VII. Jeon Jungkook (End)

30 4 1
                                    

"Jungkook" Aku mendekat ke arah Jungkook tanpa Jungkook sadari. Aku mendengarkan apa yang dia katakan di pemakaman Jimin. Hujan gerimis menemani ku dan Jungkook saat ini

"Hyung.. Aku rasa aku tidak becus menjaga noona. Aku berusaha keras untuk menghiburnya. Aku berusaha selalu ada untuknya. Di depanku dia terlihat baik baik saja, hanya lebih menjadi pendiam sejak kepergianmu. Tapi saat di rumah saat aku pamit untuk tidur, dari kamarku aku mendengarnya menangis. Hyung, noona berkata dan selalu berkata dia mencintaimu, dia menyayangimu dan dia merindukanmu. Aku tidak tega melihatnya menangis sepanjang malam. Aku merasa aku tidak berguna. Aku sudah menunjukkan betapa aku mencintainya, tapi itu belum cukup. Hyung, bukannya aku lelah hanya saja aku tidak tega dan aku tidak tahu harus bagaimana sekarang. Aku tidak bisa melihatnya seperti ini. Sudah sebulan, tapi noona belum bisa menerima mu pergi. Hyung aku mencintai noona lebih dari sekedar teman, lebih dari sekedar kakak perempuan. Sungguh hyung, aku sangat menyayangi nya dan apakah aku bisa menggantikan posisimu di hati nya? Hyung bagaimana? Bisakah kau kembali? Buat noona-ku itu bahagia lagi" seperti itulah rintihan kalimat yang keluar dari bibir Jungkook. Punggungnya bergetar naik turun. Kepalanya menunduk. Suaranya bergetar memilukan.

"Jung?" Batinku memanggil, bahkan menggerakkan bibirku saja aku tidak sanggup. Ternyata dugaan ku benar jika Jungkook memiliku sesuatu yang aneh padaku, karena dirinya rela menemani bahkan merawatku sampai sekarang. Jika di katakan teman menurutku ini lebih.

"Hyung aku pamit. Ini sudah malam pasti noona khawatir. Mungkin atau tidak? Sudahlah kook hentikan pikiranmu yang berfirik jika noona juga menyukaimu" dan selanjutnya Jungkook berdiri dan berbalik. Dia terlihat kaget melihat keberadaanku, tanpa banyak bicara aku sedikit berlari untuk memeluknya.

Sayang, kaki sialan ini menyandung batu yang hampir membuatku limbung dan terjatuh. Dengan sigap tangan jungkook menangkap tubuhku "Noona" pekiknya dan menangkap tubuhku

Aku langsung membalas pelukan tidak sengaja dari Jungkook. Aku menangis, bukan tanpa alasan. Aku menangis karena aku bodoh. Dia menyayangiku bahkan mencintaiku. Bohong jika aku tidak menyayanginya juga, namun sebagai adikku.

"Maafkan aku Jung. Aku benar benar bodoh"

"Noona dengar semua yang aku ucapkan tadi?"

"Aku mendengarkan semuanya" Jungkook semakin memper-erat pelukan kami

"Noona aku sangat mencintaimu, aku sangat menyayangimu. Maaf sekali aku lancang, tidak seharusnya aku terbuai oleh perasaanku sendiri. Aku hanya di beri pesan oleh hyung untuk menjagamu tapi aku malah berharap lebih sampai aku tidak bisa mengendalikan perasaanku sendiri. Noona jangan membenciku"

Aku membuka mataku dan mengelus surai Jungkook. Aku mengangguk di potongan leher Jungkook. Dan aku melihat cahaya putih yang tiba tiba muncul membentuk sosok Jimin yang terlihat sangat tampan. Dia memakai baju putih di tambah senyumnya yang merekah. Tuhan aku ingin memeluknya, aku rindu. Dia tersenyum ke arahku dan Jungkook. Dia seperti memberi isyarat bahwa jangan bersedih lagi, atau aku juga akan sedih di alam sana. Aku membalas senyuman itu dengan cucuran air mata. Sekali lagi Jimin memberiku isyarat untuk menghapus air mata dan kembali tersenyum. Aku segara menghapus air mataku dan menangguk mantap.

"Aku akan bahagia dengan Jungkook Jim, terimakasih"

"Noona" kata Jungkook

"Ada Jimin Jung" sejurus itu Jungkook melepas pelukan kami dan berbalik menatap cahaya indah yang membentuk sosok Jimin.

"Kami menyayangimu hyung. Aku akan selalu menjaga noona" ucap Jungkook lirih namun bisa aku dengar, lama lama cahaya itu pergi menghilang terbawa angin dengan senyuman dan lambaian tangan tanda perpisahan

'Aku mencintaimu, terimakasih telah menghadirkan Jungkook sebagai penggantimu. Kau tetap di hatiku Park Jimin' batinku

"Jung ayo pulang, aku ingin makan ramen buatanmu dan bersamamu. Aku lapar" ucapku yang membuat Jungkook tersenyum menampilkan dua gigi kelinci nya -gamas Jungkook

 Aku lapar" ucapku yang membuat Jungkook tersenyum menampilkan dua gigi kelinci nya -gamas Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo kita pulang noona"

Jungkook melangkah duluan sambil menarikku agar berjalan di sampingnya, tangannya menarik pinggangku untuk lebih dekat dengan dirinya lalu jaket yang di kenakan Jungkook di buka untuk menutupiku dari gerimis air hujan. Tidak ada jarak di antara kami berjalan.

"Jadi kita pacaran ya noona?"

"Tidak tau"

"Iya, kita pacaran. Kan noona sayang sama aku, iyakan?"

"Buat aku jatuh cinta padamu Jung. Sekarang ini aku menyayangimu sebagai adikku"

"Aku akan membuat noona mencintaiku seperti aku mencintai noona"

Aku mendongak untuk melihat Jungkook, aku mengangguk dan tersenyum

"Sayang noona, cinta banget" kata Jungkook

TAMAT

-
Akhirnya tamat juga. Semoga ga sia-sia ya kalian baca ini, jujur sebenernya aku minder sama karyaku sendiri. Tapi karna beberapa orang kasi suport jadi berani ga berani, pd ga pd aku publish. Karya pertama yang semoga ga jelek-jelek banget.

Buat kalian yang sudah mau baca sampe selesai terimakasih banyak. Terimakasih banyak deh pokoknya. See you di ceritaku lainnya ya.

Salam sayang, peluk jauh dari bucinnya BTS😚✋💙

Anpaman & EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang