maaf jika ada typo, putar lagu sambil membaca ya :)
LISA POV
Kuputar keran shower membiarkan diriku basah dibawah hangatnya air yang jatuh bagai hujan itu, air mataku bahkan tercampur menjadi satu dengan air shower tersebut. Bahkan setelah 30 menit berlalu, seluruh tubuhku masih bergetar hebat, tenggorokanku tercekat, otakku tak bisa mencerna apapun lagi, otak ini terlalu syok untuk memahami keadaan yang ada.
Perkataan Jennie yang masih berputar2 di kepalaku, aku tidak bisa melupakannya. Tanganku mengepal dan menghantam keras tembok kamar mandi. Dicampakkan, mungkin itu kata yang paling cocok untukku. Tapi kenapa?
Kenapa Jennie melakukan ini tanpa alasan satupun?
Aku tidak bisa menerima perlakuan ini. Semuanya sangat tidak masuk akal.
***
Samar2 aku terbangun mendengar pintu kamarku dibuka, ah itu Mr. Choi yang membuka tirai horden dan mematikan pendingin ruangan agar bisa membuka jendela kamarku. Mr. Choi tersenyum menatapku.
"Selamat pagi nona", sapanya ramah seperti biasa. Aku bangun dan menyandarkan diriku di ranjang. Mr. Choi duduk di tepi ranjang.
"Nona baik2 saja? Kenapa sangat pucat?", tanya Mr. Choi menelusuri tiap inci wajahku, aku menggeleng kecil. "Hanya sedikit lelah karena pekerjaan", elakku tersenyum kecil.
Aku teringat seseorang, "Apa Jennie sudah bangun?",
"Dia sudah berangkat sejak subuh tadi", dahiku mengernyit, "Bukankah dia tidak bekerja hari ini?", tanyaku bingung.
"Nona Jennie ke salon nona, Tuan dan Nyonya akan datang hari ini pesawat mereka akan tiba siang, jadi nona dan nona Jennie kalian akan makan siang bersama", jelas Mr. Choi yang membuatku cukup kaget. Setiba2 itu...?
"Kenapa begitu tiba2?", tanyaku pada Mr. Choi. "Saya juga tidak tahu nona, kalau begitu saya permisi, sarapan nona sudah siap dibawah", aku masih tertegun mengetahui kalau orangtua Jennie yang juga orangtuaku akan datang, tapi kenapa kedatangan mereka sangat mendadak?
Setelah sarapan, aku bersiap untuk berangkat ke kantor, kembali menjalani hari seperti biasa seolah tak ada apa2 yang terjadi, sebenarnya hari ini aku libur tapi karena bosan dirumah kuputuskan untuk ke kantor saja menyelesaikan pekerjaan yang kemarin tertunda.
Itu hal yang baik daripada membiarkan diriku berdiam diri dirumah, aku ingin menyibukkan diriku. Tiba di kantor aku singgah ke cafe kantor sebentar membeli kopi dan mengambil tempat duduk disamping jendela, dari sini aku bisa menyaksikan padatnya lalu lintas di bawah sana, sambil sesekali meneguk kopi aku pun menghela napas berat.
"Apa aku boleh duduk disini?", aku tersentak mendengar seseorang bertanya, aku menoleh sekeliling padahal masih banyak kursi kosong, kenapa malah duduk dihadapanku?
"Rasanya kesepian jika minum kopi sendiri, jika tak keberatan?", ujarnya ramah, aku tersenyum kecil dan mengijinkan wanita tersebut duduk.
Kami hanya diam, aku sama sekali tak ada niat untuk memulai percakapan duluan. "Hei, aku Irene..", ucapnya tersenyum ramah mengulurkan tangan ingin berjabat. Senyum wanita ini cukup manis dan ramah.
"Aku Lisa", jawabku menjabat tangannya, "Nama yang cantik seperti orangnya", pujinya membuatku salah tingkah, "Hehe, terima kasih".
"Kenapa sendirian di saat weekend? Tak berkumpul dengan keluarga?", tanyanya mencoba mengajakku mengobrol. "Ehmm..hanya ingin sendirian saja", jawabku lalu meneguk kopi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girlfriend (?) [JenLisa/On Going]
FanfictionBukan Cinta namanya kalau tidak ada rintangan, kan? Jennie mencintai Lisa, Lisa mencintai Jennie. Namun sepertinya takdir kembali menentang mereka, Bisakah mereka menghadapinya? *Series kedua dari cerita Sisters Let's Read !!!