Ruangan IT ramai sore itu, Aerin berdiri di depan staf IT yang semuanya cowok.
"Ingat, selama aku cuti...gak ada yang boleh nyenggol-nyenggol kita. Kalau ada sedikit aja yang aneh, pantau terus. Okay?"
"Siap, bos," jawab Bagas dan lainnya penuh semangat. Belakangan ini emang banyak black hacker yang mencoba nyenggol sistem software Global, makanya Aerin giat banget meningkatkan kapasitas anggotanya.
"Aku belum tau akan berada dimana selama 1 minggu cuti, so in case of emergency...kalian boleh hubungi aku kalau gangguannya sudah di level 5. Ingat, hanya kalau sudah di level 5! Itupun aku sangat berharap no one call me. Okay?"
"Siap bos." Aerin tersenyum puas.
"So, malam ini kita lembur. Kalian mau dinner apa?" Wajah-wajah di hadapannya tersenyum girang.
"Mario, handle dinner! Order apa aja yang kalian suka." Aerin mengeluarkan kartu debit dari dompetnya.
"Asyeek..." Mario langsung mengambil kartu debit dari tangan Aerin. Aerin emang terkenal sangat pemurah...duitnya gak pernah habisnya. Sampai sekarang, sumber duit yang dimiliki Aerin sebenarnya sering jadi bahasan umum staf Global, selain tentu saja tentang keindahan sosoknya.
Aerin mengendarai Range Rover Sport yang harganya milyaran, sementara Pak Rasyid sang CEO hanya mengendarai Toyota New Camry. Aerin juga tinggal di perumahan mewah, yang harga tanah per meternya wow banget. Pakaian yang dikenakannya pun, brandnya bikin mata mendelik.
Ada yang bilang, Aerin bekerja sampingan sebagai hacker international yang dibayar mahal untuk setiap serangan software yang diselamatkannya. Banyak gosip tentang itu, tapi tidak ada yang berani bertanya langsung.
***
🎵I'm a big big girl, in a...🎵
Aerin terbangun dari tidurnya. Masih jam 6 pagi, siapa gerangan yang menelpon? Begitu melihat ke nama yang muncul di hpnya, ia mengernyitkan dahi.
"Tante, ini masih terlalu pagi."
"Irin sayang..."
"Aku baru tidur 3 jam loh...ntar telpon lagi, okay?"
"Sorry sayang. Dengerin tante sebentar aja. Sahabat almarhumah mami kamu, Tante Rossa, hari ini ulang tahun dan dia ngundang kamu datang. Kamu masih ingat rumahnya kan? Jumpa disana pukul 7 malam, ya?" Kalau Tante Mirna, adik almarhumah mami, sudah memberi perintah, Aerin segan banget untuk menolak.
"Baiklah, see you there."
"Jangan lupa kado dan buket bunga. Tante Rossa suka Lily, kamu masih ingat?"
"Iya, tante. Aku tidur lagi ya, bye."
Mirna menarik napas panjang. Ia masih sangat mengkhawatirkan Aerin walaupun Aerin sudah sangat dewasa dan sudah sangat mandiri dengan hasil kerja kerasnya sendiri.
Hubungan Aerin dengan keluarga besar papanya masih jauh dari kata harmonis. Saudara sedarahnya belum menerima keberadaan Aerin, apalagi sang mama tiri.
Mirna tahu betul, sosok Aerin yang terlihat begitu sempurna di mata orang lain...sebenarnya adalah sosok yang sangat kesepian, sosok yang banyak memendam kesedihan.
***
Andy masuk ke ruangan IT sambil menenteng shopping bag bertuliskan Chanel di tangan kirinya, sementara di tangan kanan menenteng buket bunga lily kuning yang cantik banget.
"Ririn, mana?"
"Lagi sarapan, mas. Di balkon." Andy melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul 11 siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU DI SINI MENUNGGUMU
Romance"Mas Arya, jangan sedih! Saat aku besar nanti, aku pasti akan lebih cantik dari Mbak Indah. Dan aku akan mencintai Mas Arya sampai aku setua oma." 19 tahun terpisah, Aerin Alessandra masih setia dengan cinta masa kecilnya kepada Arya Ferdinand. Seti...