Bagian 8

18 3 0
                                    

"Hahhhh..." Hela nafas perempuan itu.
"Sepertinya ujian nya kurang panjang dan juga banyak gangguan ya.... selanjutnya bagaimana ya...?"
Perempuan itu diam dan sedang berpikir sambil menutup matanya.

"Kalau terlalu lama memikirkan nya sepertinya bakalan ribet deh..." Ucap lelaki yang berada di sampingnya sambil menunjuk ke arah Hiki, Irta, Aisaka dan Angel yang sedang di balut kemarahan tinggi.

"Aa! Maaf maaf...!" Ujar perempuan itu, "Aku bingung harus memulainya dari mana..."

"Kau..." Guman Aisaka, "gara-gara kau... Semuanya..." Kepalan tangannya dan mulai menatap kesal ke arah perempuan dan lelaki itu.

"Tu-tunggu dulu..." Ucap perempuan itu gelisah, "jangan terlalu di pengaruhi emosi masa lalu! Tenangkan dirimu dan hadapi masalah yang sekarang! Dengan begitu kau akan tetap tegar..."

Aisaka yang mendengarnya langsung sedikit mengendalikan emosinya.

"Jadi apa yang ingin kamu ucapkan..?" Ucap serius Hiki, "karena kami tidak bisa melawanmu, kami hanya bisa mendengarkan ceritamu...!"

"Baiklah.." jawab perempuan itu. dan bersiap berbicara dan tatapannya menjadi serius, "Apakah kalian tau, dunia seperti apa ini?"

"Bumi...! kan...?!" Teriak Irta dari nada rendah lalu naik ke nada tinggi, "karena ada kau semuanya berubah..!!!"

"Hmmmm.." Guru itu menggaruk kepalanya yang terasa pusing bersamaan helaan nafas.
"Bisa dibilang salah dan betul..." Jawab perempuan itu dan tetap berdiri di tempat ia muncul namun, memperlihatkan gayanya seakan mengajarkan sesuatu, "Irta.. pernyataan mu tidaklah salah... Memang dunia ini adalah bumi... Namun itu hanyalah zaman dulu...!"

"Gaya mengajar mu sedikit kuno, bisakah kau berhenti?!" Geram Angel yang sudah mengeluarkan pedang iblis nya.

"Kalimat itu... Paling tidak ingin kudengar darimu!" Balas perempuan itu dan tatapannya yang keji seakan melihat Angel menjijikkan.
Mulut perempuan itu bergerak perlahan dan mengucapkan sesuatu
"Dasar monster.."

Mata Angel pun langsung terkejut marah dan langsung maju tanpa ragu dengan membuka pedangnya, "Hyatt!!!"

Ting! Pedang Angel langsung tertahan karena lelaki yang berada di belakang perempuan itu pindah berada didepannya, sambil menahan pedang Angel dengan pedang besarnya.

"Angel!" Teriak histeris Aisaka, "mereka adalah orang yang kuat..!"

Angel menghentikan serangannya, "Aisaka.... aku pasti akan melindungi mu.." Angel hanya tersenyum dan melanjutkan serangannya lalu mengeluarkan aura hitam.
"Hey..." Tegur Angel ke lelaki itu, "jangan meremehkan ku..."
Angel langsung mengarahkan pedangnya ke pedang lelaki itu.
Krek!
Pedang lelaki itu sedikit retak dan semakin retak karena menahan serangan Angel.

"Ughh!"
Lelaki itu terlihat sedikit kesulitan menahannya

"Keluarkan saja aura mu! Sudah kubilang kan?!" Tegas perempuan itu dibelakangnya, "dia.. bukanlah manusia...!"

Lelaki itu sedikit gelisah namun, tak lama setelah ucapan perempuan itu ia mulai mengeluarkan aura berwarna emas.

Keadaan mulai berbalik, Angel terlihat kesulitan menembus pertahanan lelaki itu.
"Kau juga jangan meremehkanku... Karena begini aku juga prajurit djima!"
Lelaki itu langsung mengayunkan pedangnya, Angel secara otomatis langsung terlempar dan terbentur tembok dengan cepat melewati Aisaka.

"ANGELLL!!"
Aisaka langsung berlari menuju tempat Angel namun, lelaki itu tiba-tiba sudah berada diatas Angel dan ingin menusuknya.
"Aaaa!!! Kumohon jangan, komuhon berhenti!!!!!" Teriak Aisaka yang tetap berlari menuju tempat Angel yang diikuti Irta dari belakang nya.

Pedang besarnya yang sudah berada di depan kepala Angel yang sudah tak sadarkan diri, "Musnah lah kau!" Ucap lelaki itu dengan dingin dan ingin menusuk.

"Berhenti!"
Lelaki itu langsung menahan tangannya yang ingin menusuk Angel karena, suara yang mengerikan.

"Aisaka? Kamu kenapa?" Tanya Irta yang berhenti berlari karena perubahan Aisaka, Ia menyentuh pundak Aisaka namun ditahan karena ia merasa bahwa kondisi Aisaka yang seperti orang lain.

"Tutup kembali pedang mu ke sarungnya!" Ucap dingin Aisaka dengan mata yang berbeda dan sedikit mengeluarkan aura merah. Kata-kata yang diucapkan Aisaka sedikit bergetar kuat.

Lelaki itu pun hanya terdiam.
"Kevin!" Panggil perempuan itu, "ikuti perintahnya dan kembali ke belakang ku!"

Seketika lelaki itu berada di belakang perempuan itu.

Aisaka setelah sadar dari kondisi aneh nya langsung menuju tempat Angel yang terkapar lemah diikuti oleh Irta dari belakang.

"Angel... Sadarlah... Angel...!" Ucap lembut Aisaka sambil mengelus-elus pipi Angel.

Irta menggantikan Aisaka memeriksa Angel.
"Kaki, tangannya patah... Bahunya terkilir lalu... Kepalanya mengalami pendarahan hebat..." Ucap Irta yang setelah menganalisis luka yang dialami Angel.

"O-obat! Dimana kotak obatnya??!!!" Ucap Aisaka Panik.

"Aisaka... Tenang sa-"
"UHUK!" Tidak sempat menutup mulutnya Angel pun batuk mengeluarkan darah dan dengan tangan bergetar ia menyentuh wajah Aisaka dengan lembut, "Tenang saja.. sudah.. ku bilang kan.. aku.. tak akan.. mati.. aku...harus melindungi mu.." Angel yang memaksa senyuman lemahnya membuat Aisaka makin terisak-isak.

Bersambung...

Sebuah RuanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang