Dont forget to vote and comment.
Maaf kalau tidak menarik.
Tapi...
Happy reading💙💚
.
.
.Jika Tuhan bisa hentikan waktu. Hentikanlah sekarang.
Entah mengapa hal itu yang terfikirkan oleh Plan ketika dia membuka kedua matanya dan melihat pria tampan di depannya. Plan menatap lekat wajah Mean yang memeluknya dari semalam. Plan akui, Pria dihadapannya ini sangat tampan, alisnya yang hitam lekat, hidungnya yang mancung dan... Bibirnya yang pink dan tebal.
Berbicara tentang bibir.. Plan ingat rasa dari bibir pria itu.
Blush!
Wajah Plan memerah seperti tomat seketika. Dia ingat kejadian semalam.
Plan mencoba menyembunyikan rasa malunya di dada Mean. Bagaimana mungkin dia membuka bajunya sendiri dan meminta Mean melakukannya. Plan benar-benar merasa sudah gila.
Plan menggelengkan kepalanya cepat, dia harus segera bangun dan menyiapkan sarapan untuk Mean. Lagipula hari ini merupakan hari pertama dirinya sekolah.
Ingin melepaskan dari pelukan Mean, Plan pun mencoba menarik tubuhnya. Namun sayang, Mean malah menarik lebih kuat ke dalam pelukannya.
"Mean lepas- kau harus kerja Mean.." ujar Plan lembut masih mencoba melepaskan pelukan Mean.
Mean tidak bergeming.
"Mean Phiravich!" Plan mulai kesal. Sebetulnya Plan sudah berjanji kemarin tidak akan cerewet pada Mean. Tapi lihat, Mean membuatnya kehabisan kesabaran.
"Sebentar..... Ngg" gumam Mean masih dengan mata yang terpejam.
Plan memutar bola matanya malas. Dia tahu jika Mean tidak akan bangun dengan cepat.
"Astaga! Mean Phiravich! Ini hari pertama aku kuliah! Bangun!" Teriak Plan tidak sabar.
"Ngg. Lima menit lagi Kewpla...." Lenguh Mean masih memeluk tubuh Plan.
Deg.
Plan dengan segera menyentuh dadanya. Kenapa dadanya begitu sakit? Bahkan sampai ke perut? Apakah Plan memang perlu ke rumah sakit?
Terkadang dadanya sesak seperti ini. Tapi biasanya tidak sesak hanya sakit sebentar. Tapi entah mengapa Plan merasa ini sangat sesak.
Plan menyentuh kembali dadanya dan mencoba mengambil oksigen sebanyak apapun.
Setelah dirasa dadanya sudah tidak sesak. Plan pun menggelengkan kepalanya melihat Mean yang masih mengigau mantan pacarnya tersebut tak lupa tangannya merapikan poni Mean.
"Kau memang masih menyukai Kewpla Mean...."
.
.
.
Untied Me
.
.
."Plan?"
Mean mengernyit bingung saat dia keluar dari kamar mandi tidak menemukan Plan di kamar mereka.
Biasanya Saat Mean bangun dari tidurnya, dia melihat Plan yang sedang memilih pakaiannya untuk pergi ke kantor. Karena itu dia cukup bingung karena Plan tidak ada.
Mean pun berjalan pada pakaian yang disiapkan Plan di atas ranjang mereka.
Mean memakai kemeja biru polos miliknya, celana bahan hitam tak lupa dasi berwarna merah maroon terpasang di lehernya. Mean terlihat sangat gagah di depan kaca. Tentu saja dia sangat tampan, dia adalah Mean Phiravich.
Setelah memakai pakaiannya, Mean pun keluar dari kamar dan mencium aroma makanan yang tentunya sangat menggelitik indera penciumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untied Me | MeanPlan
FanfictionBagaimana jika seseorang datang padamu dan mengajakmu menikah? Plan Rathavit- Plan tidak tahu apa yang terjadi dalam hidupnya. Ingin membuka kehidupan barunya di Bangkok tetapi dia malah bertemu dengan seseorang yang membuat dirinya sakit! BoysLove...