Kelas

187 9 0
                                    

H-2 pergi ke Medan. Kini Sarah disibukkan dengan acara packing yang diketuai oleh mamanya.

"Mak, udah semua nih punya ku" seru Sarah sambil memperlihatkan isi kopernya yang sudah terususun rapi.

"Udah kamu bilang? Lipatan macam apa ini?" tanya Rosa sambil mengobrak-abrik kembali koper putrinya. "Terus ini kenapa isinya kebanyakan sempak? Kamu pikir ini sempak sekali pakai apa pake ngestok segini banyak. Gausah lebay deh Sar. Buruan kurangin!"

"-_-"

"Malah bengong!"

"Mamak aja deh yang susun. Plieseeeeee" pinta Sarah dengan gaya seimut mungkin untuk memikat hati Rosa.

Tapi bukan Rosa namanya kalau luluh hanya dengan dengan kata-kata manis anaknya. "Gak ada! Cepetan deh lipetin ulang baju nya yang bener. Liatin mamak!" kata Rosa seraya memberi contoh melipat baju yang benar.

Kalau mamanya sudah bersabda begini. Apa yang bisa Sarah lakukan? Tentu saja menurutinya.

---

Esoknya adalah hari terakhir Sarah pergi ke sekolah sebelum keberangkatannya ke Medan. Lebih tepatnya akan kembali bersekolah setelah seminggu di Medan.

"Buset ini kelas ngapa mendadak horor ya" seru Sarah ketika masuk kelas dan mendapati semua temannya yang sudah duduk dimeja masing-masing sebelum bel. Tidak seperti biasanya, ketika masuk Sarah akan disambut dengan kegaduhan yang menyebabkan polusi suara disekolahnya itu.

"Eh lo pada ngapa si? Kok gue takut ya?" Tanya Sarah ketika ia merasakan atmosfer nya semakin berat.

"Sar... Katanya lo mau pindah ya ke Medan?" tanya Jeje dengan muka melas.

"Sar, apa lo ga nyaman dengan kelakuan kami? Makanya lo pindah?" seru Keanan dengan wajah yang...Oh tidak, kelewat melas.

"Sar, kalo lo pindah. Yang jadi sumber contekan kami siapa dong?" celetuk Anggi.

"Sar, kita belom selesai gosipin si anu Sar. Jangan pindah dulu." Kalau ini jangan ditanya siapa. Sudah pasti si Risya tukang gosip seantero kelas.

"Sar jangan pindah dong" seru Jingga yang hampir sudah meneteskan air mata dimejanya.

Astaga kenapa ini? Kenapa semua teman-temannya beranggapan ia akan pindah? Fiks. Kezi, Misya, dan Claudya adalah orang-orang yang patut dicurigai.

Mata Sarah memicing kepada sahabat-sahabatnya dan ketika sadar ditatap,

"Bukan gue sumpah" celetuk Misya, Claudya, dan Kezi secara bersamaan.

"Siapa yang kasih tauin kalian gue mau pindah?"

Dengan kompak mereka menunjuk ke arah meja yang sama. Meja Kevin?

Hah, dia gabut banget tah ampe nyebar hoax gini amat.

"Guys denger ya. Gue gak mau pindah. Dan gue juga ke Medan cuma seminggu untuk acara keluarga. Dan tentang gue pindah itu HOAX!" seru Sarah dan memperjelas kata hoax diblakangnya.

Seketika suasana hening dikelas buyar begitu saja ketika Sarah berbicara seperti itu. Perkataan Sarah seperti obat yang manjur dalam memecahkan keheningan.

"Yaelahhh. Gakjadi sad kan gue" ucap Jeje kesal.

"Yeuh Kevin sableng. Ngapain juga gue percaya sama ni bocah" seru Ajun sambil menoyor kepala Kevin.

"Bangsuy! tertypu cogan." ujar Rafa.

"Kevin bosan idup guys!" ujar Risya.

"Bunuh jangan?" imbuh Keanan muak.

PARIBAN ZONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang