ㅤㅤ "Med, lu kok kea gak semangat gitu sih? jangan-jangan lu patah hati gara-gara gue nyeplos kemarin ya?" tanya Mamad sambil mengejar Medina yang langkah nya cepat.
ㅤㅤ "wajah lo pucet Med, sumpah gue ga bermaksud, tapi..." Medina tiba-tiba menyela Mamad yang sedang berbicara.
ㅤㅤ "gapapa Mad... kalo lu gak keceplosan kemarin.. mungkin gue masih berharap sama kakak itu..." ujar Medina sambil tersenyum dan memperlambat langkah nya.
ㅤㅤ "Medina!" kak Fariz yang datang dari arah berlawanan menghampiri Medina yang sedang berusaha melupakan nya.
ㅤㅤ Medina diam, ia bingung harus bagaimana, ia tersenyum tipis dan bersikap biasa saja ketika Mamad menyenggol lengan kiri nya.
ㅤㅤ "by the way kakak ada buku... " kak Fariz datang lalu memberi gelagat seperti orang memberi tahu sesuatu, namun, Mamad langsung mengajak nya pergi secara halus.
ㅤㅤ "Med, jam pertama Ekonomi lintas minat loh, ada presentasi individu..." ujar Mamad.
ㅤㅤ kak Fariz baru saja membuka tas lalu terhenti ketika Mamad mengajak Medina pergi secara halus, kak Fariz tau itu.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
ㅤㅤ "pas-pas an kan sama kak Fariz!" ujar Mamad yang masih membuntuti Medina di kelas.
ㅤㅤ "aelah Mad, kan gue juga gatau kalo bakalan ketemu kak Fariz aduh Ya Allah" Medina menunduk sambil membenarkan ciput nya yang agak miring.
ㅤㅤ "Nih, cokelat. siapa tau mood lu membaik." Mamad menyodorkan cokelat itu kepada Medina, Medina pun menyambut nya dengan senang hati.
ㅤㅤ "Jazakallah Mamaaadd!" ucap Medina dengan mata yang kini seperti bulan sabit.
ㅤㅤ "iye, lu jangan lupa sikat gigi abis makan tu cokelat, kasian gue sama behel lu." balas Mamad lalu berjalan ke tempat duduk nya.
ㅤㅤ "nih woy, abisin." ujar Medina kepada teman-teman nya sambil menyodorkan cokelat pemberian Mamad, ia cukup mengambil beberapa kotak kecil cokelat itu.
ㅤㅤ "Maaciiiw" ujar mereka satu-persatu.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
ㅤㅤ "Medina!" seseorang menepuk pundak Medina, yang ternyata kak Zidan.
ㅤㅤ "Kenapa kak?" balas Medina yang agak mendongak.
ㅤㅤ "Gak, gapapa, cuman manggil, mau pulang bareng gak? ada yang mau gue omongin dikit" tanya kak Zidan sambil menenteng bola basket nya.
ㅤㅤ "ehm.. gue ga bisa..." belum sempat Medina melanjutkan ucapan nya, Kak Zidan memotong.
ㅤㅤ "gue bawa mobil, lo bisa duduk di jok belakang, lagipula sekarang gerimis." kata kak Zidan lalu melihat ke arah lapangan.
ㅤㅤ "ya... oke... tapi apa yang mau di omongin?" tanya Medina.
ㅤㅤ "ini tentang pondok, ntar aja deh gue omongin, ayo." ajak kak Zidan yang berlalu lebih cepat daripada Medina.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
ㅤㅤ "jadi, gini... " kak Zidan membuka pembicaraan ketika di mobil, mobil nya kini sudah agak jauh dari sekolah.
ㅤㅤ "tahun ini kan Pentas Seni, nah angkatan gue yang ngadain, namanya juga pentas seni pasti di gabung dah ikhwan sama akhwat, lo kesana kan? temen-temen akhwat gue pada kangen sama lo, ya ikut ya Med? bareng gue deh..." pinta kak Zidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Medina
Teen Fiction[ Santriyah In Love Revisi Judul, Semoga tetap Mencintai... ] { 50% Based on True Story } "Udah di pondok termasuk anak yang bandel dan berisik, betakilan pula, eh sekarang malah gini, Astaghfirullah Medinaaa kamu kenapa siiiiihh..." ㅡ Medina Ainul...