Mantan

551 37 0
                                    

KAI POV

Aku putar kedua bola mataku dengan malas, sesekali aku menguap karena merasa sangat bosan. Berkali-kali aku membolak-balikkan buku menu di hadapanku, menatap dengan sekilas lalu membalikkan ke halaman selanjutnya.

MEMBOSANKAN!

Aku melirik jam tangan yang melingkar di lenganku. Mataku membulat. Aku teringat sesuatu, langsung ku putar otakku mengingat perkataan ibu tadi pagi.

SHIT!

Dia bilang jam tujuh gadis itu akan datang, bukan?

Lalu lihat! Ini sudah hampir jam sembilan namun dia tak juga menampakkan batang hidungnya.

MENYEBALKAN!

Mataku melirik beberapa piring kotor di hadapanku dan juga gelasku yang sudah kosong.

Aku geram, benar-benar geram dibuatnya.

Aku ingin pergi, tapi ibu, dia terus melarangku.

Dia malah asik bercengkrama dengan wanita sebayanya, sementara aku?

BENAR-BENAR MENYEBALKAN!

Ingin aku umpat rasanya gadis itu jika datang.

Aku juga bodoh menyetujui perjodohan yqng sangat konyol ini. Aku heran mengapa kedua orang tuaku bersikukuh ingin menjodohkanku dengan wanita pilihannya.

Apa mereka merasa aku tidak laku?

Apa mereka tidak lihat jika anaknya sangat tampan seperti ini?

Ckck.

Aku ingin sekali berteriak, aku mengusap wajahku.

Mataku sudah terasa berat, aku mengantuk!

Entah mengapa tiba-tiba rasa kantukku datang lebih awal, biasanya mataku bisa melotot sempurna hingga tengah malam.

Tapi ini?

Hm.

Aku menarik nafas panjangku, mengelus dadaku.

Kakiku sudah tak nyaman hingga bergetar, telapak tanganku mengepal.

Aku menatap ibuku, aku beranjak dari posisi tempat dudukku.

Rasanya stok kesabaranku sudah habis, aku beranikan diri menghampiri ibuku yang sedang asik dengan temannya itu.

"Ehem. Eomma. Kai mau pulang" ucapku pelan.

Ibuku menatapku dalam diam, entah mengapa aku merasa ada sedikit kejanggalan dari kalimat yang baru saja aku ucapkan.

Aku melihat ekspresi wanita yang duduk di samping ibuku dengan menahan tawanya.

"Kai. Sebentar saja, dia pasti datang. Dia akan tiba sebentar lagi" bujuk ibuku.

Aku mendengus kesal.

"Eomma. Mau sampai kapan aku menunggu? Kau bilang dia akan datang jam tujuh tapi sudah hampir jam sembilan dia tak datang juga, mungkin dia memang tak berniat untuk bertemu dengan kita. Lebih baik aku pulang saja" ucapku dengan kesal.

Terlihat jelas ekspresi cemas ibuku, dia menatap ke teman wanitanya. Teman ibuku yang nantinya akan menjadi mertuaku itu mengambil ponsel dari dalam tasnya.

"Hallo. Kau dimana? Mengapa lama sekali?"

"......"

Aku memalingkan wajahku, aku geram. Benar-benar geram!

"Baiklah"

"Sebentar lagi dia akan sampai Kai, kau duduklah dulu. Hm atau kau pesan minum atau dessert lagi sambil menunggunya datang" tawarnya.

Aku ingin mengumpat padanya, tapi aku sangat tau tata krama. Aku hanya terdiam dan kembali ke tempat dudukku yang sudah rapi.

Aku mengambil buku menunya kembali, saat aku ingin memesan jus terdengar suara ricuh di sampingku.

Aku menatap dengan malas.

Akhirnya dia datang!

Gadis itu datang juga.

Gadis yg nantinya akan dijodohkan denganku.

Aku menatap dengan seksama lekukan tubuh gadis itu dari belakang karena posisinya yang membelakangiku.

Ibuku melirik ke arahku dan tersenyum mengirimkan kode dengan jemari tangannya.

Aku hanya menatapnya malas, ku bentuk jemari tanganku untuk memberinya isyarat jika penampilan gadis itu not bad.

Mataku kembali fokus pada buku menu di hadapanku hingga aku tak menyadari jika gadis itu telah duduk di hadapanku.

"Kai" sapanya pelan.

Aku terdiam, aku merasa familiar dengan suara itu.

Aku menutup buku menu itu dan menatap gadis yang berada di hadapanku.

Tenggorokanku terasa kering, lidahku terasa sangat kelu. Aku berusaha untuk mengatur degup jantungku yang memompa sangat kencang.

"Kau" ucapku gemetar.

SHIT!

Aku malu, aku melihatnya terkekeh melihat ekspresiku.

Setelah sekian lama aku dan dia kembali dipertemukan.

Dan dia?

Dia yang akan menjadi calon istriku nantinya?

Oh no?

Sebuah impian yang dulu pernah kita inginkan, yang sirna karena keadaan kini impian itu kembali datang dan menghampiri.

Dia masih menatapku lekat, senyumannya masih sama manisnya seperti dulu. Dia menopangkan pipinya dengan telapak tangannya.

Aku gugup!

Sangat gugup!

Dia menatapku seolah akan menerkamku saja!

Dia terus melirikku dengan tajam, jemari tangan nakalnya mulai menyentuh telapak tanganku.

"Kai, kenapa telapak tanganmu dingin? Apa kau gugup?" ucapnya sedikit terkekeh.

Aku terdiam tak menjawab. Aku mendadak bisu.

'Dia kembali. Ne, mantan kekasihku kini kembali dan dia berada di hadapanku sekarang' batinku.

Oh No!

Entah aku harus bahagia atau seperti apa. Jadi yang akan dijodohkan denganku adalah Krystal, mantan kekasihku semasa sekolah dulu.

Oh No!

Dunia memanglah sangat sempit.

Aku terus menundukkan kepalaku, mataku tak berani menatapnya. Aku takut perasaan lama itu kembali muncul.

Yang mungkin akan membuat sebuah harapan yang baru dan mungkin lebih indah.

To be continued...

GIRLFRIEND EX BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang