Genggam tanganku jangan lepas

14 2 0
                                    

Bagian 2

2 tahun lalu.......

"Hei Soo Hyun, kenapa kau ada di taman?? Sendirian pula" tanya Jeok sambil menghampiri ku.

"Ah ternyata kau. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu akhir-akhir ini"

" Apa yang kau pikirkan? kau ini masih kecil jangan berpikir yang macam-macam, coba ceritakan padaku" mengelus kepala dengan lembut.

"Bukan apa-apa" jawabku sambil tersenyum

"Cepatlah cerita padaku, tak perlu sungkan begitu. Kau tau.. kau ini sudah seperti adikku sendiri, jadi kalau ada apa-apa tolong ceritakan saja padaku." Dengan nada yang serius.

"Terima kasih. Sebenarnya ini bukan hal yang serius, aku hanya teringat kejadian itu dan terus berpikir kenapa dia pergi selama ini dan tak ada kabar apapun tentangnya.." jelas ku dengan suara pelan.

"Aku tau ini berat untukmu, tapi aku harap kau bisa bertahan karena aku akan selalu di sampingmu. Dengarkan aku (memalingkan wajahku ke hadapan wajahnya) ada kalanya apa yang kita inginkan berbanding terbalik dengan keadaan yang selalu memaksa kita untuk tidak bisa bertindak apa-apa. Tapi aku yakin suatu saat nanti jika kau tetap sabar dan jalani hidupmu saat ini itu semua pasti akan berbuah manis. Dan kau akan tau jawaban atas pertanyaan mu selama ini."

"Kapan waktu itu akan tiba Jeok?? Dalam pikiran ku selalu saja terbesit hal yang memang tak ingin aku tau tapi..." Tanpa sadar air mataku pun jatuh.

"Aku tau aku mengerti perasaanmu.. (mengusap air mataku) tapi coba kau pikir kembali, jika kau tetap dalam kondisi seperti ini itu tidak akan mengubah semuanya, percaya padaku semua akan berakhir hingga waktunya tiba yang perlu kau lakukan sekarang bertahan dan jalani kehidupanmu dengan bahagia" memelukku mencoba menenangkan perasaanku yang sangat kacau.

Hari itu dimana hatiku benar-benar terasa sakit. Aku tak menyangka semua akan berakhir begitu saja dan dinding yang aku buat dengan penuh kasih sayang sekarang hancur. Tapi dia hadir sebagai seorang malaikat yang membantu ku membangun kembali dinding tersebut.

"Oke semua, aku harap kalian bisa menjadi teman baik bagi Kim Jeok. Kalau begitu kamu silakan duduk di bangku yang kosong belakang sana." Kata pak wali kelas.

"Iya pak, terima kasih" berjalan menuju tempat duduknya.

"Kalau begitu bapak pergi dulu, kalian lanjutkan pelajarannya. Selamat siang" pergi meninggalkan ruang kelas.

"Siang pak" dengan serempak.

"Hai Jeok, aku Minya senang bertemu dengan mu" menyapa Jeok yang duduk tepat di belakangku.

"Iya senang bertemu denganmu juga" balas Jeok kepada Minya.

Pelajaran pun berlangsung dan Tak terasa bel istirahat berbunyi.

"Waahh akhirnya selesai juga. Soo Hyun ayo kita ke kantin hari ini ada menu yang enak aku sangat tak sabar, sekalian kita ajak murid baru." Sahut Minya dengan gembira.

"Iya iya tunggu sebentar aku rapihkan dulu buku ku."

"Kim Jeok, mau ikut bareng kita ke kantin??" Tanya Minya yang sedang menghampiri Jeok.

"Eh, apakah boleh?" Balas Jeok.

"Tentu saja, sekalian biar kita tambah akrab" memberi senyuman.

"Baiklah, dia juga ikut??" Menunjuk ke arahku.

"Oh Soo Hyun, pastinya dia ikut. Kalau begitu let's go kita ke kantin sebelum waktu istirahat habis" menggandeng tanganku dan berjalan dengan sangat semangat.

Dalam perjalanan ke kantin, tiba-tiba Kim Jeok menyapaku dan aku sedikit terkejut dan masih merasa bingung kenapa dia bisa ada di sini.

"Hai Soo Hyun, lama ga ketemu"

"Hai Jeok, iya lama ga ketemu bagaimana kabarmu??" Balas ku dengan agak canggung.

"Iya kau bisa lihat aku baik-baik saja, bagaimana denganmu? Dan bibi?"

"Aku baik, dan juga mamahku baik-baik saja."

Di sela-sela obrolan aku dan Jeok, tiba-tiba Minya memotong obrolan kami.

"Wahhhh kalian akrab sekali nya.. apa jangan-jangan kalian sudah saling kenal sebelumnya?" Berhenti berjalan.

"Soo Hyun adalah teman kecilku" jawab Jeok dengan singkat.

"Oh ternyata begitu, kalian sudah saling kenal. Tapi kenapa di kelas tadi kalian ga saling sapa?? Dan juga kenapa kau tak kasih tau aku kalau kau kenal" kata Minya yang agak kecewa.

"Bukan gitu, aku tadi hanya memastikan benar dia atau bukan dan ternyata benar hehehe.." jawabku.

"Benar begitu??"

"Iya"

"Ya sudah aku percaya padamu karena kau teman baik ku" lanjut jalan ke kantin.

Semenjak saat itu aku, Minya dan Jeok menjadi semakin dekat. Hari-hari kita lewati bersama sampai waktu tak terasa berjalan begitu cepat. Dan aku masih tak percaya dia kembali, malaikat ku yang sudah lama aku rindukan sekarang dia sudah ada di sampingku lagi.

Sepulang sekolah..

"Apa yang terjadi selama aku pergi?? Kelihatannya kau tambah lebih baik sekarang" tanya Jeok dengan serius.

"Tidak banyak yang terjadi. Setelah kau pergi dari sini, aku mulai hidup seperti apa yang kau bilang saat itu. Karena aku tak mau kau kecewa padaku."

"Ahh kau sangat penurut. Tapi aku senang kau baik-baik saja, dan juga maaf saat itu aku pergi tanpa bertemu dengan mu dulu."

"Iya tak apa-apa. Tapi kenapa sekarang kau balik lagi?? Bukan kah seharusnya kau berada di luar negeri?" Bertanya dengan penuh penasaran.

"Orang tua ku ada urusan pekerjaan jadi mau tidak mau aku harus ikut. Lagian aku juga senang di sini bisa bertemu denganmu lagi" senyum lebar terlukis dari bibirnya.

"Lalu apa kau merindukan ku akhir-akhir ini???" Lanjut Jeok.

"Tidakkk!! Mana mungkin aku rindu pada orang seperti kau Hahahahaha...." Berlari menjauh.

"Tidak?? Yang benar saja, aku pergi begitu lama dan kau sama sekali tidak merindukan ku?" Memegang kepalanya secara spontan.

"Betul, aku sama sekali tidak merindukan mu. Apa yang akan kau lakukan sekarang?? Blewhhhhh" semakin cepat aku berlari dan meledeknya dengan puas.

"Aishhh anak ini benar-benar. Akan ku tangkap kau dan lihat saja apa yang akan terjadi" dengan cepat dengan mengejar ku.

"Coba saja kalau bisa"

Tiba-tiba hujan pun turun dengan cepat. Aku dan Jeok seketika berlari menuju halte bis.

"Cepat Soo Hyun kemari, kalau tidak kau akan benar-benar basah dan sakit" menarik tanganku.

Dan setibanya di halte aku tertawa melihat wajah Jeok yang sangat lucu.

"Hahaha.. apa yang terjadi padamu, sampai-sampai wajahmu begitu itu"

"Apa yang kau tertawakan?"

"Bukan apa-apa hanya saja wajahmu sangat lucu hahaha.. sampai-sampai aku menangis" menyeka air mata.

"Ini pasti gara-gara hujan, rambutku jadi berantakan seperti ini" merapikan rambut dengan tangannya.

"Sini biar aku perbaiki rambutmu" dengan cepat aku rapihkan rambutnya.

"Terima kasih kau sangat pengertian. Tapi sepertinya hujan akan lama, coba kau lihat awan nya.." menunjuk ke arah langit.

"Sepertinya begitu, sudahlah kita tunggu saja sampai reda" balas ku.

"Kalau begitu pakai ini, jika tidak kau akan sakit nanti" memberikan sebuah sweater padaku.

"Kau sangat perhatian, terima kasih. Aku jadi terharu hehehe.." jawabku sambil bercanda.

"Anak ini benar-benar, jika kau sakit nanti aku juga yang repot. Pakai yang benar!" Membalas ku sambil membenarkan sweater.

"Iya iya aku tau, kau kan Abang.."

Catatan KecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang