07.

1.2K 143 6
                                    

baca sambil putar lagu di atas ya..

maafkan bila typo bertebaran..

HAPPY READING :)



Jennie POV

Aku memandang langit malam penuh bintang, ujung bibirku perlahan tertarik mengukir senyum yang aku bahkan lupa kapan terakhir senyum tulus ini terukir. Kedua irisku menatap kedua tangan dengan jemari yang tertaut erat dan pas. Hingga kepalaku perlahan mendongak dan irisku terkunci pada tatap penuh sejuta pesona dan aku terjebak.

Sosoknya tersenyum manis dihadapanku, senyum yang selalu kurindukan disetiap tarikan napasku, disetiap detik jarum jam berdetak, sosok yang mengisi kekosongan jiwaku. Cinta Pertama yang menjadi Mimpi untuk menjadi Cinta Terakhirku.

Diam-diam ku intip arloji di lenganku, 15 menit lagi mimpi indah ini akan berakhir... aku tersenyum miris, air mata yang kupikir telah mengering, kembali menumpuk membendung cairan bening yang akan tumpah jika aku mengedipkan kedua iris ini.

"Jangan menangis, ini bukan salahmu...", perlahan aku menatapnya, ia masih tersenyum, ya senyum yang penuh luka & kepedihan mendalam.

"Maafkan aku Lisa... Aku tidak ingin kau terluka...", pertahananku runtuh, Lisa mengusap lembut punggungku.

"Aku berharap disaat sulit seperti ini, kita...mari kita mengingat kenangan-kenangan baik dan menemukan kekuatan pada kenangan itu J..", aku menatapnya dengan wajah yang basah air mata, "...Ini tidak mudah, aku tidak bisa melakukan ini sendiri, oleh karena itu sudikah kau menahan semua ini dan berjuang bersamaku?", aku mematung, mulutku bahkan tak sanggup mengucap sepatah kata pun.

Lisa berdiri dari duduknya, dan perlahan berjongkok dihadapanku. Ia menggenggam erat kedua tanganku.

"Aku sangat mencintaimu J, ingatlah itu selalu...", achh.. aku tidak bisa menahan lagi, air mata ini jatuh tanpa henti bagai hujan deras di musim gugur. Aku terisak sangat dalam, pedih.


_______________

Aku membuang napas berkali-kali, dan disinilah aku. Kediaman keluarga Kai berada tepat dihadapanku. Kulirik ibu yang tersenyum senang. Rumah yang besar, megah, dan mewah. Tanganku terasa dingin karena berkeringat hingga sebuah tangan menghangatkannya. Aku menoleh dan menemukan Lisa tersenyum manis.

Ya, Lisa ikut dalam makan malam keluarga ini. Aku tersenyum simpul menatapnya.

"Aku sangat senang dan merupakan kehormatan besar untuk makan malam bersama keluarga Kim..", ujar ibu yang berbicara dengan ibu Kai.

Kai berdiri dihadapanku, dengan senyumnya yang sangat kubenci.

"Bagaimana kabarmu Jennie? Kau sempurna malam ini..", ujar pria dihadapanku ini. Reflek tanganku menggenggam tangan Lisa yang berdiri tepat disampingku.


Waktu terasa sangat lambat di meja makan ini, makan malam antar keluarga yang membahas pernikahan kedua anaknya, malam yang sangat ingin kubuang jauh-jauh.

"Jennie kau sangat cantik malam ini, sayang..", puji ibu Kai yang kutanggapi dengan senyum terpaksa, "Terima kasih Ny. Kim", ucapku sopan.

"Lalu, apakah ini putri keduamu?", ibuku mengangguk, "Perkenalkan nama saya Lalisa Manoban, panggil saya Lisa", jelas Lisa sopan memperkenalkan diri, aku tersenyum haru dan kagum, bagaimana ia bisa setenang ini?

"Wah nama yang indah secantik pemiliknya..", puji Ny. Kim ibu Kai, Lisa tersenyum ramah, "Anda sangat pandai memuji ibu..", goda Lisa terkekeh.

"Tentu saja aku tidak bercanda Lisa-ssi, dan oh ya aku sangat suka dengan panggilanmu itu, panggil saja aku ibu..", sela ibu Kai yang membuat mataku membulat, Lisa dan ibuku pun demikian. Pasalnya aku pun yang notabenya dijodohkan oleh Kai anaknya sendiri, tidak pernah memanggil Ny. Kim sebagai ibu.

Girlfriend (?) [JenLisa/On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang