TUJUH : Pertukaran Pelajar

38 3 0
                                    

"Kenapa pak? Kenapa harus saya?" Tanya Sasha kepada Pak Arif kepala Sekolah di SMA nya,

"Karena setelah kemarin kami rapatkan saat rapat harian, kamu adalah siswa yang paling tepat di sekolah ini untuk menjadi perwakilan pertukaran pelajar."

Ya, tadi setelah bel pulang sekolah, Sasha di panggil oleh Pak Arif, kepala Sekolah SMA Nusantara tempat Sasha bersekolah. Begitu terkejutnya Sasha ketika melihat surat penugasan untuk melakukan pertukaran pelajar di kota yang jaraknya lumayan jauh dari kotanya.

"Gimana bisa gua ikut pertukaran pelajar ini, kalo cuma seminggu gapapa, lah ini dua bulan, masa iya gua harus ninggalin bengkel gua" batin Sasha.

------

Selepas dari ruangan Kepala Sekolah 3 hari yang lalu, Sasha masih belum mampu memberikan keputusan, ya, ia diberi waktu oleh Pak Arif untuk memikirkan keputusannya selama seminggu, dan sampai sekarang ia belum memberi tahu siapa siapa mengenai penugasan tersebut. Itu yang membuat Sasha 3 hari ini terus merenung, bagaimana mungkin iya pergi meninggalkan segalanya, walau pun hanya 2 bulan ini sangat merepotkan, siapa yang mengurus rumahnya, bengkelnya, bahkan bagaimana nasib ambalannya kalau Pradananya tidak ada di ambalan sampai 2 bulan lamanya???

"Lu kenapa si cha, kok akhir akhir ini lu aneh gini? Diem mulu, bengong mulu, ayolaa cerita sama gw, gw kan sahabat lu, masa lu ngga percaya sama gw?" Tanya Tasya yang sudah sangat penasaran dengan perubahan sikap Sasha.

"Bukan gitu sya, gw cuma belum yakin aja, makanya gw gamau cerita".

"Yauda cerita aja ke gw, mungkin gw bisa bantu elu" jawab Tasya.

Dengan ragu-ragu Sasha mengeluarkan sebuah amplop berisikan surat dari dalam tasnya. Tanpa di suruh Tasya dengan segera mengambil amplop itu dan mengeluarkan isinya.

"Dengan ini kami menugaskan siswa yang ber nama Sasha Fitri Handayani, kelas 11 ips 4 untuk melakukan pertukaran pelajar dengan SMA Arwana," Tasya membaca isi surat itu dengan agak keras dan diberi tekanan ketika membacakan sekolahnya. Setelah membaca isi surat tersebut Tasya diam sebentar.

Melihat sahabatnya yang tak melakukan respond apapun Sasha menjadi sedikit takut.

"Sya, gw akan nolak kok kalo lo keberatan dengan kepergian gw" kata Sasha penuh dengan kehati hatian.

"Apaan siiii Caaaaa, siapa juga yang marah, justru gw bangga sama loo, lo tau ngga sih seberapa terkenalnya SMA Arwana? Dan sekarang lo malah ditugasin buat sekolah disana? OMG lo beruntung bangettttt" cerocos Tasya dengan suara yg sangat keras sedingga mengundang perhatian banyak siswa.

"Apa-apaan si lo Sya, jangan keras-keras nanti siswa yang lain pada keganggu, gaenak gw"

"Emang kalo keganggu ada yang berani marahin lo? Gila kali kalo dia marahin lo, itu namanya masuk ke kandang macan!"

"Haha iya juga si ya"

Memang, percuma juga Sasha merasa ngeganggu mereka, toh siapa juga yang berani sama Sasha. Padahal Sasha tak pernah sama sekali menunjukkan kemarahannya di depan orang-orang. Hanya saja mereka sudah ngeri, Sasha memang terkenal ramah dan baik kepada semua orang, hanya saja banyak yang mendengar bahwa ia sering ikut tawuran dengan anak sekolah lain yang notabene cowok cowok. Memang, sejak kelas 10 Sasha sering sekali diajak teman temanya untuk bergabung ketika mereka mengadakan tawuran, dan entah mengapa Sasha sangat membantu sekali. Bahkan pernah satu kali ia memukul keras rahang lawannya dan seketika juga lawannya pingsan, itu yang membuat ia mendapat julukan 'Angel of fire' dari lawan lawanya, bahkan tak jarang justru lawannya malah takluk dengan kecantikan Sasha dan berbalik mendekatinya.
 

--------

"Emang seberapa terkenal si sya SMA Arwana, gw gaperna denger deh" tanya Sasha dengan polosnya.

"Dih, makanya jadi orang jangan kudet dong, gw tu sering banget nge stalk akun ig OSIS di sekolah itu, pokonya ga cuma sekolahnya aja yang keren, cowonyaa jugaaa."

"Dih, kalo lo mah, liat cowo keren dikit langsung meleleh!"

"Awas aja yaa lu kalo lu gabawain satu cowo buat gw" sahut Tasya dengan wajah yang dibuat buat seperti orang yang sedang mengancam.

Mendengar penyataan Tasya sahabatnya yang sangat mendukung sekali dengan penugasan Sasha, Sasha mulai berfikir ulang untuk menerima program pertukaran pelajar tersebut, toh Sasha fikir itu justru dapat membuat ia melupakan mantan yang sangat di bencinya.

-------

"Gue boleh minta tolong ngga sama lu?" Ujar Sasha kepada sosok laki-laki yang sedang sibuk main game tersebut.

Namun sudah beberapa menit, perkataan Sasha masih saja tidak di gubris dan membuat Sasha geram.

"Ki, lu dengerin gue ga sii?"

Masih tidak ada jawaban, akhirnya Sasha pun berdiri dari duduknya dan menghampiri kiki yang masih sibuk bermain gane diatas tempat tidurnya. Dengan cepat ia merampas Handphone milik kiki. Dan membyat sang empunya Hp terkejut.

"Ada apa si cha?" Celetuk Kiki dengan nada yang sangat lembut, kiki tak pernah mampu untuk memarahi gadis pujaanya ini,

"Gue mau ngomong serius sama lo, makanya dengerin" sahut Sasha dengan wajah yg ditekuk.

"Iya, ini gue dengerin, ada apa?"

"Gue minta tolong ya, gantiin gue jagain bengkel modif gue 2 bulaaaaaan aja, lu cuma ngecek pemasukan sama belanja barang doang kok, sisanya buar dikerjain sama karyawan bengkel."

"Lah? Emang lu mau kemana kok sampe 2 bulan." Tanya Kiki yang terkejut mendengar permintaan Sasha.

"Emmm gw di pilih jadi perwakilan sekolah buat ikut program pertukaran pelajar selama 2 bulan percobaan, kalo berhasil mungkin bulan Desember gw baru balik sekolah di SMA Nusantara lagi." Jawab Sasha.

"Emang sekolah mana yang bakal lu datengin?"

"SMA Arwana"

"SMA Arwana ya..." kiki dengan wajah seperti orang yang sedang berfikir.

"Lah emang lu tau SMA Arwana Ki?"

"Tau lah, dulu waktu ikut POPDA futsal antar Karesidenan, SMA kita lawan SMA Arwana, dan itu yang ngebuat kita berhenti disitu, gua akuin emang si pemain sana bagus banget skillnya, apalagi kalo lu sekolah disana, bisa juga lah lu ngasah kemampuan olahraga lu, sekolahnya keren lagi."

"Lah gimana sama bengkel gw dong?"

"Udaaa gausah difikirin ntarr gw sama Aldo yang jagain, lu fokus aja sama sekolah lu."

"Makasihhh banyakkk kikiii" sahut Sasha disertai pelukan bahagia, sungguh ia sangat beruntung karna dipertemukan dengan sosok teman yang sudah seperti kakak kandungnya sendiri, yang selalu ada dan selalu siap ketika Sasha susah maupun senang.

"Apasih yang ga gw lakuin buat lu" jawab Kiki, sebenarnya ia sangat berat hati untuk ditinggalkan gadis yang ia sayangi itu untuk pergi jauh darinya. Yang berarti ia akan lama tak bertemu dengan Sasha, namun mau bagaimana lagi? Di satu sisi, Kiki fikir ini adalah jalan yang terbaik untuk Sasha agar dapat dengan mudah melupakan si cupu 'Bisma' itu.







Hai guys, terus vote ceritaku yaaa, biar author semangat buat ngelanjutin cerita yang uda lamaaaaa banget terhenti. Maaf kalo ceritanya belum begitu bagus, author masih belajar😢

Jatuh dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang