Bab 1

257 38 12
                                    

“Huh, dasar Ahjussi menyebalkan. Masa iya baru bertemu sudah mengajak menikah. Memangnya aku ini perempuan seperti apa?!”

Wonyoung terus saja menggerutu saat sampai di rumah sakit. Iya, tadi ia pergi begitu saja setelah menampar Ahjussi kurang ajar itu.

Ia menatap ayahnya yang terpejam. “Appa, kapan kau akan bangun? Apa kau rela kalau aku harus menikah dengan pria tua bangka seperti Ahjussi tadi?”

Tiba-tiba pintu kamar inap tersebut terbuka, menampilkan sosok dokter tampan yang tersenyum pada Wonyoung.

“Dokter Han!” Wonyoung langsung ceria. “Kapan dokter tiba? Bukankah seharusnya dokter masih di Jepang sampai minggu depan?”

Dokter berumur tiga puluh dua tahun itu sudah seperti kakak bagi Wonyoung. Bernama lengkap Han Seungwoo, dokter itu lah yang merawat ayah Wonyoung sejak masuk dan memberi keringanan pada Wonyoung.

“Aku pulang lebih awal karena mendapat kabar bahagia. Istriku baru saja hamil, dan aku sangat sangat bahagia.”

Wonyoung tersenyum. “Wah! Selamat Dokter! Semoga calon bayimu sehat-sehat saja!”

Dokter Han tersenyum. “Terimakasih. Sekarang biarkan aku memeriksa ayahmu.”

Wonyoung mengangguk lalu duduk di sofa. Gadis itu kini menatap Dokter Han yang sibuk memeriksa ayahnya. Gadis itu sangat senang sang dokter sudah pulang, karena sebenarnya, tidak ada dokter seramah Han Seungwoo lagi di rumah sakit ini. Semua dokter pengganti yang memeriksa ayahnya seperti tidak ikhlas, dan tak jarang juga memberi tatapan ketus pada Wonyoung.

Hhh, mungkin karena Wonyoung belum membayar biaya rumah sakitnya. Sudah dibilang kan, Dokter Han meringankannya. Dokter itu bilang, Wonyoung boleh bayar kapan saja.

Tentu saja Dokter itu berhak, beliau adalah pemilik tunggal rumah sakit ini.

“Kenapa pakaianmu basah begitu, Wonyoung-ah?”

Wonyoung tersadar, kemudian menatap pakaiannya yang memang basah. “Di luar hujan, aku belum lama pulang. Bosku menyuruh lembur.”

Dokter Han menghela napas. “Kenapa kau masih bekerja di sana? Bukankah sudah kubilang untuk pindah tempat saja?”

“Sangat sulit mencarinya, lagipula aku juga sudah nyaman bekerja di sana.”

Iya walaupun hanya sebagai pelayan restoran, tapi Wonyoung sangat bersyukur. Setidaknya gajinya lumayan.

“Kau kan bisa bekerja di salon istriku.”

“Tidak mau, Dokter. Pasti nanti kau akan berbaik hati lagi. Aku tidak mau, kau sudah banyak sekali membantuku.”

Han Seungwoo pasrah. “Baiklah-baiklah. Aku sudah selesai memeriksa ayahmu.”

Wonyoung langsung berdiri. “Bagaimana keadaannya?”

Pria itu menghela napas. “Dia harus segera dioperasi.”

Wonyoung menunduk.

“Kau bisa menggunakan uangku dulu, Wonyoung-ah. Aku bisa mengoperasi ayahmu dan nanti soal bayaran—”

“Tidak perlu dokter. Aku akan berusaha sendiri. Tolong jaga ayahku, secepatnya aku kembali!”

Kemudian gadis itu berlari keluar, mengabaikan panggilan dokter Han.

🕊🕊🕊

Jun Woo masih di halte. Hujan sudah berhenti sejak tadi, tapi dirinya belum kunjung pergi.

Pria itu memegang pipi kirinya yang terasa perih. Terlintas bayangan seorang gadis yang berani-beraninya menamparnya.

“Ah sial! Apakah gadis itu tidak tahu kalau aku sangat kaya?”

Ahjussi [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang