02: Menyelidiki

78 15 2
                                    

       Pagi hari di teras rumah, Agni menunggu Hana untuk menjemputnya pergi ke kampus. Mendengar suara motor dari kejauhan, Agni berpikir suara itu adalah suara motor milik Hana. Kemudian dia membuka pintu rumahnya dan berteriak untuk berpamitan pada kedua orang tuanya. Agni berbalik badan dan melihat motor yang baru saja berhenti dihadapannya bukan milik Hana. Dan memang benar, itu bukan Hana.

       "Ehh...tunggu dulu, gue mau ngomong sama lo, please!!" mohon Antoro sambil menahan Agni yang ingin pergi. Pertanyaan-pertanyaan mulai muncul di kepala Agni...

      Apa masih ada Antoro lagi, selain Antoro kemarin?

      Kemarin dia nyebelin banget, sekarang lebih aneh lagi!! Terus, dia mau apa kesini??

      "Lo mau apa kesini?? Datang hanya sebagai orang yang nggak di kenal, nggak punya kerjaan lain??" tanya Agni.

       "Ohhh...gue Antoro, senior yang palinggg...baik di kampus!! Sekarang lo udah kenal gue kann?? Iyahlah pasti!! Satu lagi, gue juga tau nama lo Agni !!" jawab Antoro dengan cepat.

       "Teruss...kalau nama gue Agni kenapa??" tanya Agni dengan malasnya.

      "Pertanyaan lo kebanyakan. Gue mau ke kampus, lo mau ikut nggak??" ajak Antoro.

      "Berangkat?? Sama lo?? Nggak dehh, gue bareng teman kok. Duluan aja sana, ngapain masih disini??" Agni ingin Antoro pergi dari rumahnya.

       "Ohh, teman yang mau jemput lo namanya Hana kan??" Antoro bertanya lagi.

       "Lo tau darimana?? Tadi kan gue nggak ngasih tau sama lo!!" Agni mulai bingung.

       "Tadi, gue nggak sengaja ketemu Hana di jalan, ban motor dia kempes. Dia juga minta tolong sama gue untuk anterin lo ke kampus. Sebenarnya, gue udah nolak tapi, karena gue itu baik jadi gue tolongin dia!" jelas Antoro

       "Kenapa Hana nggak ngabarin ke gue, kalau ban motor dia kempes??" Agni selalu bertanya.

       "Mana gue tau, mikirin ban kempes aja udah repot, apalagi mikirin lo, nggak sempat lahh. Gue udah janji anterin lo ke kampus, jadi sekarang lo naik, kita berangkat oke!!" suruh Antoro.

      Agni merasa ada yang aneh dengan Antoro. Tidak gampang membuatnya percaya pada perkataan Antoro. Dia berusaha untuk mengikuti permainan Antoro.

***
    
      Di kampus, Agni turun dari motor Antoro, tapi dia kesulitan untuk membuka helm. Rito melihat mereka berdua...

       "Buka helm aja nggak bisa, sini gue bukain!" kata Antoro sok perhatian.

       "Nggak mau, lebih baik helm ini tetap di kepala gue daripada lo yang bukain!" jawab Agni. Rito mendengar dari jauh perbincangan mereka. Dia berjalan ke depan Agni.

      "Helm nya jangan lengket di kepala terus!" Kata Rito sambil membuka helm Agni. Dia tersenyum melihat wajah Agni yang terkejut. Pipi Agni terpancar lebih memerah. Antoro mulai kesal dengan tingkah Rito. Rito melanjutkan lagi perkataannya.

       " Kok diam, Kenapa??" Tanya Rito

       "Eee...ee... Nggak apa-apa kok kak, gue tadi kaget aja, soalnya kakak tiba-tiba datang bukain helm ini. Tapi makasih yah kak!" Ucap Agni tersenyum pada Rito. Rito mengangguk dan membalas senyum Agni.

