“Kita tidak bisa begitu saja menyerahkan perusahaan pada Jun Woo. Kalian tahu benar, orang yang mengambil alih perusahaan harus sudah mempunyai istri.”
“Tapi tidak ada lagi yang pantas selain Jun Woo.”
“Mau bagaimana lagi?”
“Menurutku, haruslah Tuan Muda Jun Woo yang menggantikanmu, CEO-nim. Apalagi dia adalah putramu sendiri.”
“Kalau begitu, Jun Woo harus segera menikah.”
“Ck, sial.”
Rasanya sudah ribuan kali pria yang duduk sendirian di halte itu menggerutu kesal, tapi sepertinya belum puas juga.
Tangannya menggenggam kopi kaleng yang masih terasa hangat. Sangat cocok dengan malam hujan yang dingin ini.
Choi Jun Woo — nama pria itu — seharusnya tidak perlu duduk di halte seakan meneduh. Karena ia sendiri membawa mobil.
Tapi tidak tahu kenapa, rasanya ia sangat ingin melihat hujan. Menatap langit gelap, seakan bisa menenangkan hatinya.
Jalanan yang cukup sepi membuat Jun Woo merasa sangat tenang.
Sampai tiba-tiba, seorang gadis datang dengan pakaian basahnya, langsung merebut kopi kaleng itu dari tangan Jun Woo.
Gadis dengan mantel tebal berwarna pink itu menggigil, tangannya menggenggam kuat kopi kaleng itu, berusaha mencari kehangatan dari sana.
Gadis itu tersenyum puas setelah merasa lebih baik, kemudian mengembalikan kopi kaleng itu pada Jun Woo.
“Terimakasih, Ahjussi.”
Jun Woo menerima kopi kaleng itu dengan ragu, kemudian menatap gadis itu. Dan tepat sekali, gadis itu menoleh padanya, tersenyum manis untuk berterimakasih.
Mata itu ... Sangat jernih. Jun Woo merasa tenang saat menatapnya.
“Ahjussi, kenapa diam saja? Kenapa sendirian?”
Gadis itu ikut duduk di kursi halte, tidak peduli kalau Jun Woo tiba-tiba protes.
Jun Woo tersentak, kemudian menggeleng. “Kenapa gadis kecil sepertimu berkeliaran malam-malam?”
“Hya, Ahjussi! Aku sudah dewasa, umurku sudah 18 tahun!”
Kini giliran Jun Woo yang terbelalak. “Hya! Kalau begitu kenapa kau memanggilku Ahjussi? Umurku baru 30 tahun!”
“Tetap saja umur kita terpaut jauh.”
Jun Woo mengalah. Gadis di sampingnya ini bahkan lebih cocok berumur 14 tahun dengan penampilannya yang begitu.
“Ahjussi ... Tadi aku bertanya, kenapa ahjussi sendirian? Tidak punya teman sepertiku, hum?”
“Aku sedang ada masalah.” Jun Woo menatap gadis itu yang kini menunduk. Sepertinya gadis itu sangat kesepian. “Bagaimana dengan dirimu?”
“Aku ... Tidak punya teman.” Gadis itu menghela napas.
Jun Woo mengernyit. “Bukankah kalau di sekolah punya banyak teman?”
“Aku tidak sekolah.”
Jawaban itu membuat Jun Woo penasaran.
“Ayahku sakit, Ahjussi ... Dia dirawat di rumah sakit, dan harus dioperasi. Tugasku sekarang hanyalah mencari uang untuk biayanya. Aku tidak perlu sekolah. Aku hanya butuh uang sampai ayahku sembuh.”
Jun Woo merasa iba sekaligus tidak habis pikir, bukankah gadis ini baru saja bertemu dengannya? Kenapa bisa menceritakan masalah hidupnya dengan sangat ringan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahjussi [ Hiatus ]
Fanfiction☾ Ft. Linyi as Choi Junwoo ☽ Choi Junwoo, satu-satunya yang diyakini menjadi penerus sempurna ayahnya untuk mengambil alih perusahaan. Tapi sayangnya ada syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi CEO Choi Corporation itu ; Menikah. Syarat yang cukup...