19

1.8K 54 25
                                    

Banyak typo

Selamat membaca💕

---
Ketika Rani terbangun dari tidur yang teramat melelahkan untuknya, Rani bingung sejak kapan dia berada di UKS setaunya dirinya masih berada dilapangan sekolah selepas kejadian menggeparkan itu. Rani bingung...

Rani berusaha untuk mengingat kejadian itu,dadanya kembali sesak kepalanya kembali pusing. Rani berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri. Dengan menarik turunkan nafasnya dengan teratur. Dan Rani sedikit ingat kalau dia pingsan. Dan berada dipelukan Andre?

"Apa iya yang bawa aku keUks itu andre?" Tanya Rani pada dirinya sendiri.

"Hustttt ngawurr.. ya mana mungkin lah bego banget sih!" Rani memaki dirinya sendiri.

"Ehh.. tapi perasaan aku emang bener si Andre"

"Eh masaa"

"Gak mungkin dong!"

"Ehh mungkin aja yekan!"

Akhrinya setelah bergelut dengan pikiran sendiri Rani baru tersadar. Di UKS tidak ada siapapun,untung saja dia berbicara dalam hati. Ya walaupun tidak masalah juga kalau Rani berbicara sendiri. Toh di Uks gak ada siapa-siapa.

lalu yang masih menjadi pikiran utama Rani adalah siapakah orang yang membawa nya ke UKS?

----
Berbeda halnya dengan yang terjadi dilapangan sekolah. Mayat yang bernama Galih telah dibawa kerumah sakit. Sedangkan Meta diantar pulang oleh Dela sebelum itu Dela telah meminta izin dari pihak sekolah.

Anak-anak yang berada dilapang sudah mulai meninggalkan lokasi tersebut dengan banyak perasaan yang campur aduk. Akhirnya pihak dari sekolah membubarkan masa dan disuruh untuk masuk kekelas masing-masing. Semua tampak panik dan mungkin sebentar lagi, pihak sekolah akan memulangkan semua muridnya.

Rio(papa Dela) dan dan Robi masih berdiskusi tentang kejadian ini.

"Om. Robi tebak itu bukan bunuh diri!" Semangat Robi membara sambil memegang pena dan buku kecil.

"Om juga tau kali Rob!" Balas Rio sambil berumpu dengan tangan nya

"Jadi menurut kamu siapa yang sudah membunuh orang itu?"

"Nah itu dia Om. Robi juga belum tahu, tadi kata Dela dia sempat liat orang itu dari rooftop tapi pas aku cek gak ada siapa pun. Dan aku juga gak bisa nemuin sesuatu. Aku cuma nemu bungkus permen didepan pintu rooftop" balas Robi dengan

"Terus bungkus permen nya mana?" Tanya om Rio sambil mengadahkan tangan nya kehadapan Robi.

"Yaaa... Itukan sampah om. Ya Robi buanglah ke tong sampah" jawab Robi dengan sangat enteng sambil memainkan pena yang dia pegang.

"Anak pinter...." Jawab om Rio dengan senyuman mengerikan nya sambil menepuk-nepuk kepala Robi dengan pelan.

"Terimakasih Ommm ku yang gantengg..." Bangga Robi dengan tindakan nya yang pantut dicontoh orang-orang.

Namun lama kelamaan tepukan di kepala Robi kini kian menuntut. Dilihat lagi wajah sang Om.
Robi nyengir. Dia baru sadar kalau ada maksud terselubung dari senyuman milik sang OM.

Robi nyengir dan sedikit meringis kepalanya sedikit panas. Dan telinganya mulai memerah.

"Kamu tau Robi barang sekecil itu bisa aja jadi barang bukti. Nah OM MINTA KAMU CARI BARANG ITU SEKARANG JUGA, KALAU SAMPAI GAK DAPAT KAMU OM PECAT!" Om Rio menekan kata-itu dengan kalimat halus namun membuat Robi merinding bukan main. Alhasil Robi langsung ngibrit. Lari seperti orang dikejar-kejar setan. Robi bertekat untuk menemukan bungkus permen tersebut..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Psikopat Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang