"Oh benar! Mana mungkin Mingyu menghamili anak orang. Aku bahkan ragu dengan ereksinya!"
"Pelan kan suaramu, bodoh! Kau benar-benar bodoh!"
"Jangan heran. Dia memang begitu."
Mingyu hanya memperhatikan. Tak ingin membuka suara apalagi pembelaan ketika ketiga sahabatnya atau mungkin satu di antara yang menjadi sumber emosi. Sambil menikmati kacang di atas meja, mereka selalu bercanda dan berakhir membully Mingyu seperti biasa.
"Hei, Mingyu! Kau harus membela dirimu sendiri!"
Sofa ruang tengah sudah hampir hancur dengan lusuh dimana-mana. Mingyu kadang heran bagaimana mereka begitu sangat berantakan. Mata karamelnya lantas menatap Pria yang duduk di sofa lusuh. Yang terakhir berbicara. Dia adalah Vernon. Pria blasteran yang berakhir menjadi salah satu sahabatnya.
"Kau seperti tidak mengenal Mingyu saja." Kemudian Pria yang tengah duduk di lantai dengan ponsel di kedua tangannya. Tengah bermain game. Namun juga membagi fokus dengan menimpali obrolan. Dia adalah Seungcheol.
Pria itu memiliki bulu mata yang panjang. Cukup aneh. Seungcheol lumayan normal di antara mereka. Pria itu tidak terlalu bar-bar. Namun terkadang tidak serius pada beberapa hal. Dan cukup menyebalkan juga.
"Oh! Lihat!"-Mingyu menatap kemana perginya buku yang semula ada di kedua tangannya. Buku itu berakhir mengenaskan di lantai. Seseorang lantas melompat kesamping nya. Membuat kedua mata Mingyu melotot.
"Aku akan bosan menjadi dirimu, Kim Mingyu. Jika setiap hari hanya baca buku," Pria itu kembali berkata. Masih pada posisinya; berjongkok di atas sofa membuat benda empuk itu mengempes di bagian yang tertekan. Dengan wajah condong ke arah Mingyu.
Dia adalah Wonwoo. Mingyu mengenalnya sebagai Pria urakan. Penampilan yang jauh dari kata rapi, rambut acak seperti orang bangun tidur; tapi tidak benar-benar bangun tidur, ujung baju seperti tidak pernah di setrika. Matanya sipit dan setajam silet. Bibirnya suka sekali menyeringai.
"Ya! Kau mau mencium Mingyu?!" Begitu Seungcheol berbicara, Wonwoo lantas menjauhkan diri. Turun dari sofa dan memungut buku Mingyu-mengembalikannya pada tempat semula. Ke tangan Mingyu.
"Yang benar saja! Aku masih belum puas dengan bibir Seulgi Noona."
"Kau memacarinya lagi?"
Wonwoo mengangguk sambil memakan kacang yang sudah ia kupas. Lantas menjawab pertanyaan Vernon, "ya. Banyak orang menyebut bahwa kami mirip. Mungkin saja jodoh. Aku hanya mempermudah semuanya," sebelum biji kacang kembali masuk ke dalam mulutnya.
Ketiga sahabatnya hanya diam. Berdecih dengan kebiasaan Wonwoo yang suka ganti pacar setiap minggunya.
"Tapi Seulgi Noona selalu menolak jika aku menyentuh bokongnya. Kenapa ya? Apa remasanku kurang kencang?" Wonwoo bertanya masih dengan mengunyah kacang. Mungkin saja setelah ini ia akan di hantui oleh jerawat berlebihan.
"Mungkin saja karena kau terlalu meremasnya Wonwoo!"
"Tidak mungkin. Remasanku ini nikmat. Bikin orang keta-"
"BISAKAH KALIAN DIAM?!"
Wonwoo berhenti mengunyah kacang. Seungcheol berhenti dengan gamenya. Vernon berhenti mengorek upil. Semua menatap Mingyu.

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Like a piece of watercolour painting; Meanie
FanfictionTentang Wonwoo si berandal menyebalkan dan teman satu apartemennya, Kim Mingyu yang polos. Mingyu yang juga diam-diam hebat di ranjang. Story by : Noona12_ Cover by : Noona12_ [#1 Meanie 01/06/2020]