II. Ayah dan Seokjin

30 3 2
                                    

Aku masih memikirkan dan menimbang nimbang permintaan Yumi padaku, sumpah aku dilema sekali. Tidak ingin memikirkan tapi nyatanya kepikiran. Aku yang masih terauma dengan masalah cinta dan di sisi lain temanku- ah bukan bukan dia bahkan sudah aku anggap sebagai saudaraku itu membuatku bingung, benar benar bingung. Aku menyaganginya seperti adik perempuanku sendiri. Bahkan Yumi jarang menolak permintaan dariku. Yumi, gadis cantik yang sangat manis dan baik hati. Mana bisa aku menolak permintaan darinya? Tapi ayolah, kenapa harus masalah ini sih?

Park Yumi kau membuatku bingung saja

Flashback
Kejadiannya memang sudah lama, sekitar 2 atau 3 tahun yang lalu. Gadis muda bernama Kang Sulji itu mungkin sudah lupa dan tidak ingin mengingatnya lagi

Bagaimana tidak, 2 lelaki yang sangat dia percaya dan sayangi begitu tega dengan dirinya. Bahkan waktu kejadian antara keduanya tidak jauh beda. Hampir bersamaan. Apalagi pemuda yang bermarga Kim itu cinta pertama Sulji. Sungguh dia yang pertama. Ayah dan bundanya tau tentang hubungan mereka.

Perawakan Seokjin itu tinggi, putih, memiliki senyum yang indah, memiliki mata yang teduh, dada dan pundak yang tegap menjadi tempat ternyaman untuk Sulji saja --hanya milik Sulji. Dan sosoknya yang selalu membuka pintu dengan senang hati hanya untuk gadis muda kesayangannya, sosok yang seperti rumah.

Bercerita adalah kebiasaan mereka, tidak hanya itu kesukaan yang mungkin juga di sukai kebanyakan orang seperti bercerita, membuat kue bersama, bersepeda di taman dan maraton movie kerap mereka lakukan layaknya pasangan muda lainnya. Hanya saja Sulji merasa paling spesial karena dia melakukan hal itu untuk pertama kali dengan seorang yang begitu mengisi penuh hatinya. Karena Seokjin yang pertama dan akan selalu jadi yang pertama.

Dan saat hari libur tiba, mereka akan menghabiskan waktu seharian itu tanpa sisa. Sarapan bersama, makan siang bersama, memasak banyak makanan, membagikan kue yang mereka buat bersama kepada anak anak di taman, bermain dan bersepeda berkeliling ke taman kota.

Selanjutnya mereka akan menghabiskan sore hari dengan menonton film atau mereka bisa menyebut dengan maraton movie bersama di ruang tengah, dengan selimut untuk masing masing, beberapa kue kering buatan mereka yang tadi di sisihkan sebagian dan susu coklat hangat untuk Jin dan jus orange untuk Sulji. Sungguh sangat manis sekali bukan?

Indah sekali rasanya berada di masa masa bahagia seperti itu, pikir Sulji. Dimana mereka akan saling menyayangi. Saling mengkhawatirkan satu sama lain. 'Dia kelewat indah dan sangat berharga untukku' batin Sulji ketika bersama dengan Seokjin. Ciuman pertama berhasil di curi oleh Seokjin, kejadian itu pada saat tahun ke 2 hubungan mereka. Rasanya seperti kesal, malu, marah, senang, aneh tapi rasanya lebih berdominan ke bahagia karena yang mengambil ciuman pertama Sulji itu seorang pria tersayangnya.

'Ya Tuhan, aku benar banar beruntung bisa memilikinya. Dia yang tidak hanya sempurnya di fisik namun juga hatinya. Sungguh aku tidak akan rela berpisah dengannya. Kumohon buat kami terus bersama untuk kebahagiaan yang akan selalu kami usahakan' rapal Sulji

Pernah suatu ketika, Sulji terpaksa pulang terlambat. Tidak sempat memberi kabar karena ponsel satu satunya lowbat sampai mati.

Pukul 11.00 malam. Dengan perlahan Sulji membuka gerbang depan rumahnya dengan rasa lelah di tubuh mungilnya karena seharian tadi mengurus event yang akan di adakan di sekolah membuat tubuhnya seperti ingin remuk di tambah pula dia harus mulai terbiasa dengan pulang selarut ini.

Saat akan masuk ke dalam rumah Sulji menemukan sepasang sepatu yang tidak asing. Seketika lelahnya sedikit terbayar karena kehadiran orang itu, Kim Seokjin.

Klek

"Aku pulang" teriak Sulji

Kedua bola mata Sulji menangkap seorang pria sedang duduk di depan tv dengan kaki yang lurus di silangkan tidak lupa banyak makanan di meja hadapannya.

Anpaman & EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang