliah." Ia berbicara sembari menepuk-nepuk punggung telanjang Soonyoung. Ketika Seokmin hendak memejamkan matanya untuk kembali tidur, Soonyoung tiba-tiba bicara, "Aku haus, ambilkan segelas air." Dia merengek seperti anak kecil.

Seokmin hanya menjawab dengan "Hm" samar, lalu bangun dari tempat tidur untuk mengambil segelas air untuk bayinya. Sebelum itu, ia sibuk mencari celananya ke kiri dan kanan. Jangan lupa, Seokmin dan anak di atas tempat tidur itu masih sama-sama tentang bulat.

UNCLE: After The Rain [SEOKSOON FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang