Bab 2

227 38 3
                                    

“Jadi ... Perempuan manis ini adalah calonmu, Jun Woo?”

Jun Woo mengangguk mantap pada papanya, seraya mengeratkan genggamannya pada tangan Wonyoung yang dingin.

“Choi Jun Woo! Kau bahkan tidak bilang Eomma lebih dulu?!”

Kini Jun Woo menatap ibunya. “Mianhe, Eomma. Aku takut Eomma tidak akan merestui kami.”

“Dari mana gadis itu berasal? Bagaimana keluarganya? Bagaimana pendidikannya? Kita bahkan tidak mengetahui itu semua, Jun Woo. Bagaimana kau bisa meminta restu?”

“Tapi aku mencintainya!”

Wonyoung sekarang gugup setengah mati. Kalau bukan demi ayahnya, mana mau ia berkorban begini.

Choi Beomgyu — adik dari Jun Woo yang sedari tadi menatap Wonyoung dari sofa sambil memakan snack nya, akhirnya bicara. “Dia bahkan lebih cocok jadi pacarku, Hyung.”

“Ck, diam kau bocah.”

“Ey tapi sungguh, dia tampak sangat muda. Berapa umurnya?”

Jun Woo menatap Wonyoung sebentar, gadis itu terlihat polos sekali. Tidak mungkin ia bilang Wonyoung berumur 25 tahun? Siapa yang akan percaya?

Maka dari itu, untuk hal ini, Jun Woo memilih jujur. “Delapan belas tahun.”

Sang ibu langsung terbelalak. “Hya, Choi Jun Woo! Kau bercanda?! Dia bahkan dua belas tahun lebih muda darimu!”

“Aku tidak peduli Eomma, aku benar-benar mencintainya. Tidak bisakah kalian menghargai pilihanku?”

Wonyoung sadar ini semua hanyalah akting, tapi entah kenapa hatinya berdebar-debar.

Setelah terjadi bisu cukup lama, akhirnya Tuan Choi angkat bicara.

“Tolong perkenalkan dirimu.”

Wonyoung melirik Jun Woo yang kemudian menganggukkan kepalanya.

Gadis itu membungkuk sebentar pada orangtua Jun Woo. “Namaku Jang Wonyoung. Umurku baru delapan belas tahun.”

“Umurnya bahkan setahun lebih muda dariku,” gumam Beomgyu yang masih sibuk menyaksikan.

Tuan Choi menghela napas. “Aku tidak akan bertanya apapun lagi. Aku percaya pada putraku. Aku merestui kalian, selain karena Jun Woo sangat mencintaimu, tapi juga karena perusahaan sangat membutuhkanmu.”

Keputusan itu membuat hati Wonyoung dan Jun Woo lega.

“Lalu ... Bolehkah aku menikahinya besok?”

Nyonya Choi langsung memukul lengan putranya. “Kau pikir menikah perkara mudah?!”

“Tapi aku hanya takut kehilangannya. Lagipula lebih cepat lebih baik, Eomma. Bukankah aku harus secepatnya mengambil alih perusahaan?”

Nyonya Choi menatap suaminya yang juga tampak menimbang-nimbang.

“Baiklah. Akan ku siapkan semua keperluannya.”

Detik itu juga Jun Woo merasa sangat sayang pada ayahnya.

🕊🕊🕊

“Jun Woo, silahkan kau ke kamar dan tinggalkan calon istrimu di sini.”

Jun Woo menatap ibunya tidak setuju. “Wonyoung akan ikut denganku.”

Hya! Kau ini belum menikah dengannya! Apa kamu mau mengajaknya tidur sekamar?!”

Ahjussi [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang