Seorang gadis bersurai hitam legam dengan panjang sepinggul serta memiliki manik mata berwarna abu-abu gelap berjalan seorang diri dengan tentengan belanjaan keperluan dapur dari pasar menuju rumah yang ia tempati seorang diri karena kedua orang tuanya meninggal ketika ia masih kecil karena bertugas melawan Raksasa waktu itu, dan dia juga anak tunggal.
Sosoknya yang sekarang sudah berusia 16 tahun terlihat sangat cantik dan terlihat dewasa dibalik sifat dan sikap kalemnya, bahkan banyak sekali para tetangga yang selalu mengurus selama tumbuh kembangnya sejak delapan tahun silam pun selalu berusaha menjodohkannya dengan putra-putra sulung mereka yang berusia sekitar setahun hingga dua tahun lebih tua dari usianya.
Namun gadis itu selalu menolak halus karena ia memang belum memikirkan hal yang seperti itu, kepikiran buat menjalin hubungan asmara dengan istilah jatuh cinta saja belum kepikiran dan memiliki niat begitu, apalagi sampai menikah muda. Dia belum berpikir begitu.
Selama diperjalanan, semua orang banyak yang menyapanya dengan ramah karena sejak kecil hingga sekarang, gadis berparas manis dan cantik serta berkulit putih ini sama sekali tidak merepotkan siapapun, dikasih ala kadarnya pun ia masih menerima dengan senang hati karena apapun yang diberikan dapat ia gunakan untuk sekian lama dan bisa mengisi perut untuk menangkal lapar, dia tidak akan protes.
Karena mendapat bantuan dari tetangga secara bergantian pun benar-benar membuatnya mampu bertahan hidup dengan benar hingga sekarang sejak ia kehilangan kedua orang tuanya dulu, bahkan membuat ia dapat mengatur semua kebutuhannya dengan baik dan benar juga sejak usia dini karena ia hidup sebatang kara.
Tak lupa ia menyapa balik mereka dengan riang pula karena ia memang merasa berterima kasih dengan semuanya yang benar-benar mengurusnya dengan sukarela dan sukacita layaknya anak sendiri.
"Hei, Alexa! Ada makanan lebih ini untukmu, bawa pulang ya? Jangan lupa disimpan dan dipanaskan dengan benar ya."
Teguran salah satu penjual daging yang sudah memasak sedikit bahan dagangannya dan ada juga yang masih mentah pun kemudian memanggil gadis bernama Alexa ini, membuat yang punya nama pun menghentikan langkah sejenak lalu berjalan mendekati sang penjual.
"Paman, aku sudah bawa banyak bahan makanan karena sepanjang perjalanan ada beberapa penjual yang sudah memberikanku bahan untuk memasak dirumah, ini sudah lebih dari cukup untuk sekitar seminggu atau dua minggu ke depan. Itu bisa untuk anak Paman saja, Paman." tolaknya halus.
"Sudah, bawa saja. Anakku juga sudah paham kalau ini bagianmu, Nak. Bawa ya? Setidaknya jika selera daging, kau bisa menggunakan ini sedikit demi sedikit. Biar tidak bergantung dengan sayur dan buah-buahan saja, harus ada lemak hewani yang masuk kedalam tubuhmu itu biarpun kau seorang vegetarian sejak kecil begitu orang tuamu meninggal. Kau harus tetap tumbuh dengan sehat, Alexa. Kamu juga masih dalam proses pertumbuhan menjadi sosok gadis yang sangat cantik nantinya."
Mendengar itu, Alexa tersenyum manis tanpa bisa menolak lebih jauh lagi lalu menerimanya dengan baik. Ia tersenyum ramah dengan perasaan bahagia yang tak bisa ia ungkapkan sembari mengangguk.
"Terima kasih banyak atas bantuannya sejak beberapa tahun lalu hingga sekarang, Paman Ed. Maaf karena merepotkan kalian serta harus membagi bahan dagangan Paman dan yang lainnya juga bertindak begitu untukku, padahal seharusnya bisa untuk memenuhi kebutuhan kalian. Aku jadi merasa tidak enak karena sudah merepotkan kalian sejak dulu."
"Sama-sama, Nak."
Setelah menjawab dan mendengar itu, Ed tersenyum lebar dan kekehan kecil keluar dari mulutnya sembari menatap punggung kecil Alexa yang baru saja pamit dan meninggalkan toko nya menuju rumah. Lelaki beranak tiga itu memang sangat senang dan terlihat bahagia ketika melihat Alexa tumbuh menjadi anak yang sangat baik serta tumbuh dengan sikap serta tata kerama yang sangat melekat dengan baik dan benar biarpun sejak sepuluh tahun yang lalu ia sudah hidup sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are My Girl [Levi x Alexa] - [✔]
FanfictionBertemu seorang gadis yang ternyata tak disangka-sangka menyelinap kedalam relung hatinya membuat Levi selalu mengkhawatirkannya setiap kali bertugas melawan Raksasa, mengingat gadis remaja yang selalu Levi anggap remeh karena sifat kalemnya dan tak...