[02] Putus

194 25 0
                                    

"Kau bahkan tak memberiku coklat atau bunga dan aku tidak mempermasalahkan itu! Kau ini kenapa?!"

●•●Sinned in February●•●

1 bulan yang lalu, 14 Februari...

Ditengah keramaian ini, laki-laki berahang tegas itu tampak tengah mencari sesuatu. Matanya meneliti setiap sudut villa, tempat dimana pesta ulang tahun dirayakan. Setiap orang memberikan sapa, namun Taeyong hanya merespon singkat. "Jaehyun tak berhasil membuatnya datang?" gumam laki-laki itu sambil mengacak rambutnya.

Taeyong membutuhkan jawaban atas pertanyaan itu, apa Jaehyun berhasil membuat Shin Hea datang atau tidak, agar Taeyong tahu apa ia harus terus mencari perempuan itu atau justru berhenti saja. Laki-laki itu melangkahkan kakinya menuju tempat Jaehyun berada. Jaehyun memiliki ruangan sendiri untuk menikmati minuman-minuman keras bersama teman-temannya yang lain.

Ketika menginjakkan kakinya masuk ke dalam villa, memang hal pertama yang Taeyong lakukan adalah mencari keberadaan Hea. Bodohnya, ia bahkan tak tahu apa Hea datang atau tidak, seharusnya Taeyong bertanya dulu dan laki-laki itu merutuki sikap gegabahnya. Ia sampai diruangan itu, Taeyong dibuat memutar bola matanya dengan jengah sambil membuang napas kasar ketika ia melihat orang-orang didalam ruangan ini.

Benar saja, Jaehyun membawa Hea sampai ke ruangan ini.

Taeyong melangkah mendekat kemudian mendudukkan diri pada sofa, tepat dihadapan Jaehyun yang tengah menuangkan minuman digelas Hea, perempuan itu tak langsung meminumnya, namun Jaehyun yang sudah setengah mabuk itu justru terlihat memaksa Hea lewat tatapannya yang kemudian membuat perempuan itu meneguk minuman digenggamannya.

"Kau baru datang?" tanya Johnny, salah satu teman Jaehyun yang tentu saja temannya juga sambil membawa segelas minuman ditangannya.

Pandangan Taeyong tetap fokus pada Hea yang terus meminum minuman yang Jaehyun berikan, membuatnya berdecak kemudian membuang pandangan. Ia bahkan tak menjawab pertanyaan Johnny yang sudah menyadari ke arah mana pandangan Taeyong barusan. "Kenapa Jaehyun mengundang anak panti itu?" tanya Johnny pada Taeyong yang masih membuang pandangan itu.

"Aku yang menyuruhnya," jawab Taeyong yang hampir membuat Johnny tersedak minumannya sendiri ketika mendengar jawaban itu.

"Apa?!" respon Johnny yang membuat Taeyong mendelik ke arahnya. "Kau dan Jaehyun pasti sedang mabuk sehingga tanpa sadar mengundang si anak panti itu. Katakan iya!" paksa Johnny, ia meletakkan gelasnya di atas meja kemudian memandang Taeyong, berharap bahwa laki-laki itu akan menjawab dengan jawaban yang ingin ia dengar.

"Tidak, aku dan Jaehyun dalam keadaan sadar. Seratus persen sadar." Jawab Taeyong penuh penekanan.

Johnny merasa lemas seketika, ia menyandarkan punggungnya di sadaran empuk sofa, kemudian menatap Hea dan Jaehyun yang tengah asik minum itu. "Lihatlah mereka, sejak kepan mereka dekat seperti itu." Ucap Johnny tak percaya, walaupun ia tahu bahwa Hea maupun Jaehyun benar-benar sudah mabuk. "Lihat, lihat! Apa Jaehyun pernah tertawa seperti itu ketika bersama perempuan?!" Johnny heboh, menepuk berkali-kali pundak Taeyong agar Taeyong melihat ke arah pandangnya juga.

Taeyong bahkan sudah melihatnya, Jaehyun dan Hea benar-benar sudah mabuk. Taeyong tidak dapat membiarkannya lagi, ia harus mengantar perempuan itu pulang. "Itu karena mereka sedang mabuk, kenapa kau heboh sekali?" ujar Taeyong sambil bangkit dan beranjak untuk menarik Hea keluar dari tempat ini.

Namun bahkan sebelum langkah pertamanya, sebuah suara sudah menghentikan Taeyong.

"Ya! Lee Taeyong!" tampak diujung pintu, Chaeyoung berdiri sambil berdecak pinggang. Perempuan itu berlari kecil menghampiri Taeyong kemudian mengandeng tangan laki-laki itu, "Aku mencarimu kemana-kemana! Aku 'kan sudah mengatakan untuk berangkat bersama tapi Eommamu mengatakan bahwa kau sudah pergi!" bibir Chaeyoung maju dua senti setelah mengatakan itu dengan suara lantangnya.

Sinned in FebruaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang