[14] Peringai

120 17 0
                                    

"Bukan tidak ada waktu untuk peduli, namun kau tidak mau merasakan sakitnya ketika memikirkan hal itu terjadi,"

●•●Sinned in February●•●

Ketika telah selesai merapikan buku-buku pembelajarannya, Hea berniat untuk pergi makan siang karena ia merasa kelaparan sejak tadi. Namun ketika ingin beranjak pergi, sesuatu membuat Hea berhenti. Seseorang yang selalu ikut campur tentang urusannya membuka suara lagi, membuat Hea benar-benar merasa muak.

"Jaehyun, 'kan? Laki-laki brengsek yang sering aku maksud itu." Ucap Youra. Hea melihat sekeliling, memastikan bahwa tidak ada satupun orang yang akan mendengar percakapan mereka.

"Memangnya kenapa?" tanya Hea, ia tahu bahwa Youra akan mengerti ucapannya sekalipun Hea menjawabnya dengan pertanyaan.

"Dia tidak sebaik itu," balas Youra, "Aku melihatnya berkencan dengan perempuan cerewet itu kemarin." Sambungnya.

Hea terdiam sejenak, memikirkan jawaban terbaik yang dapat ia sampaikan. "Itu tidak ada urusannya denganku." Jawab Hea yang sukses membuat Youra terkejut mendengarnya.

Youra menatap Hea penuh tanda tanya. Ia kira Jaehyun dan Hea memiliki suatu hubungan karena jelas sekali bahwa mereka telah melakukan sebuah kesalahan, kesalahan yang biasanya didasari oleh cinta dan bahkan mereka siap menanggung itu bukan? Lalu apa itu semua jika bukan karenaq cinta?

"Bagaimana bisa.." Youra bergumam tidak percaya. "Apa kau gila? Dia bisa saja meninggalkanmu bila kau bersikap seperti ini." Ucap Youra, terdengar begitu peduli ditelinga Hea.

Hea membuang napasnya, Youra jelas tidak mengerti apapun namun perempuan itu telah mengambil keputusan sendiri dari apa yang ia lihat dan ia tahu. Hea rasa bahwa Youra tak perlu tahu lebih dalam lagi namun perempuan itu berlagak menjadi malaikat yang tidak akan memisahkannya dengan Jaehyun.

"Aku tidak memiliki hubungan dengannya. Ini terjadi bukan karena cinta namun karena kesalahan," jelas Hea yang akhirnya memutuskan untuk membagi lagi cerita-ceritanya. "Dia mengundangku ke pestannya dan.. itu terjadi. Sebelumnya, dia tidak pernah mengundangku atau bahkan menganggapku ada. Tidak salah bila dia pergi dengan perempuan lain, namun dia akan tetap membantuku," jelas Hea lagi, membuat semuanya terlihat jelas bagi Youra.

Youra mengangguk mengerti namun tak lama kemudian perempuan itu terkekeh, "Bagaimana kau sangat yakin, bahwa ketika dia sudah bersama perempuan lain, dia akan tetap ada bersamamu bahkan diantara kalian tidak memiliki hubungan apa-apa?" tanya Youra, kata-katanya sukses menghantam Hea.

"Karena dia mau bertanggung jawab, dia tidak akan melarikan diri." Balas Hea ragu, Youra berhasil membuatnya goyah. Hea tahu bahwa ia tidak akan bisa melewati rintangan ini sendiri dan membayangkan bahwa Jaehyun yang mungkin saja pergi meninggalkannya adalah hal yang menakutkan, salahkah bila Hea merasa demikian?

"Hanya itu? Dia harus mempunyai alasan lain, alasan yang lebih kuat dan lebih besar, alasan yang membuatnya tidak akan melarikan diri bukan hanya karena ingin bertanggung jawab," ucap Youra, kini perempuan itu bangkit dan berdiri didekat Hea, "Kau masih tidak mengerti?" tanya Youra tepat didepan wajah Hea. "Kau harus membuatnya jatuh cinta, maka dia tidak akan pergi." Bisik perempuan itu ditelinga Hea.

Hea menatap Youra dengan berbagai pertanyaan dikepalanya, apa maksud dari ucapan perempuan itu, Hea jelas tidak mengerti, kenapa ia harus membuat Jaehyun jatuh cinta? Hea bahkan merasa bahwa ia tidak memiliki waktu untuk itu. "Kalian harus bersatu untuk menghadapi ini. Tidak melarikan diri? Itu yang tengah kalian lakukan, namun untuk bisa melewatinya.. adalah dengan bersatu." Jelas Youra.

"Apa yang tengah kau bicarakan?" tanya Hea, mengelak untuk mengerti. Jatuh cinta? Hal lucu macam apa yang tengah Youra katakan padanya itu.

"Setidaknya aku sudah memberimu saran.," balas Youra, perempuan itu kemudian menjentikkan jarinya, kali ini ia akan bicara terang-terangan, Hea tidak bisa berpura-pura bodoh kali ini. "Aku menyukai Taeyong namun dia menyukaimu. Dia bersahabat dengan Jaehyun, bukan?" ucap Youra, "Apa kau bisa membayangkan bagaimana bila Taeyong tahu bahwa sahabatnya telah menghamili perempuan yang disukainya?" ucap Youra lagi.

Hea terdiam, membayangkan ketika dunia mengetahuinya adalah hal yang menakutkan. Ya, menakutkan, karena Hea tak tahu harus bagaimana dan disaat itulah, ia akan melihat bahwa perbuatannya akan menyakiti orang-orang terdekatnya dan itu juga akan menyakitinya. "Aku tidak ada waktu untuk peduli. Aku harus menjadi egois dengan tidak memikirkan perasaan orang." Balas Hea.

Youra tak menduga bahwa Hea akan menjawab demikian, membuatnya sukses terdiam. "Oh, ya. Bagiku, bersatu bukanlah cara untuk melewati ini, namun dengan menjadi egois." Ucap Hea lagi yang membuat Youra terkekeh. Jadi, harus menjadi jahat untuk melewati rintangan itu? Apa Hea serius dengan ucapannya?

"Kau bahkan tak terlihat egois sekarang," balas Youra. "Itu hanya peringaimu saja. Bukan hanya Taeyong yang akan tersakiti karena hal ini, namun juga keluargamu. Bukan tidak ada waktu untuk peduli, namun kau tidak mau merasakan sakitnya ketika memikirkan hal itu terjadi," ucapan Youra benar-benar menancap perasaan Hea, perempuan itu telah paham dan berhasil membuat Hea kehabisan kata-kata.

Kini keduanya terdiam. Youra menyadari bahwa perkataannya benar karena melihat Hea yang terdiam setelah mendengarnya. Hea menarik napasnya dalam-dalam, ia telah berjanji untuk tidak menangisi lagi kesalahannya, ia telah berjanji untuk tidak memikirkan bagaimana perasaan keluarganya ketika mengetahui kesalahannya, itu hanya akan menyakitinya dan Hea tidak mau merasakan itu.

"Aku pikir, egois adalah satu-satunya jalan agar aku tidak lagi menangisi kesalahanku. Bahkan membayangkan ketika waktu itu tiba, hanya akan membuatku menangis lagi." Ucap Hea dengan senyuman getir, "Apa yang harus aku lakukan ketika dunia mengetahuinya?" tanya Hea, air mata yang sudah berada diujung matanya begitu saja terjatuh, namun Hea berusaha menahan agar air mata itu tidak semakin membanjirinya.

Kini Youra melihat bahwa Hea tak lagi memasang peringai didepannya. Kini Youra melihat sosok Hea yang sebenarnya. Perempuan ini belum sepenuhnya siap, namun hebatnya dia memilih untuk tidak melarikan diri. Jika Youra berada diposisi Hea, maka perempuan itu memilih untuk segera mengakhirinya, namun Hea memilih tidak.

"Kau hanya perlu mempersiapkan dirimu. Bukan peringai egois yang harus kau pakai, namun peringai baja. Kau harus menjadi kuat sehingga tidak akan ada yang bisa menyakitimu apalagi membuatmu menangis,"

Seumur hidupnya, Youra hanya bisa menyakiti orang lewat perkataannya namun untuk kali ini seperti tidak.

Seumur hidupnya, Youra hanya bisa menyakiti orang lewat perkataannya namun untuk kali ini seperti tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih sudah membaca!
Jangan lupa vote dan komennya!

Sinned in FebruaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang