Terlihat seorang lelaki yang sedang tidur dengan pulas. Badannya tertutupi selimut berwarna biru dongker. Mungkin sangking hangatnya, dia tidak mendengar ocehan wanita paruh baya disebelahnya.
Raisa menggelengkan kepalanya melihat Arga yang susah dibangunkan. Sekali lagi, dia berusaha membangunkan anaknya tersebut. Ini adalah cara terakhir, jika Arga tetap tidur, mungkin Raisa sudah menyerah dan angkat kaki dari kamar putra semata wayangnya itu.
Raisa mengambil air di kamar mandi lalu menyiramkan tepat di wajah putranya. Jika tempat tidur Arga basah, bodo amat, itu urusan belakangan.
Arga terlonjak kaget, "Bun! Bunda apa apaan sih? Kasur aku jadi basah gini nggak lucu tau."
"SIAPA YANG BILANG BUNDA NGELUCU HA? SALAH SIAPA DIBANGUNIN SUSAH? LIAT!, DILUAR GERIMIS!. MATA KAMU."
Arga yang dibentak seperti itupun langsung lari terbirit menuju kamar mandi.
***
Setelah selesai mandi, Arga menuju ruang makan untuk sarapan, dia melihat bundanya yang sedang memasak. Hanya ada bundanya, karena ayahnya sedang bekerja diluar kota.
Cup~
Arga mencium pipi kanan Raisa dari belakang sebagai tanda permintaan maaf. Raisa menahan senyumnya, anak ini selalu bisa membuat amarahnya mereda.
"Bunda jangan marah lagi ya, maafin Arga." kata Arga lembut.
"Iya, enggak kok. Sekarang kita sarapan ya."
Saat sedang sarapan, tiba-tiba Raisa bertanya "Kamu itu jangan pernah mainin perasaan cewek dong ga."
Arga yang mendengar pertanyaan tersebut tersedak, dengan segera Raisa memberikan air putih yang langsung diminum olehnya.
"Bunda ini suka ngawur." kata Arga, yang padahal dalam hatinya sudah gelisah.
"Kamu itu suka lupa ya ga. Kamu kan kalo ngajak cewek main ke rumah pasti orangnya beda-beda."
Yang diajak bicara Raisa hanya bisa cengengesan dan menggaruk tengkuknya.
"Lagian kalo kamu terus-terusan begini, kamu sama aja nyakitin perasaan bunda." ucap Raisa dengan tatapan kosong.
Melihat Raisa seperti itu, Arga semakin gelisah. Tidak tahu harus berbuat apa.
"Kamu berangkat gih, daripada hujannya makin gede, pakai aja mobil bunda."
Raisa meletakkan kunci mobilnya di meja, lalu pergi ke kamar untuk beristirahat.
Ya tuhan gw kudu ngapain, pacar gw udah terlanjur banyak:( -Batin Arga gelisah.
***
Arga mengendarai mobilnya dengan santai, karena pagi ini banyak genangan air yang menghiasi jalanan. Untung saja itu hanya genangan air, bukan genangan bersama mantan, ehh?.
Matanya tidak sengaja melihat gadis yang beberapa hari akhir ini dia dekati. Siapa lagi kalau bukan si gadis dingin Imelda.
Pangeranmu datang cantik -Batin Arga terkikik geli.
Imelda yang melihat sebuah mobil berhenti didepannya pun bingung, dia terus menatap mobil tersebut tanpa ekspresi. Dan ketika sang pemilik keluar, Imelda berdecak sebal dan memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Hai cantik" sapa Arga sambil mengedipkan sebelah matanya.
Berbeda dengan siswi lainnya yang jika melihat sikap Arga seperti itu akan menjerit histeris, Imelda justru menatap datar dan merasa jijik sendiri.
"Selalu aja begitu. Cocok lu jadi manekin." kata Arga sebal.
Ya, cowok ganteng mana sih yang tidak kesal dicuekin cewek?.
"Lu nggak berangkat?." tanya Imelda tanpa menatap wajah Arga.
"Mau jemput princess gw dulu." kata Arga.
"Ohh, yaudah sana." balas Imelda.
Arga menatap cewek dihadapannya sambil tersenyum, "Ngapain? Kan princessnya udah didepan gw."
Imelda hanya memutar kedua bola matanya malas.
"Udah lah keburu siang ntar, cepet masuk mobil gw." ucap Arga sembari berjalan menuju mobilnya.
Imelda tetap diam di tempatnya sambil membaca buku fisika, karena nanti akan ada ulangan di jam pertama sehingga ia harus belajar ekstra.
"Heh! Lu beneran nggak mau? Gw tau nanti ada ulangan fisika di kelas lu!." Arga berbicara kepada Imelda dengan setengah berteriak.
Tanpa babibu, Imelda terpaksa ikut dengan Arga, demi Fisika!.
💧💧💧
To Be Continue
(A/n): holaaaaa kembali lagi dengan aku, hihi apaan sih. aku mau bilang makasih buat kalian yang udah baca cerita ini dan jangan bosen-bosen ya bacanya, tetep ikutin terus cerita ini sampe tamat😂. vote ya, biar aku makin semangat update, dan komen juga, aku butuh kritik dan saran dari kalian😊
thank you, so much❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Imelda
Teen FictionImelda, seorang gadis dingin yang tidak peduli terhadap sekitar. Sifatnya berubah setelah insiden menimpanya saat dia berumur lima tahun. Dimana saat itu, keluarganya harus menerima takdir dan mengikhlaskan seseorang yang sangat disayangi mereka. La...