Wonwoo benar-benar memukul kepala Mingyu saat Pria itu baru saja menutup pintu apartemen.
"A-apa-"
"Kau seorang pelukis?!" Tanya Wonwoo memotong seruan Mingyu.
"Apa kau memukulku hanya karena itu?!"
"Ya. Kim Mingyu. Kenapa kau merahasiakan semua padaku?"
Kali ini Mingyu memutar bola matanya. Ia meletakkan sepatu yang baru saja di lepas pada rak sepatu dekat pintu lantas menggunakan sandal bulu hangat.
"Tidak ada yang merahasiakannya, Wonwoo? Aku sudah memberitahumu sejak lama."
Wonwoo menatap Mingyu skeptis. Mengikuti kemana Pria itu pergi.
Menyandarkan tubuhnya di ambang pintu selagi ia memperhatikan Mingyu yang meletakkan tasnya dan mulai membuka baju. Sekilas Wonwoo menatap bagaimana perut teman satu apartemen itu terbentuk dengan sempurna. Bahkan ia tak tahu kalau Mingyu amat merawat tubuhnya.
Wonwoo berdehem pelan. Mengalihkan pandangan. Lantas terhenti pada sebuah kanvas tertutup kain putih.
"Oh! Apa itu adalah hasil lukisanmu? Boleh aku lihat?" Kata Wonwoo mulai berjalan menuju pojok ruangan. Namun mendadak berhenti kala Mingyu memotong jalannya.
"Jangan."
"Huh? Kenapa? Bukankah kau seorang pelukis. Pasti semua akan baik-baik saja."
"Kubilang jangan. Ini hanya sebuah lukisan gagal. Aku berniat membuangnya, kurasa."
Wonwoo mendesah. Kembali berbalik ke ambang pintu. Tidak lagi menyenderkan tubuhnya, namun ia menatap Mingyu, "aku masih tak yakin kau seorang pelukis handal. Maka, untuk membuktikannya, kau harus mengajakku pada salah satu pameran."
"Ya. Baiklah, Wonwoo. Apa kau bisa keluar? Aku harus mengganti celanaku," Mingyu menutup pintu kamarnya setelah ia mendorong Wonwoo untuk pergi.
Samar ia mendengar Wonwoo berteriak untuk dirinya membuat makan malam.
Mingyu berjalan menuju kanvas putih miliknya. Membuat kain penutup dan menatap lukisan setengah jadinya. Tanpa sadar ia mendesah sebelum meletakkan benda itu di dalam lemarinya.
•••
Mingyu memasuki studio lukisnya. Bau cat serta jejeran kanvas berbagai macam menyambutnya. Ia lantas berjalan menuju stand miliknya. Mengeluarkan beberapa alat lukis dan Mingyu sudah berhasil menemukan ide untuk lukisannya.
Ketika warna hijau mulai mengotori kanvas putih, suara pintu terbuka mengalihkan pandangannya.
"Hei, Mingyu!" Dia adalah Kim Jongin. Seniornya di studio. Pria itu datang bersama seorang Pria mungil.
Mingyu meletakkan kuas miliknya dan berjalan menghampiri Jongin, "Ya, Hyung?"
"Kita kedatangan peserta baru. Dia Lee Jihoon. Minggu depan dia akan ikut pameran." Pandangan Mingyu beralih pada seseorang di samping Jongin. Lantas tersenyum sopan.
"Hallo, Lee Jihoon. Aku Kim Mingyu. Kuharap kau betah."
"Ya. Aku Lee Jihoon. Kuharap semua berjalan baik untuk kedepannya," ujar Jihoon dengan sedikit malu. Membuat kedua Pria tinggi disana terkekeh pelan.
Kemudian Jongin keluar dari ruang studio meninggalkan Mingyu serta Jihoon berdua.
Mingyu mengajak Jihoon menuju salah satu stand-stand yang tepat berada di samping stand Mingyu. Stand yang semula diisi oleh pelukis bernama Wen Junhui. Namun Pria itu sudah tak lagi bekerja di studio. Ada beberapa alasan yang Mingyu tak ketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Like a piece of watercolour painting; Meanie
FanfictionTentang Wonwoo si berandal menyebalkan dan teman satu apartemennya, Kim Mingyu yang polos. Mingyu yang juga diam-diam hebat di ranjang. Story by : Noona12_ Cover by : Noona12_ [#1 Meanie 01/06/2020]