Dreams Come True

Jam kosong

Waktu semua guru rapat untuk membahas kedatangan dinas kelasku jadi seperti pasar, ramainya gak ketulungan, namun itulah yang membuatku betah berada dikelas ini dengan semua teman yang menyenangkan ini, tapi hanya ada satu orang yang membuatku kesal waktu dia mengajak pasukannya kerumahku hanya untuk bakar bakar.

"Brian" Seseorang yang membuat hari pertamaku sudah tak menyukainya, namun beberapa hari ini dia tak mengajakku bicara sebab dia sibuk mengurus pasukannya untuk sambutan dinas pendidikan. 

mengapa setelah kejadian bakar bakar itu aku sedikit agak merasa bersalah sebab dia hanya ingin berteman denganku mengapa aku memerlakukan dia seperti itu. Namun aku juga sering memikirkan dia dan merasa bersalah besar. Aku memiliki inisiaif untuk meminta maaf untuk perlakuanku yang tidak enak kepadanya. 

aku menghampiri dia yang sedang duduk sambil memegang surat perintah dari sekolah untuk acara sambutan. 

"brian, aku minta maaf ya selama ini aku berperilaku tak sopan kepadamu" aku berbicara dengan wajah sedikit menunduk merasa salah.

"ngapain minta maaf kamu gak salah cuman kurang perhatian aja" brian menjawab dengan ketawa,

"hehe.... apasih gak jelas lagi garing" aku mengikuti gaya bicara brian yang sok asik,

"Nanti pulang sekolah mau liat aku latihan? nanti pulangnya aku antar sekalian" brian mengingkanku melihat dia latihan.

sepertinya ini bukan rencanaku untuk mengatakan "ya" sebab aku sudah bilang kepada ayahku untuk menjemputku pulang sekolah tapi ya sudahlah ayahku nanti ku suruh pulang aja, izin mau kerkel dulu.

"iya aku liat tapi janji ya antar aku pulang WAJIB!!!" dengan mempertegas perkataan terakhir aku menjawabnya. 

setelah berbicara denganya aku kembali ketempat dudukku bersama aisya, aisya berbicara kepadaku

"kamu hati hati ya kalo sama dia sebab dia itu suka..." aisya berhenti berbicara sebab guru datang memberikan informasi bahwa hari ini semua siswa dipercepat pulangnya.