       "Apa?? Kakak?? Gue nggak salah dengar yahh?? Giliran Rito yang ngomong Lo sopan banget, lahh... giliran sama gue Lo ngelawan terus!" Bantah Antoro

       "Apaan sihh...daripada ribut sama lo, mendingan gue pergi dehh!" Jawab Agni beranjak pergi.

       Antoro menarik tangan Rito ke taman kampus dan berbicara di sana. Antoro memastikan tidak ada orang lain di taman itu. Dia mulai berbicara...

       "Rito... Gue mau ngomong sama lo!!" Kata Antoro memulai percakapan itu.

       "Mau ngomong apa sihh Toro??" Tanya Rito bingung dengan sikap Antoro.

***

     Saat Agni masih berjalan menuju ruangan, dia lupa mengembalikan helm yang masih berada di tangannya.

        "Aduhh...kenapa gue bisa lupa ngembaliin helm dia!" Kata Agni sambil menepuk jidatnya.

         Dia berlari kembali menuju parkiran agar mengembalikan helm milik Antoro. Sampai di sana, dia tidak melihat ada Antoro ataupun Rito lagi. Kemudian dia bertanya pada orang di sekelilingnya. Dia ingin tau, kemana Antoro dan Rito pergi. Tapi, dari beberapa orang yang ditanyai Agni, tidak ada yang melihat mereka. Agni mulai penasaran dan mengelilingi seluruh kampus. Selang beberapa menit dia menemukan mereka di taman kampus.

        Agni berjalan perlahan-lahan kemudian bersembunyi dibalik pohon. Dia ingin tahu apa yang sedang dibicarakan Antoro dan Rito.

      "Setelah gue pikir, Lo harus tau rencana gue sama Agni!" Kata Antoro

     Agni terkejut mendengar perkataan Antoro dari balik pohon.

        Rencana? Untuk gue?

       Apa yang mau dia lakuin untuk gue?

        Dari awal dia datang ke rumah, gue tau pasti ada yang aneh. Apa salah gue sama dia?

       "Rencana?? Untuk Agni?? Maksud Lo apa?" Tanya Rito membalas perkataan Antoro.

       "Iyah, jadi gue mau dekat sama Agni untuk seterusnya!" Jawab Antoro

      "Bukannya Lo nggak suka sama dia?? Untuk apa Lo dekatin??" Rito semakin bingung dengan ucapan Antoro.

       "Iyalah... gue nggak suka sama dia. Lo harus tau, gue dekatin dia karena gue mau dia itu baper sama gue. Setelah itu terjadi, gue akan buat hati Agni sakit... Sesakit-sakit nya, sampai air matanya nggak berhenti keluar!" Jelas Antoro.

      " Lo kenapa sihh Tor? Tega yahh... Lo coba mainin perasaan cewe. Gue nggak nyangka otak Lo bisa ngarang rencana yang busuk kaya gitu!" Kata Rito menunjuk kepala Antoro.

       " Ehhh... Maksud Lo apa nunjuk-nunjuk kepala orang??" Antoro mendorong badan Rito.

      "Gue nggak mau berantam sama lo. Yang jelas Lo harus tahu, gue nggak akan pernah ngebiarin rencana Lo itu terjadi!" Rito pergi meninggalkannya. Tapi Antoro mengucapkan kata lagi dengan nada yang keras pada Rito.

       "RITO... PERSAHABATAN GUE SAMA LO BERHENTI SAMPAI DISINI!" Katanya berteriak. Rito tidak peduli dan terus melangkahkan kakinya.

        Agni menangis dibalik pohon itu. Dia tidak pernah berpikir kalau ada orang yang sekejam itu padanya. Tapi, setidaknya dia bersyukur bisa mengetahui rencana jahat Antoro. Agni menghapus air mata nya itu.

       Antoro orang yang benci sama gue. Tapi gue tahu, jauh lebih banyak cinta yang gue dapat, dari pada kebencian dia yang nggak ada apa-apa nya dalam hidup gue. 

       Gue harus kuat, nggak boleh nangis.

***

     Vote+comment+follow yah teman-teman. TERIMA KASIH 😊💕




    

      

 

        

    

     

     

        

       

First And LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang