Kau tahu apa yang paling unik dari boneka matryoshka?
Bentuknya
Ya, bentuknya yang begitu indah dan tiap kau membuka satu bagian, maka bagian yang lain akan ada di sana mengisi bagian yang lebih besar. Mirip seperti bermain hide and seek. Yang lebih kecil akan bersembunyi di dalam yang lebih besar. Jika kau penasaran dengan isi di dalamnya dan berapa yang terperangkap di sana, kau bisa membuka satu persatu sambil tersenyum dan menghitung satu per satu. Menyenangkan.
.
.
.
.
.
Sehun melihat bagaimana Luhan yang diam. Sedikit penasaran dengan keterdiaman Luhan yang tidak seperti biasanya. Biasanya Luhan akan bertanya apapun yang ada di pikirannya. Seperti anak kecil pada umumnya, rasa ingin tahu Luhan cukup tinggi dan itu membuat Sehun memakluminya. Namun untuk hari ini, setelah kedatangan Chanyeol ke apartemennya untuk memeriksa keadaan Luhan dan setelah kepergian Chanyeol, Sehun melihat Luhan lebih memilih diam dan membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Sehun tahu kondisi Luhan sedang tidak baik, tapi entah mengapa Sehun merasa sedikit aneh jika Luhan tidak berbicara apapun sampai Sehun pun memilih membuka mulutnya untuk memecah suasana hening di kamarnya.
"Luhan, apa kau lapar?" Menatap Luhan yang hanya menatap keluar jendela. Melihat bagaimana sinar matahari berhasil masuk ke kamar Sehun lewat cela udara di atas sana.
"Luhan jawab aku" merasa diabaikan, Sehun pun sedikit menaikkan suaranya. Ya, pertanyaannya hanya dibalas dengan Luhan yang memalingkan wajahnya ke arah jendela dan itu cukup membuat Sehun kesal.
"Tidak" hanya jawaban singkat itu yang Luhan berikan setelah mendapatkan sedikit bentakan dari Sehun dan dirinya pun membungkus tubuh mungilnya dengan selimut tebal milik Sehun.
"Kau harus makan, kau bahkan belum memasukkan apapun ke perutmu sejak tadi pagi" Sehun tentu khawatir dengan Luhan. Bagaimanapun, Sehun sudah menganggap Luhan sebagai adiknya sendiri. Mengingat bagaimana dirinya bertemu untuk pertama kalinya dengan Luhan, membuatnya cukup iba dengan keadaan Luhan hingga dirinya memutuskan untuk bertanggungjawab atas Luhan.
"Paman, jangan terlalu baik padaku" Sehun hanya menaikkan satu alisnya dan memperhatikan Luhan yang kini hanya memunggunginya. Memperhatikan bagaimana sempitnya punggung itu yang tengah terbalut setengah selimutnya.
"Apa kau melarangku untuk bersikap baik pada anak kecil sepertimu?" Di sana Luhan hanya tersenyum mendengar ucapan Sehun.
"Anak kecil rupanya..." suara bisikan dengan seringaian di sana. Tentu Sehun tidak mendengarnya dan di sana Sehun pun hanya menganggap Luhan kembali diam. Menghela napasnya dan mendekat ke arah Luhan yang tengah memunggunginya.
"Luhan, dengarkan aku..." meraih selimut yang dipakai Luhan dan sedikit menurunkannya di sana. Memutar tubuh Luhan untuk bisa menghadap ke arahnya dan agar dirinya juga bisa melihat bagaimana wajah Luhan yang terlihat dingin di sana.
"Paman, sebelum kau mengatakan apapun yang ingin kau katakan, aku ingin bertanya sesuatu padamu, paman" tidak biasanya Luhan terlihat begitu serius, bahkan sekarang Luhan sudah mendudukkan dirinya dan menatap lekat ke arah Sehun.
"Paman, apa kau percaya dengan makhluk immortal?" Sehun sedikit mengangkat alisnya. Pertanyaan aneh Luhan pun membuatnya sedikit berpikir dan kemudian terkekeh di sana. Sehun menduga itu adalah pertanyaan anak kecil yang benar-benar ingin tahu.
"Aku sudah dewasa Luhan, dan sepertinya tidak ada yang seperti itu di dunia ini. Mereka hanya cerita mitos untuk anak-anak seperti kalian"
"Kau yakin dengan apa yang kau katakan, paman?" Menekankan satu kata terakhirnya dan membuat Sehun terdiam di sana. Luhan memang tidak seperti biasanya. Namun Sehun masih tetap berpikir bahwa hal itu terjadi karena Luhan yang tengah sakit sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATRYOSHKA [HUNHAN]
Hayran KurguSehun terkejut dengan kedatangan seorang anak kecil yang membawa sebuah boneka di tangannya. Berniat mengusir, namun Sehun sedikit tidak tega melakukannya dan berujung pada anak kecil itu tinggal di apartemennya dan membawa cerita baru di hidupnya...