Malam menyambut di sebuah komplek perumahan yang cukup elit. Walau cukup elit, namun pria dengan perawakan tinggi dan kulit putihnya itu berjalan di sepanjang perumahan tersebut. Malam hari memang biasanya ia gunakan untuk sekedar berlari dan melepaskan penat akibat pekerjaan yang selalu menumpuk dan bertambah tiap harinya.
Sehun merupakan seorang karyawan di sebuah perusahaan besar di kota ternama. Sehun cukup bangga dengan pekerjaannya karena selain gaji, dirinya juga mendapat tunjangan mobil serta apartemen, selain itu dirinya kerap mendapat prestasi di tempat kerjanya hingga dirinya kerap mendapat promosi. Sehun cukup bersyukur hingga uang yang ia dapatkan selalu ia tabung untuk keperluan hidupnya kelak. Maklum saja, Sehun tidak memiliki siapapun. Dirinya hanya tinggal seorang diri tanpa keluarga bersamanya. Semuanya sudah pergi meninggalkannya.
Udara malam hari yang begitu dingin namun kontras dengan panas tubuhnya yang terus mengeluarkan keringat. Merasa cukup dengan olahraga malamnya, Sehun pun mendudukkan dirinya sejenak di sebuah bangku taman dekat apartemennya. Sekedar mendinginkan tubuhnya dan mengatur napasnya.
PLUK
Baru saja dirinya duduk di sana, sebuah boneka jatuh dari tempatnya duduk. Merasa bersalah dengan boneka itu, Sehun pun memungut dan sedikit membersihkan boneka itu. Boneka khas negara Rusia itu jatuh dari tempatnya duduk dan sedikit menggelinding hingga bawah tempat duduk itu.
"Siapa yang meninggalkan benda ini di sini?" Sehun sesungguhnya tidak tertarik dengan benda-benda seperti itu. Wajah saja, dirinya sudah dewasa, seorang laki-laki dewasa yang hampir berkepala tiga. Jika dirinya memiliki anak pun, dirinya tidak akan membawa benda itu pulang, benda milik orang lain tidak sepatutunya ia bawa.
"Mungkin tertinggal" kembali Sehun letakkan boneka itu dan memposisikannya dengan baik. Berharap besok boneka itu ada yang mengambilnya.
Setelah cukup lama Sehun beristirahat di sana, dirinya pun memilih kembali ke apartemennya. Tinggal beberapa jam lagi waktu tidurnya dan akan kembali disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang membuat penat kepalanya.
'Target yang bagus'
.
.
.
.
.
Membasuh dirinya dan tentunya uap pun membungkus pintu kaca yang transparan. Cukup membuat lelahnya terangkat dengan mandi menggunakan air hangat. Sehun sebenarnya tidak begitu menyukai desain kamar mandinya. Pintu kamar mandinya bahkan tembus pandang namun tentunya hanya pintu untuk dirinya membasuh diri di bawah shower. Untuk pintu lainnya yang mana pintu luar dari kamar mandi dan toiletnya, tentunya tidak tembus pandang. Gila jika pintu itu juga tembus pandang, mungkin Sehun tidak akan pernah mandi di sana dan memilih mandi di tempat umum, mungkin.
Usai dengan membasuh dirinya, Sehun keluar dengan rambut yang masih basah hingga sedikit menetes ke bagian punggung dan dadanya yang tidak terbalut apapun. Handuk yang ia punya hanya mampu membalus sebatas pinggangnya saja dan Sehun terlalu terbiasa keluar dari kamar mandi dengan penampilan seperti itu karena dirinya tahu bahwa dirinya tinggal sendiri, tidak akan ada yang merasa risih dan terganggu karena penampilan top naked-nya.
TING TONG
Alis Sehun mengkerut. Cukup bingung dengan bunyi bel apartemennya. Sehun tentu bingung siapa yang bertamu di tengah malam seperti saat ini. Bahkan Sehun tidak yakin jika di luar sana ada seseorang di depan pintunya. Bukannya Sehun berpikir negatif, tapi Sehun tahu di area apartemennya tidak diperbolehkan bertamu lebih dari jam 10 malam. Sedikit ketat memang, tapi Sehun bersyukur dengan aturan itu. Namun kini dirinya mendapatkan tamu di jam 12 lebih 30 malam. Astaga, Sehun sedikit merinding dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATRYOSHKA [HUNHAN]
FanfictionSehun terkejut dengan kedatangan seorang anak kecil yang membawa sebuah boneka di tangannya. Berniat mengusir, namun Sehun sedikit tidak tega melakukannya dan berujung pada anak kecil itu tinggal di apartemennya dan membawa cerita baru di hidupnya...