Chapter 2

734 84 2
                                    

[Warn: mengandung adegan 18+]

Jinling merebut layang-layang yang ditemukannya tadi malam dari tangan Sizhui dan berjalan keluar kamar di ikuti Sizhui yang tersenyum geli melihat tingkah laku Jinling, tak beberapa lama kemudian Jinling menemui Sizhui kembali dan memberikan layangan itu.

"Ini gee, kamu yang pegang dan A-Ling yang menarik dan menerbangkannya ok?"

Jinling mengulur benang layang-layang itu jauh dan langsung menariknya tanpa melihat arah datangnya angin dan membuat Sizhui terkaget karena layang-layang itu melesat dengan cepat dari tangannya.

Hasilnya, setelah beberapa kali percobaan menerbangkan layang-layang ala Jinling yang gagal total membuat Jinling mendengus keras dan menghentak-hentakan kaki ke tanah karena kesal.

Kelakuan jinling yang kesal dan caranya menerbangkan layang-layang yang aneh sukses membuat Sizhui terbahak-bahak.

"Aaaarrrrrgggghhhh!!"

"Kenapa ini begitu susah? sebal-sebal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa ini begitu susah? sebal-sebal...."

"Huhahhahaha A-Ling sudah cukup ini menggelikan sungguh." Pinta Sizhui pada Jinling untuk berhenti melakukan adegan konyolnya itu.

"Ah Lan Yuan gee menyebalkan."

"A-Ling...." Sizhui mengenggam kedua tangan Jin Ling.

"Bersabarlah, jika kamu tidak bisa mengendalikan emosimu maka layanganmu juga tidak akan bisa naik." Sizhui mengelus- elus kepala Jinling. "Sekarang lakukan lagi ya, kali ini lebih sabar."

Jinling mulai mendengus dengan kesal dan sebal pada apa yang dia lakukan. "Huh.....ya baiklah baiklah gee."

Jinling mengambil benang layangannya dan menyuruh Sizhui memegang layangannya sekali lagi.

"Huhhh....sabar.....tenangkan hatimu Jinling." Ia bergumam sendiri dan menenangkan diri nya yang tersulut emosi.

Jinling tiba-tiba teringat paman Jiang Cheng pernah bilang padanya "Lihat arah angin bila mau menerbangkan layangan, baru tarik dan ulur." Ia pun memandang langit merasakan hembusan arah angin dengan pori-pori kulitnya hingga bisa merasakan dari mana angin berhembus dan mengalir. Ia pun memberi aba-aba pada Sizhui. "Ge... ke kanan sedikit!"

"Aah.... baiklah-baiklah." Sizhui segera bergeser dan tersenyum lembut pada Jinling

"Apa sekarang sudah cukup?" Sizhui menatap Jinling dari kejauhan dan masih dengan senyum lembutnya yang menghiasi sudut bibirnya.

Jinling memberi kode pada Sizhui untuk melepaskan layangannya agar dia bisa menerbangkannya di langit yang cerah itu. Dengan tarikan dan kesesuaian arah angin akhirnya layangan itu pun naik sedikit demi sedikit ke langit.

Saat Jinling memberi tanda untuk melepas layangan itu, Sizhui dengan sebuah senyuman lembutnya melepas layangan itu, sekilas tampak pancaran biru dan ilusi kupu-kupu ikut terbang mengekor layangan tersebut, melambung tinggi melesat mengiringi ekor layangan yang di terbangkan oleh Jinling.

A Butterfly Waiting For Its Little Sun To DisappearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang