Two

818 84 10
                                        

 Kalung Wish.
Masing-masing Wish perlu memakai tali yang tertulis nama masing-masing wish.
Entah digunakan untuk gelang maupun kalung.
.
.
.

  Apartemen Phiravich Group terlihat begitu mewah, gedung tinggi menjulang itu bahkan berada di dekat pusat pembelanjaan terkenal di Bangkok, Siam Paragon. Bibir pria mungil yang memasuki apartemen itu terbuka dengan lebar, bagaimana mungkin ia bisa bertemu dengan pria pemilik Apartemen dan aset-aset milik Phiravich Group yang lainnya?!

   Plan menatap kagum pada pria dihadapannya, bukan! Bukan karena Plan jatuh cinta dengan pria ini! Hanya saja—

  Entahlah!— Plan tidak tahu. Hidupnya kali ini benar-benar berada di genggaman Mean Phiravich, pria pemilik Phiravich Group.

  Saat ini Plan hanya mengikuti Mean ke Apartemen Phiravich, mungkin Mean mengajak dirinya ke apartemennya. Sungguh! Biarkan Plan mengutuk dirinya sendiri, apakah tidak ada yang lebih sial dibandingkan pergi merantau, mencoba menemukan motel murah dan ternyata motel tersebut merupakan sisi dunia gelap dari Phiravich Group.

   Shit!

  Plan menatap punggung pria dihadapannya, umurnya dengan pria dihadapannya terpaut cukup jauh— yaitu 7 tahun. Mean berumur 27 tahun sedangkan dirinya hanya berumur 20 tahun. Meskipun Plan baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas tetapi ia dua tahun lebih tua dibandingkan teman-temannya yang lain.

   Tak lama kemudian, Plan menghentikan langkahnya dikarenakan pria dihadapannya menghentikan langkahnya juga. Plan mengerjapkan matanya bingung, "Ada apa?" Tanya Plan.

  Pria dihadapannya membalikan tubuhnya, ia menatap wajah Plan dengan tajam.

  "Tidak ada. Hanya saja. Kau tinggal denganku mulai saat ini."

"Kenapa?" Tanya Plan lagi.

Mean menghela nafasnya, "Kau ingin kuberi otak apa bagaimana? Kau wish-ku Plan. Dan aku ingin kau memanggilku Phi! Umur kita sangat jauh Plan Rathavit."

"Lagipula kau tidak punya tempat tinggal bukan?" Tambah Mean.

Mean pun membalikan tubuhnya dan membuka pintu apartemennya. Plan yang diberitahukan oleh Mean menirukan bibir pria itu dengan kesal. Mean tidak salah, Plan sangat paham itu. Ia tidak punya uang, uangnya hanya cukup untuk hidupnya sebulan. Meskipun kesal, Plan tidak bisa membantah ucapan Mean.

  Pintu apartemen milik Mean pun terbuka, Mean pun masuk ke dalam apartemennya kemudian diikuti oleh Plan. Pria mungil tersebut kembali mengerjapkan matanya kagum, ia menatap seluruh ruangan apartemen milik Mean. Sekarang Ia percaya bahwa Mean Phiravich adalah pria yang sangat kaya raya.

  Apartemen milik Mean terlihat simple dengan warna biru yang mendominasi, ruang tamu dengan sofa yang besar dan minimalis , ruang kerja dengan rak buku yang banyak, tempat Gym sendiri, kamar mandi yang besar dan dua kamar tidur.

  Plan meneguk salivanya kasar masih kagum dengan betapa besarnya apartemen milik Mean— Pria yang baru saja ia temui. Dengan rumahnya di ChiangMai saja, lebih besar dua kali lipat apartemen Mean. Bagaimana mungkin ia bisa tinggal di tempat ini hanya dalam waktu kurang dari 24 jam.

  Dunia benar-benar sudah gila Ma, Pa. Batin Plan.

  "Taruh barangmu di kamarku," ujar Mean menunjuk kamar miliknya.

  "Kenapa harus di kamarmu?" Tanya Plan bingung.

  "Karena kau wishku Plan, dan saat ini aku sangat ingin melakukannya," jawab Mean dengan tatapan penuh nafsu pada wishnya. Ia pun melepaskan dasi yang melingkar pada lehernya.

Untied Me | MeanPlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang