Hari ini Sehun ingin diam di rumah dengan alasan ingin mengambil liburnya dan di sinilah dirinya terus memperhatikan Luhan yang terlihat tidak seperti biasanya.
"Luhan..." mendekat dan duduk di samping Luhan, bahkan tangannya sudah menggantung di udara, hendak meraih pucuk kepala Luhan. Namun, terkejutnya Luhan membuat Sehun mengurungkan niatnya dan memilih menarik kembali tangannya yang sempat menggantung itu.
"Ah...Sehun kau tidak bekerja?" Memang Sehun merasa ada yang aneh dengan Luhan dan itu membuat Sehun semakin tidak bisa meninggalkan Luhan saat ini.
"Tidak, aku mengambil cutiku" menatap Luhan yang tampak berpikir di sana.
"Tidak, kau sebaiknya bekerja...aku takut pekerjaanmu akan menumpuk"
"Tunggu, sebenarnya apa yang salah denganmu? Kemarin kau menyuruhku untuk tinggal, tapi hari ini kau menyuruhku untuk per--"
DING
DONG
Sehun langsung menatap ke arah pintu dan sejenak menatap Luhan yang seakan menyembunyikan sesuatu di sana sebelum dirinya benar-benar beranjak untuk melihat siapa tamu yang datang begitu pagi.
"Hyung...?" Seseorang berdiri dengan senyum lebarnya dan menunjukkan Sehun sesuatu di sana. Bahkan sebelum Sehun persilakan masuk, orang itu sudah mendahului dan berjalan menuju sofa tempat Luhan juga duduk di sana.
"Ah...rupanya kau sudah tau siapa dia" menatap Sehun dengan raut seriusnya dan membuat Sehun hanya mengendikkan bahunya acuh. Memilih berjalan ke arah dapur dan menuangkan jus untuk diberikan ke Chanyeol dan Luhan tentunya.
"Apa yang terjadi padamu huh? Kau mengatakan semuanya pada Sehun?" Seakan cukup akrab, Chanyeol memulai pembicaraan namun Luhan di sana hanya diam dan memilih mengabaikan Chanyeol yang masih tetap menunggu jawaban dari Luhan.
"Aku rasa kalian sudah saling mengenal. Aku tidak tahu mengapa kau datang hari ini, hyung...tapi bisakah kau bersama Luhan hari ini? Tiba-tiba ada panggilan penting dari perusahaan" meletakkan dua gelas di meja dan menatap Chanyeol yang hanya mengendikkan bahunya. Dirasa cukup dengan jawaban itu, Sehun pun segera bersiap untuk segera pergi menemui berbagai permasalahan yang ada di perusahaan saat ini.
"Bisakah kau bersikap seperti kita saling mengenal? Aku tidak akan membunuhmu, tidak untuk saat ini" saat Chanyeol mengatakan itu, tatapan Luhan menajam dan perkataan dingin pun keluar dengan bebasnya dari bibir tipis itu.
"Kau tidak akan bisa membunuhku, sampai kapanpun kau tidak akan bisa memiliki adikku, iblis sialan"
"Tenang saja, aku sudah tidak berminat dengan bom waktu seperti adikmu" menyeringai di sana dan membuat Luhan semakin geram dan mengepalkan tangannya. Jika dirinya lupa masih ada Sehun di dalam rumah, ia mungkin sudah melayangkan pukulan tepat di wajah Chanyeol.
"Aku tidak membutuhkannya lagi, aku memiliki mangsa lain sekarang. Bagaimana jika kau membantuku maka aku akan membantumu memiliki Sehun seutuhnya dan menghentikan bom waktu itu hmm?" Memberikan sebuah tawaran yang mungkin cukup menjanjikan bagi Luhan, namun di sisi lain Luhan merasa dilema dengan adiknya yang menginginkan lepas dari boneka itu.
"Aku tahu, adikmu masih ingin keluar dari belenggu boneka itu, tapi itu sulit dilakukan kecuali kau mengorbankan orang yang kau cintai" Luhan tahu itu, bahkan saat adiknya meminta, syarat itu terus saja menghantuinya hingga dirinya tidak mampu berpikir jernih sedikitpu.
"Siapa yang kau pilih? Adikmu atau orang yang kau cintai? Aku yakin bangsamu punya 'aturan' khusus. Jika kau kehilangan pasangan hidupmu, maka kau akan disiksa sepanjang hidupmu dengan rasa penyesalan yang tidak berujung hingga pada akhirnya, kau memilih mati walau pada dasarnya kau tidak pernah bisa mati"
KAMU SEDANG MEMBACA
MATRYOSHKA [HUNHAN]
FanfictionSehun terkejut dengan kedatangan seorang anak kecil yang membawa sebuah boneka di tangannya. Berniat mengusir, namun Sehun sedikit tidak tega melakukannya dan berujung pada anak kecil itu tinggal di apartemennya dan membawa cerita baru di hidupnya...