9

283 32 4
                                    

Sekian waktu berlalu, sudah dua bulan sejak keisengan Levi di dinding waktu itu perihal menikah dan buat anak, Alexa saat ini tengah mendengus sembari bertopang dagu dijendela kamar nya seorang diri. Kicauan burung pagi ini ditengah suasana yang mulai tenang karena selama dua bulan terakhir, Alexa bersama seluruh anggota tim dan juga pasukan yang lain berhasil menyingkirkan jumlah raksasa sedikit demi sedikit setiap harinya sehingga ancaman dari para Titan mulai berkurang drastis hanya dalam dua bulan saja.

Lamunan Alexa mendadak buyar ketika suara ketukan di pintu rumahnya berbunyi dengan suara yang lumayan keras, gadis itu berdecak sebal karena ia tau siapa yang punya kebiasaan mengetuk pintu yang suka sekali tidak tau diri itu, kampret.

Dengan langkah malas, ia keluar dari kamar menuju pintu lalu meraih ganggang dan membukanya, menampakkan sosok Levi yang saat ini tengah bersedekap dengan Erwin yang saat ini juga berdiri disampingnya sembari mengangkat satu tangannya dengan artian menyapa seperti biasanya.

Gadis itu tersenyum ke arah Erwin namun menatap jengah Levi yang tengah menatapnya galak seperti biasa, entah kenapa tatapan kali ini membuatnya risih dan aneh.

"Kenapa kamu? Itu mata minta di colok? Jelalatan aja." ujar Alexa bete.

Lelaki itu mendecih lalu meraih lengan gadisnya tanpa aba-aba, membuat Alexa kelabakan dan nyaris saja terjatuh jika ia tak cepat mengimbangi diri lalu menyamakan langkah Levi yang lumayan jenjang biarpun dia cebol dengan tinggi yang hanya 160 cm, Alexa yang mulai menjauh dari rumahnya seketika menoleh ke arah Erwin dengan langkah kaki yang tak melambat sama sekali.

"Erwin, tolong kunci rumahku ya! Tolong cek sedikit isi rumah sebentar biar tak ada sesuatu yang bakal menyebabkan masalah!" pekiknya, Erwin tersenyum sembari mengangguk lalu mengacungkan jempol,  menandakan ia mengerti perihal itu seperti biasanya.

Karena semenjak keduanya pacaran dan hubungan mereka sudah menyebar luar karena Levi seenaknya mengumumkan jika Alexa adalah gadisnya waktu itu tepat setelah penugasan selesai sehabis Levi mengisenginya dengan ucapan buat anak.

Alexa sempat menempeleng kepala Levi waktu itu saking kesalnya dia, membuat semua orang yang melihat saking beraninya Alexa karena menempeleng sosok cebol nan galak itu seketika histeris, bahkan Hanji langsung menarik Alexa menjauh darinya setelah tempelengan kepala itu berhasil didaratkan.

Hanji berbisik dengan ketakutan bukan main kepada Alexa setelah berhasil menarik gadis itu menjauh sedikit dari sang kapten dan berkata kenapa dia bisa seberani itu, semuanya saja takut dengan Levi biarpun sekedar bercanda saja. Lah ini? Sampe main nempeleng kepala!

Gadis itu merengut.

"Apa yang mesti ditakutin dari dia sih mentang galak doang? Dia kalo mau main fisik juga mikir kali!"

Ucapan gadis itu seketika membuat suasana semakin membludak, semua merasa ngeri ketika Levi menatap gadis itu nyalang dan galak bukan main dari tempatnya berdiri saat itu, yang ditatap masih saja melotot balik tanpa ada ketakutan yang terselip dibalik tatapannya.

Alexa mendengus sebal setelah semua banyak yang berkata jangan macam-macam, gadis itu memutar kedua bola matanya jengah seakan mengartikan bahwa ia sama sekali tak peduli dengan tatapan galak milik Levi yang tak lepas darinya sejak gadis itu mendaratkan tangan dengan tepukan lumayan keras diatas kepala sang kekasih yang jarak usianya hampir dua kali lipat usianya.

Dia gak peduli dan tatapan mengancam penuh amarah itu memang sama sekali tak berpengaruh padanya! Tau yang dipelototi balik udah galak gak karuan aja masih nggak ngaruh!

Levi yang merasa lelah melotot cuma bisa mendecih lalu menyentil kening Alexa waktu itu, membuat yang disentil berteriak kesakitan karena Levi menyentilnya dengan kencang. Membuat gadis itu mencak-mencak.

Dalam hati, Levi memang sangat bersyukur dikala Alexa bisa hadir didalam kehidupannya karena ajakan Erwin yang mempertemukan mereka sejak sembilan bulan yang lalu. Gadis yang penuh dengan serba serbi yang mampu meluluhkan hati seorang Levi Ackerman yang terkenal galak bukan main, suka sekali main fisik ketika menghukum dan kekerasan fisik itu sama sekali tak neko-neko. Apapun bentuknya.

Entah kenapa, dari sekian banyak wanita yang ia temui, justru Alexa yang punya perawakan aneh menurutnya.

Kalau kalem, gak ada yang bisa ngalahin.

Kalau marah, galaknya hampir 11:12 sama dia (alias Levi).

Kalau ngambek, dirayunya susah minta ampun.

Kalau dihukum, malah nggak ngeladenin jika dia merasa nggak bersalah dan memang terbukti dia sama sekali tidak bersalah setelah tidak menjalani hukuman yang diberikan padanya.

Kalau cerewet, melebihi emak-emak.

Kalau soal keberanian sih, dia mah udah gila dari sana nya semenjak ia kenal betapa kerasnya dunia serta tempat ia tinggal sejak lahir ini.

Dan yah, banyak beberapa hal lainnya yang tak mampu diucapkan serta dijelaskan dengan kata-kata oleh Levi. Intinya, gadis itu memang berhasil merebut hatinya dengan segala keanehan serta keajaiban yang menurut Levi sangat langka pada diri Alexa itu. Karena semua orang terutama wanita yang melihat Levi, pasti semuanya pada kicep, ngejar-ngejar Levi lah dengan segala macam cara, sampai lelaki itu muak dengan seluruh wanita yang selalu saja mengincarnya. Kalaupun tidak mengejar, mereka menggunakan cara halus alias perantara, setelah Levi tau orangnya, ia memasang muka muak.

Alexa memang menyukainya dalam diam sama seperti semua wanita yang memperlakukannya dengan baik lewat perantara agar tak diketahui identitasnya ketika memberikan Levi bekal atau semacamnya, tapi gadis itu tak bertindak sama sekali waktu itu setelah pertemuan pertama mereka, ia tetap tenang sampai dirinya yang beraksi dan menyatakan perasaan kepada Alexa setelah pengumuman ujian masuk pasukan. Gadis yang ditembak itu sebenarnya memang bingung, kenapa dia yang dipilih, bukan orang-orang yang selalu mengejar Levi tanpa kapok.

Levi menggeleng kala itu, ia lebih memilih wanita yang tenang jika menyukai seseorang dan Alexa lah orang yang tepat untuk itu, dan sudah dibilang bukan? Dia unik, saking uniknya Levi dibuat kepincut hanya di pertemuan pertama mereka waktu itu.

Langkah keduanya kemudian terhenti disebuah gereja besar yang ada di kerajaan area Dinding Maria, Alexa yang bingung kenapa mereka berhenti didepan gereja pun kemudian menoleh ke arah Levi.

"Ngapain kita kesini?" tanyanya penasaran.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Levi menggenggam lembut tangan Alexa lalu menggiring gadis itu kedalam. Ketika pintu terbuka, betapa terkejutnya Alexa dengan dekorasi yang ada didalam gereja tersebut. Dekorasi dengan nuansa putih dan untuk pernikahan pula cuy!

Merasa kebingungannya semakin bertambah jadi, tangan kanan yang tak lepas dari genggaman Levi itu kemudian digoyang-goyangkannya layaknya anak kecil yang tengah merengek kepada sang kakak dengan tingkah seperti itu.

"Hei! Ini dekorasi untuk acara nikah kan? Siapa yang bakal nikah?" tanyanya lagi.

Tapi tetap saja hening.

Gadis itu mendengus, ia tak ingin bertanya lagi karena sekali lagi ia bertanya dan tetap tak dijawab, Levi akan diterjangnya tanpa ragu biarpun sudah pasti lelaki berusia kepala tiga itu akan menahan serangannya dengan cepat dan sentilan kening yang sudah menjadi ciri khas itu langsung mendarat di kening mulus milik Alexa.

"Kita."

Satu kata itu membuat Alexa menoleh ke arah Levi yang masih berfokus dengan segala dekor yang sedang disusun sedemikian rupa itu, kemudian menoleh ke arah Alexa sembari tersenyum lembut dengan sedikit rona di kedua pipinya, membuat Alexa menatapnya dengan sedikit tatapan penasaran.

"Pernikahan kita. Maaf sudah membuatmu menunggu lama sejak lamaran yang aneh serta tak masuk akal waktu itu ketika kita berada di Dinding untuk bertugas, Alexa."

* * *

You are My Girl [Levi x Alexa] - [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang