2

538 47 2
                                    

Sejak pertemuan saat itu dan sudah tiga minggu berlalu dan mereka belum bertemu lagi setelahnya, Alexa tetap memperhatikan sekelilingnya seperti biasa serta Pasukan Pengintai yang berkeliaran dan berterbangan kesana kemari setiap kali bertugas untuk mengecek keamanan kota, kedua manik matanya dengan seksama menangkap pemandangan mereka ketika sedang menggunakan alat tersebut.

Langkahnya tiba-tiba terhenti ketika melihat Pasukan Pengintai saat ini tengah berkumpul dilapangan, membuat gerombolan pasukan pengaman kota itu memikat semua pemilik mata yang ada disekitar mereka tanpa terkecuali termasuk Alexa. Gadis itu bingung kenapa beberapa sudah berpencar, namun selebihnya masih berada dilapangan terbuka untuk umum itu.

Pandangannya kemudian teralih kearah tepukan pelan yang mendarat di pundak kecilnya, lalu ia menyadari siapa sosok yang menegurnya tanpa suara seperti biasa itu.

"Paman." tegurnya pelan dengan senyuman ramahnya.

"Ayo, ikut denganku." ajak lelaki paruh baya itu kemudian, seperti biasa.

"Latihan lagi?"

Beliau mengangguk.

"Bukannya kau ingin menjadi seperti mereka?" tanyanya balik, membuat Alexa mengangguk.

"Memang, tapi kan tidak sekarang."

Lelaki itu tersenyum.

"Biarpun tidak sekarang, setidaknya kau sudah mempelajari cara menggunakan alat itu sebelum kau di tes langsung olehnya. Apa jadinya nanti jika kau ingin bergabung tapi tanpa pengalaman lebih dulu? Dia dulu juga begitu sebelum direkrut. Sudah jangan banyak berceloteh, gadis kecil."

Ajakan itu kemudian disetujui oleh Alexa hanya dengan gerakan langkah kakinya saja tanpa suara bantahan lagi. Ia menoleh sesaat dibalik langkahnya yang sedang mengikuti sosok yang ada didekatnya saat ini, menatap sosok Kapten dari Pasukan Pengintai yang sudah dikenalkan Erwin padanya, siapa lagi kalau bukan Levi yang berada didalam barisan itu.

Aku tak percaya ternyata mereka punya hubungan darah pada awalnya, tapi wajah mereka memang mirip jika diperhatikan dengan seksama biarpun dia cebol. Batin Alexa, lalu menghilang dipersimpangan bersama sang sosok yang selalu mengajarkannya cara menggunakan alat manuever sejak dua bulan belakangan.

Levi yang merasa disindir seketika memegang tengkuk lehernya pelan lalu menoleh kearah sekitarnya, ingin melihat siapa yang membicarakannya dengan satu kata laknat yang sangat menyebalkan ditelinganya itu.

Siapa yang membicarakanku sih?

***

"Alexa, kau sudah mengerti kan bagaimana sejauh aku mengajarkanmu sampai saat ini? Apa saja yang harus kau lakukan, sudah tau kan?"

Gadis itu mengangguk patuh setelah selesai mengenakan semua perlengkapan manuever yang saat ini sudah terpasang sempurna ditubuhnya dan tak lupa mengucir tinggi rambut hitam panjangnya. Semua orang melihat wajah serta sikap feminim Alexa dan tubuhnya yang terlihat lemah itu pasti mengira Alexa tak bisa apa-apa selain pekerjaan rumah tangga yang tidak terlalu berat, namun dibalik itu semua sebenarnya seluruh praduga itu salah.

Ia ternyata punya fisik yang kuat melebihi kelihatannya, sikap yang tegas serta mandiri, bahkan sosok yang ia panggil Paman yang dia katakan memiliki hubungan darah dengan sosok Levi itu juga mengakui kehebatan Alexa dalam menggunakan alat manuever bahkan menebas Titan ketika para Pasukan Pengintai serta tim lainnya bertugas ke Dinding untuk membasmi Raksasa yang berusaha masuk, dan bahkan sudah menerobos pun Alexa bantu diam-diam dari balik bayang-bayang.

Jika kalian tau maksudku apa. Membantu diam-diam tanpa di ketahui lah istilahnya tanpa ketahuan alias bekerja dibalik bayangan (dikira kura-kura ninja apa yang selalu bersembunyi dibalik bayangan). Anggap saja begitulah.

You are My Girl [Levi x Alexa] - [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang