Shin aera's part.

Tak ada yang lebih menyenangkan selain membaca buku, apalagi itu menyangkut tentang psikologis manusia, jika dihitung hitung buku yang kupunya hanya tentang psikologi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ada yang lebih menyenangkan selain membaca buku, apalagi itu menyangkut tentang psikologis manusia, jika dihitung hitung buku yang kupunya hanya tentang psikologi.

Sambil menunggu pasien yang datang, kuluangkan waktu untuk membaca buku, semoga saja ada yang datang hari ini sebagai pasien, bukan sebagai orang yang mampir sekedar untuk berteduh. Karena cuaca hari ini cukup mendung.

"Baru datang?!" Tanyaku, saat melihat teman sekaligus asistenku yang belum mengganti pakaiannya.

"Ya,Begitulah. Kuramal hari ini pasti tidak ada pasien yang datang. Sini kuberi saran, sebaiknya kau tutup saja klinikmu yang sudah usang ini!" Ejeknya lalu tertawa layaknya nenek sinir di film film.

"Sudahlah, setidaknya aku tak pernah telat membayarmu, Sebenarnya kau harus bersyukur karena masih ada aku yang baik hati untuk memperkerjakanmu, kalau tidak ada aku mungkin kau sudah..."

"Aku tukar pakaian dulu." -Ya begitulah cara mendiamkan Park Shin Hye ini.

Kembali kubaca buku yang sempat kutinggalkan tadi, sambil menunggu pasien yang datang. Firasatku baik hari ini. Semoga saja bukan sekedar firasat.

Aku harus berkerja keras untuk membeli rumah di Seoul, agar aku tak selalu merepotkan bibi. Dan agar aku bisa tidur tenang tanpa harus mendengarkan suara mesin pembuat kue setiap pagi. Semoga saja impianku yang satu ini tercapai, bukan sekedar harapan.

Tubuhku otomatis berdiri saat mendengar suara pintu dibuka, sepertinya ada pasien. Kusiapkan senyum terbaik hari ini untuk pasien pertamaku.

"Annyeonghashimnikka, ada yang bisa saya bantu?" Ini adalah sambutan yang biasa aku lakukan saat seseorang datang keklinikku. Jika dilihat dari penampilannya tak ada yang aneh darinya.

"Annyeong, begini, sebenarnya aku memiliki seorang teman yang memiliki gangguan mental. Ah bukan gangguan mental, tapi hanya sedikit aneh dari biasanya, tapi dia menolak untuk datang kesini." Jelasnya.

"Kalau begitu, saya akan bersenang hati untuk mengunjunginya, Bagaimana?" Kuharap saranku ini akan diterimanya.

"Itu ide yang bagus, baiklah, kalau begitu saya akan mengirim alamatnya lewat surel, Kalau begitu saya pamit. Terimakasih." Pamitnya dengan senyuman yang begitu manis.

Setelah mendapatkan alamatnya, aku bergegas pergi kerumah yang dimaksud,Aku harap ini adalah awal yang baik.

Jika dilihat lihat dari rumahnya, sepertinya dia orang yang berkecukupan, ah bukan, sudah lebih dari cukup.

Rumahnya besar dan elegan., Hampir saja aku lupa dengan tujuan awalku, Karena rumahnya saja aku sudah terlena Ah, sungguh tidak profesional.

Tanpa berpikir panjang, aku langsung menekan bel yang terletak disamping kanan pintu yang cukup besar ini.

REASONING abilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang