BAB 2

1.6K 121 4
                                    


⭕⭕⭕

Randy masuk kedalam kamar sang putra dengan berjalan pelan karena takut membangunkannya, kata pembantunya tadi istrinya saat ini tengah menidurkan Nando yang sejak tadi tak mau istirahat padahal sedang sakit.

"Sssttt... Love!" Bisik Randy sambil membelai pipi Sonya yang ternyata ikutan memejamkan mata. Randy mengamati wajah kesayangannya itu dengan gemas, lalu mencumbu bibir Sonya dengan rakus karena istrinya tak bangun-bangun.

"Emmmpphhhtt..." Sonya langsung terbangun karena kehabisan nafas. "Astaga kamu! Pulang nggak bilang-bilang main sosor aja." Omelnya sambil bangun dari tempat tidur, Randy yang sudah sangat merindukan istrinya langsung saja menerjang tubuh Sonya.

"Aku kangen banget sama kamu sayang, hampir sebulan disana ngebuat aku hampir gila. Andai aja kamu mau ikut dan nemenin aku disana." Ungkap Randy dengan nada sedih yang dibuat-buat membuat Sonya memutar bola matanya.

"Kita udah sering bahas ini, aku nggak pernah bisa nemenin kamu tugas luar karena aku punya kerjaan disini. Aku cinta banget sama kerjaan aku, ini cita-cita aku dari kecil." Jelas Sonya.

"Tapi kamu sekarang punya aku dan anak-anak, apa kita nggak lebih berharga dari kerjaan kamu? Aku paham kalau kerjaan kamu itu adalah kerjaan yang mulia, tapi sekarang masalahnya kamu udah nikah dan punya anak, keluarga adalah hal yang harus kamu prioritaskan. Nggak nunggu Nando sakit dulu, baru kamu mau ambil cuti." Ujar Randy yang mulai terpancing emosi, setiap membahas keinginannya agar istrinya berhenti kerja, Randy selalu saja merasa emosi.

"Kita udah bahas ini berkali-kali, dulu kamu baik-baik aja waktu aku kerja berangkat pagi pulang malem, dua bulan yang lalu kamu juga masih baik-baik aja, tapi kenapa sekarang kamu malah makin ngotot? Aku itu wanita berpendidikan, lulusan S3 Universitas Todai dengan predikat cumlaude, kamu mau aku jadi ibu rumah tangga? Itu nggak ada dalam kamus hidup aku." Jelas Sonya dengan nafas menggebu-gebu, jika masalah lain Randy pasti akan selalu mengerti dirinya, tapi kenapa masalah satu ini saja tak bisa membuat Randy mengerti juga.

"Apa cinta yang aku berikan selama ini masih belum bisa ngebuat kamu mau menuruti semua keinginan suami kamu? Aku cuma ingin kamu selalu ada untuk aku dan anak-anak itu aja nggak lebih, aku juga ingin kamu kasih aku satu anak la-"

"Nggak ada anak-anak lagi, aku udah bilang berkali-kali kalau aku ikut program pemerintah, dua anak cukup bagi aku. Lagian selama aku hamil kamu selalu jarang dirumah, aku nggak mau berjuang sendiri lagi. Kamu pikir hamil itu enak?"

"Aku bener-bener nyesel sayang, aku minta maaf karena selalu ninggalin kamu waktu hamil Shasha dan Nando, aku nggak bisa ninggalin pekerjaan." Randy menggenggam tangan Sonya, merasa sangat bersalah akan tindakannya dulu.

"Nah seperti halnya kamu yang nggak bisa ninggalin pekerjaan, kamu juga lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan keluarga, jadi apa bedanya aku sama kamu? Udahlah, aku nggak mau berdebat lagi, aku nggak mau hamil lagi dan aku nggak mau berhenti kerja. Titik." Setelah mengatakan itu Sonya segera beranjak meninggalkan Randy dikamar putranya, Sonya yang sejak tadi sudah menahan airmatanya ingin segera menumpahkan segala perasaannya. Ia begitu mencintai pekerjaannya sebagai dokter Obgyn, dan Sonya tak akan pernah mau untuk melepaskannya.

"Maafin papi sayang, papi salah karena udah sering ninggalin Nando. Papi cuma mau mami dirumah ngurus kamu sama kak Shasha, tapi kenapa mami kamu selalu aja keras kepala. Mami malah ungkit-ungkit masa lalu, kalau mami hamil lagi, papi nggak mungkin ngulangin hal yang sama kayak dulu." Ungkap Randy pada Nando yang tengah tidur, pria tampan itupun lantas memeluk sang putra, lalu ikut memejamkan matanya yang lelah karena baru tiba dari perjalanan dinas ke luar negeri.

Randy hanyalah pria biasa yang mempunyai cinta yang luar biasa untuk Sonya, ia hanya ingin hal kecil dari sang istri, apa itu salah? Selama ini ia sudah sering menuruti segala keinginan Sonya, apapun akan ia berikan asalkan istrinya bisa bahagia, sepuluh tahun membina rumah tangga bersama Sonya, Randy tak pernah meminta hal yang aneh-aneh dari sang istri. Baru kali ini saja ia meminta supaya Sonya berhenti kerja dan hamil lagi, tapi keinginan itu terlalu sulit untuk Sonya kabulkan.

Randy benar-benar merasa sedih.



⭕⭕

TBC

Maap dikit, ditunggu vomment.

How Deep is Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang