Menurut perhitungannya, calon pengantinnya akan tiba pada siang hari. Karena itu pagi ini Ares membawa beberapa demigod dan titan pengikutnya untuk berburu di hutan. Dia berniat menangkap sesuatu untuk Putri Sparta.
Ares membawa tombak favoritnya serta tameng khusus yang terbuat dari titanium. Semua perangkat berburunya dibuat oleh saudaranya Hephaestus. Sudah ribuan tahun berlalu sejak saudaranya bersedia membuatkan senjata untuknya. Hubungan mereka benar-benar buruk setelah Helios sang Dewa Matahari memergoki Ares berselingkuh dengan Aphrodite.
Hephaestus yang marah berhasil mempermalukan Ares dan Aphrodite setelah sang Dewa pandai besi menjebak mereka berdua di ranjang yang telah Hephaestus desain sebagai perangkap.
Zeus marah atas perselingkuhan Ares kemudian membuangnya dari Olympus selama beberapa puluh tahun. Ares tidak habis pikir, bukankah Zeus sendiri sebagai ayahnya kerap kali mencontohkan perbuatan amoral? Entah sudah berapa puluh perempuan yang sudah menjadi pelampiasan nafsunya.
Hera ibu kandung Ares sebagai dewi pernikahan tidak sanggup meredam hobi selingkuh Zeus. Sehingga dewi itu melampiaskan amarahnya dengan merundung kekasih dan anak-anak tidak sah Zeus seperti Hercules.
Ares sendiri belum kapok dan tidak berniat menghentikan aktifitas selingkuhnya dengan Aphrodite. Imbasnya sejak saat itu Ares sukar memperoleh senjata baru, dia merasa pedang dan tombak buatan pandai besi lain tidak mampu menerima kekuatannya dan tidak sebanding dengan senjata-senjata yang ditempa oleh Hephaestus.
"Ares!" seorang demigod wanita berseru. Dia memberitahu bahwa dia sudah menemukan target buruan.
Ares dan beberapa pengikutnya segera menghampiri seruan tersebut. Mereka pun mendapati seekor banteng bertanduk tiga, yang ukurannya dua kali lipat lebih besar dari banteng biasa. Hewan itu nampak buas dan sedang merumput dengan damai.
"Bagaimana menurut Anda?" salah seorang pengikutnya bertanya.
"Banteng itu rasanya tidak enak, dagingnya alot untuk ditelan. Tapi ini banteng yang sangat tangguh, aku akan memenggal kepalanya untuk hadiah bagi Putri Sparta." Kata Ares yakin.
"Apa Anda serius? Memberi hadiah kepada wanita dengan hal seperti itu? Bukankah para wanita lebih suka perhiasan dan emas?" Salah seorang pengikut Ares yang rambutnya dicat merah berusaha mencegah Ares dengan tatapan bingung.
"Aku ini dewa perang dan kehancuran, memberi wanita perhiasan bukan ciri khasku. Walaupun tentu saja semua kekasihku tetap kuberikan kemewahan seperti permata dan safir." Ares bersikukuh.
Tidak perlu menunggu setuju, dewa perang itu menghunus tombaknya dan bergerak cepat namun tanpa gesekan agar monster itu tidak menyadari.
Ketika dia sudah berpijak pada jarak yang tepat; dia pun melompat dan menghunjamkan tombaknya pada leher si banteng yang tampak tidak menyadari kedatangannya.
Lenguhan keras terdengar. Sang banteng bergerak menjauh seraya berusaha agar tetap hidup. Tombak Ares berhasil mengenai nadi vitalnya. Darah banteng monster itu mengucur deras mengubah rumput hijau yang dilaluinya menjadi merah.
Banteng itu pun meronta dan dengan sisa nafasnya berusaha melarikan diri dengan tombak masih menancap. Ares dengan gagah berani melompat maju dan meninju hidung si banteng keras-keras untuk mencegahnya kabur.
Banteng itu tersungkur ke tanah, Ares menggunakan lengannya yang kokoh untuk membetot lehernya. Ares memaksa mempercepat pendarahannya dengan mencabut tombaknya. Banteng itu akhirnya menyerah mati tanpa perlawanan yang berarti.
"Itulah Dewa Perang, membunuh banteng monster sendirian, hebat sekali." Terdengar suara tepukan tangan sinis di dekat rombongan Ares.
Itu adalah Athena, dewi kebijaksanaan dan strategi perang. Dia juga merupakan rival abadi dari Ares karena mereka berdua adalah Dewa Olympus yang disembah oleh manusia yang akan berperang.
Manusia berdoa agar diberikan keberanian dan kekuatan kepada Ares. Manusia juga berdoa kepada Athena untuk diberikan kemenangan.
"Hutan ini bukan wilayahmu. Kenapa kamu ada di sini?!" Hardik Ares kesal.
Athena, seperti kebanyakan para dewa-dewi Olympus lain terlahir rupawan. Rambutnya ikal kemerahan dan berkulit sedikit pucat. Agak berbeda dengan dewi lain, Athena mengenakan helm perang setengah wajah dan tidak mengenakan gaun. Athena mirip prajurit wanita dari Amazon.
"Kalau aku, akan kugunakan anak panahku yang sudah dilumuri racun kemudian membiarkannya mati perlahan," Athena memberitahu.
"Aku bukan pengecut sepertimu Athena, aku selalu bertarung di garis depan," Ares menjawab sinis.
"Kau terdengar emosi Ares, apa kau masih mendendam padaku sejak kejadian perang Troya, dimana Diomedes berhasil melukaimu begitu parah?" Athena sengaja membuat Ares kesal.
"Luka yang dihasilkan karena kecurangan dan tipu daya bukan berarti aku lemah. Aku telah membunuh Diomedes dalam pertarungan yang adil setelah aku pulih," ujar Ares, tidak terima direndahkan.
Ribuan tahun lalu terjadi perang besar antara bangsa Troya dan Sparta, kisah tersebut diabadikan dalam Helen of Troy. Legenda menyebutkan bahwa Ares si Dewa Perang juga terlibat dalam perang tersebut dan menjadi pihak yang menerima kekalahan.
"Apanya yang adil? Dia hanya manusia biasa sedangkan kau adalah Ares si Dewa Perang yang perkasa berumur ribuan tahun, apa kau tidak malu?" Athena membantah.
Area menarik napas, dia kenal saudarinya itu. Dia pandai memutarbalikkan fakta dan membuat banyak orang langsung memihaknya. Apapun yang dikatakan Ares pasti akan dipatahkannya.
"Pergilah, aku tidak mau berdebat, aku juga tidak peduli apa tujuanmu kemari. Pergilah sebelum aku mengusirmu paksa," Ares bertitah. Area dan Athena tidak pernah bertarung langsung satu lawan satu, namun semua orang menganggap Athena lebih kuat. Semua karena dalam setiap peperangan, pihak yang dibela oleh Athena biasanya menang.
"Aku dengar dari Hermes, katanya kau mau menikahi seorang putri, dan aku baru dapat info kalau putri itu penyembah setiaku. Apa rencanamu Ares?" Athena menyelidik.
"Bukan urusanmu," Ares menjawab ketus sembari mengawasi para pengikutnya yang sedang mencoba memenggal kepala banteng tadi.
"Apakah kamu mencoba mengambil hati Zeus? Berusaha membuatnya menyukaimu?" Athena menebak.
"Sekali lagi, ini bukan urusanmu," Ares menegaskan.
"Aku tidak akan membiarkannya Ares, selama aku hidup kamu tetap akan dikenal sebagai dewa pecundang menyedihkan dan tidak diinginkan siapapun. Sementara aku? Yah ... Kamu sudah dengar kan kalau manusia di kota Athena mau membangun patungku yang seukuran bukit?" Athena menyombongkan diri.
Ares bersikap santai dan meninggalkan saudarinya tanpa menoleh ke belakang lagi. Segala intimidasi dari Athena sudah terbiasa dia dapatkan selama ribuan tahun dia menjadi dewa. Semakin ditanggapi Athena akan semakin berisik jadi sebaiknya Ares mengalah dan menyingkir.
Di sisi lain, Jill dan Alastair menyaksikan pertemuan dua dewa tersebut tanpa sengaja dan mendengar beberapa percakapan di antara mereka. Jill baru saja tiba di Olympus dan mulai memasuki wilayah kekuasaan Ares ketika memergoki pertemuan itu.
"Aku tidak menyangka kalau Athena yang bijak bisa mengatakan sesuatu yang kejam," Jill berbisik pada Alastair mengomentari.
"Ares dan Athena memang bersaing sejak lama. Athena selalu berusaha mengalahkan Ares dan membuktikan dia lebih baik dalam segala hal. Biasanya Ares tidak mau menanggapi," Alastair menjelaskan.
Jill mengangguk pertanda paham. Rivalitas antara dua dewa itu memang terekam dalam kisah yang dituturkan para penyair Yunani. Ares yang penuh angkara murka dan Athena yang bijaksana. Ares yang dibenci oleh seantero Yunani dan Athena yang dipuja bagai tanpa cela.
Ternyata kenyataannya tidak sesederhana itu. Terbersit rasa iba dalam hati Jill terhadap Ares yang karakternya selalu disalahpahami, namun Jill memilih mengabaikannya karena itu semua bukan urusannya. Jill sudah cukup bersyukur karena pria yang akan dinikahinya bukan kakek-kakek berumur ribuan tahun.
Walau Jill baru berkesempatan melihat Ares dari belakang, dia bisa merasakan kalau Ares adalah sosok yang tangguh serta suka bertempur namun bukan penjahat keji.
"Kita berangkat lagi tuan putri, menuju Istana Ares." Alastair memandu rombongannya untuk kembali berderap, setelah beberapa saat mereka sengaja menghentikan laju mereka demi menghormati keberadaan Ares dan Athena di jalur mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride Of Olympus
Ciencia FicciónKamu bisa baca e-booknya di Gramedia Digital. Sebagian Part akan di-unpublish. [Sebelumnya Originals] Pre Order Novel cetak dibuka! 16 Juni 2022 s/d 30 Juni 2022 Jiwa seorang aktris di era modern, terjebak di dalam tubuh Putri Sparta dan dinikahkan...